"aduh!" diikuti suara semak semak di pelataran taman SMA Aoba Johsai
"jir! ada cewek jatoh!" teriak Kuroo, seoarang siswa berandalan berambut hitam, mata kanannya tertutup sebagian rambutnya. (jamet)
"OIKS! ADA CECAN JATOH DI SEMAK SEMAK!" orang yang dipanggil Oiks itupun berlari menghampiri Kuroo dan gadis yang terjatuh di semak semak.
"BERISIK! bukannya bantuin bege!" gadis yang 'ramah' itu pun berseru marah, dengan susah payah bangkit dari posisinya.
"eh cantik, kamu gapapa?" orang dengan name tag Oikawa itu menjulurkan tangannya, berkata dengan lembut sambil berusaha meraih tangan gadis yang terjatuh itu.
mata mereka bertemu, beberapa detik sebelum tersadar mereka sempat terdiam dan saling tatap sambil memikirkan entah apa yang ada di benak mereka.
"betah banget natepnya." goda Kuroo pada dua sejoli yang sedang saling tatap itu sambil merangkul pundak Oikawa.
Oikawa yang tersadar pun segera meraih tangan gadis di hadapannya. gelagapan dia langsung menarik tangannya. wajahnya sedikit memerah, dan hal itu tidak jauh dari yang dialami oleh gadis tersebut.
"kalau boleh tau, siapa nama kamu?" to the point Oikawa kembali menjulurkan tangannya.
"o-oh, namaku... Hana, Suna Hana." membalas menjabat tangan Oikawa, dari situ gadis bernama yang menyebut dirinya Hana dapat merasakan tangan Oikawa yang berkeringat dingin dan sedikit gemetar.
"aku bisa panggil kamu apa? Hana? Suna? atau..." Oikawa menggantung kalimatnya. Hana memiringkan kepalanya sebagai isyarat bahwa dia menunggu Oikawa untuk melanjutkan kalimatnya.
"mine?" senyum Oikawa merekah dan menjadi senyum nakal menggoda, Hana yang terkejut akan datangnya hal itu membelalakkan matanya, pipinya merah padam dan langsung menarik tangannya yang ada di genggaman Oikawa.
"e-e... t-terserah, asal jangan yang terakhir." dengan perasaan yang sangat campur aduk Hana pun sebisa mungkin menghindari bertatapan langsung dengan Oikawa.
"hm, aku panggil Suna aja ya cantik?"
"HANAA??" seorang lelaki mungil berlari menghampiri Hana dengan rambutnya ditata keatas dengan sedikit warna pirang di bagian depannya.
"eh? Yuu?" Hana menyipitkan matanya, memastikan bahawa yang menyapanya itu benar sahabatnya, Nishinoya Yuu.
"aku cariin kemana mana! hah... hah..." Nishinoya tampak ngos ngosan.
dari sana Oikawa menatap tidak suka pada Nishinoya yang menghancurkan momen mereka berdua –walaupun sebenarnya ada Kuroo–.
"em.. kak... (baca nametag) Oikawa, aku duluan ya" Hana tersenyum sambil melambaikan tangannya, dia menggandeng tangan Nishinoya sambil berjalan menjauh.
Oikawa hanya bisa menatap kesal melihat Hana menjauh. Ditambah tangan Hana yang menggandeng Nishinoya membuat Oikawa merasa gejolak panas di hatinya membara.
"kita juga cabut." Oikawa menyeret Kuroo. berjalan menjauh dari tempat.
"heh heh! tumben lu sensi banget? buaya kayak lu bisa cemburu?"
"siapa yang cemburu?!" Oikawa memelototi Kuroo.
"dih gamau ngaku, malu tuh sama mantan mantan lu yang cuma lu anggep mainan."
Oikawa semakin memelototi Kuroo
"Gue gak nganggep mereka mainan ya anjing! mereka duluan yang mainin perasaan gue. mereka duluan yang macarin gue cuma buat status sosial." Oikawa meninggalkan Kuroo yang tidak bisa berkata kata lagi.
***
disisi lain Hana yang sedang makan berdua dengan Nishinoya nampak asik membahas soal voli dan gebetan barunya Nishinoya.
sampai ketika ujung mata Hana tak sengaja menangkap sesosok tinggi gagah dengan rambut dan mata cokelat yang tengah berjalan terburu buru melewati kantin.
"kenapa Han?" tanya Nishinoya
"Itu kak Oikawa yang tadi kan?"
Nishinoya melirik ke belakang menyipitkan matanya yang minus.
"ih heeh lah, seremnya.. mukanya bengis banget kayak yang mau bunuh orang ya gak si– HEH HEH! NYET LU MAU KEMANA?!"
"Gue gak yakin dia bakal oke oke aja, di lorong sana ada Abang gue lagi tawuran!" Hana yang panik berlari mengejar Oikawa menuju lorong.
"GUE TEMENI–"
"gausah lu kecil! takut keinjek!"
"ANJING LO HAN!"
Hana berlari meninggalkan kantin dan juga teriakan Nishinoya.
"KAK! KAK OIKAWA!"
demi mendengar suara itu, Oikawa membalikkan badannya. wajahnya yang merah padam pun mereda.
"eh Hana? ngapain disini?"
Hana yang merasa dirinya tidak seharusnya ada disitu pun merasa gelagapan, seperti orang yang tertangkap basah mengejar Oikawa.
"e-eh itu... em... k-kakak ada... waktu kosong gak..?" keringat dingin bercucuran dan wajahnya pun memerah.
"hm? aku selalu kosong kok, apalagi buat kamu." Oikawa menarik seringainya. "kenapa emangnya cantik?"
Hana makin gelagapan, niatnya untuk menghindarkan Oikawa dari tawuran kedua abangnya malah jadi awkward karena tidak mungkin baginya untuk mengucapkan secara gamblang kalo ada tawuran di depan sana. akan jadi sebuah pertanyaan besar 'darimana Hana tau semua itu'.
"em.. anu..."
"kamu kayaknya gak ada keperluan apa apa sama aku."
"itu lho... anu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You [ Hana Oikawa ]
Novela Juvenillove is pain pengalaman paling indah sekaligus paling sakit untuk memulai jatuh cinta