5. Masak Nasi Goreng

27 8 3
                                    

Hari berlalu, Kenan yang baru saja memarkirkan mobilnya melihat Tata yang baru saja turun dari motor Kakaknya. Ia bisa melihat wajah cemberut Tata yang membuatnya tanpa sadar menyunggingkan senyumannya. Menurutnya wajah Tata lucu saat sedang cemberut. Ia terkekeh pelan saat melihat tas Tata di tarik oleh Nathan seperti kucing.

Tiba-tiba ia berhenti terkekeh, "ada apa denganku?" tanyanya entah pada siapa.

"Gadis rendahan! kenapa aku bisa tertawa karenanya?" tanyanya yang menatap ke arah Tata yang masih merajuk pada Nathan.

Kenan pun mengambil tas di jok sebelahnya kemudian ia turun dari mobilnya. Dengan kasar ia menutup pintunya, hingga beberapa anak yang lewat, Tata dan Nathan terkejut kemudian menoleh ke sumber suara.

Tata terdiam dan menatap Kenan dengan mata berbinar-binar sedangkan Nathan hanya menatap malas. Ia kini melihat adiknya yang masih menatap Kenan penuh damba. "Wah, sawan, nih anak," ucapnya malas. Tanpa basa basi ia menarik pungung tas ransel sang adik supaya adiknya itu ikut berjalan.

"Kak! gua bukan kucing!" teriaknya kesal.

"Makanya, buruan jalan!" ketus Nathan. 

Sambil menghentakkan kakinya Tata berjalan terlebih dahulu. Nathan hanya terkekeh pelan, ia paling suka melihat wajah adiknya seperti itu. Tapi, hanya boleh dirinya yang membuat wajah adiknya seperti itu, tidak boleh yang lain karena marah adiknya adalah marahnya juga. Akan dia lakukan apapun itu untuk adiknya.

Sampai di dalam kelas, Kenan langsung duduk sambil mengambil earpod kemudian kembali membaca bukunya. Buku yang selalu Kenan baca adalah buku novel berbahasa Jerman karena dia akan kuliah di Jerman. Tiba-tiba seorang menarik kursi dan duduk di sebelah mejanya.

Orang itu mengulurkan tangannya membuat Kenan kini menatapnya. "Gua Nathan anak XII IPS, lo Kenan, kan?" tanyanya seraya tersenyum ramah.

Kenan menatap tangan Nathan kemudian wajahnya. "Tenang, tangan gua higienist, enggak akan nularin penyakit," ucap Nathan masih tersenyum dan tangannya terulur ke depan Kenan.

"Iya, gua Kenan," jawabnya tanpa menjabat tangan Nathan kemudian ia kembali membaca bukunya.

"Wah, gila, seh! gua di cuekin!" ucap Nathan menatap takjub Kenan kemudian ia menurunkan tangannya dan berdiri dari duduknya. Ia mengembalikan kursi ke tempatnya semula kemudian ia menarik tangan Kenan dan menjabat tangannya.

"Gua Nathan Putra Mahakam, gua harap kita bisa berteman baik. Karena orang yang buat adek gua tersenyum dan baik sama dia berarti dia temen gua," ucapnya seraya tersenyum. 

Kenan terdiam menatap Nathan yang tersenyum begitu tulus. Dia sudah bersikap dingin, tapi bisa-bisanya lelaki di hadapannya masih tersenyum padanya.

Hari itu awal dari sebuah perteman yang terjalin antara Nathan dan Kenan, lelaki dingin yang selalu menyendiri selama sekolah walau pun ia sering mendapat penghargaan karena lomba akademik yang selalu ia ikuti. Nathan menjadi sahabat pertamannya selama ia duduk di bangku sekolah karena memang, Kenan orang  yang penyendiri tidak bergaul dengan siapapun. 

Pagi-pagi Tata sudah bangun, ia bangun jam empat pagi dan mulai berkutat di dapur untuk membuat makanan yang ingin ia berikan pada Kenan. Mulai hari ini, ia akan membawakan bekal sarapan untuk Kenan.

Tata yang ke dapur hanya jika di suruh sang mama untuk membantunya memasak atau membantu membuat cemilan, hari ini ia pergi ke dapur dengan sendirinya. Ia hari ini ingin membuat nasi goreng kesukaannya.

Ia ingin mambuat nasi goreng daging, sebelumnyanya ia memarinasi daging slice yang di bumbui dengan kecap asin dan juga bawang putih. Setelah itu, ia kini mengambil tiga buah cabai merah dan tiga buah cabai rawit. Dua buah bawang merah kemudian ia  mengulek bawang merah dan juga cabai setelah tercuci bersih.

Mendengar suara berisik di dapur, mama pun pergi ke dapur untuk melihat siapa yang membuat keributan sepagi ini. "Ta?" ucap mamanya menatap bingung anak bungsunya sedang berkutat di dapur.

"Eh, mama. Pagi, ma," jawab Tata seraya tersenyum.

"Kamu ngapain, pagi-pagi  udah berisik aja di dapur?" tanya mamanya heran.

"Ma, jangan marah tapi ya," ucap Tata.

Mama memicingkan matanya dan menatap serius putrinya itu. "Kamu mau buatin makanan buat cowok ya?" tanya mamanya.

Tata tersenyum dengan gigi gingsul di sebelah kanan. "Enggak ada pacar, pacaran ya Ta. Mama kan udah bilang, sekolah  yang benar, jangan pacaran!" marah mamanya.

"Janji, Tata enggak akan nakal mama. Cowok yang Tata suka dia orangnya baik. Dia pinter, dan juga dia itu sering menang lomba akademik. Coba deh, nanti mama tanya kakak," ucap Tata seraya tersenyum.

"Enggak, ya enggak!" tegas mamanya.

"Mama," ucap Tata dengan bibir tertekuk ke bawah matanya juga sudah berkaca-kaca.

"Awas aja ya kamu, kalau nakal-nakal!" peringat mamanya membua Tata kini tersenyum. Ucapan mamanya barusan pertanda, jika mamanya mengijinkannya untuk dekat dengan Kenan.

Tata langsung berlari menghampiri mamanya dan memeluk mamanya. "Makasih mama ... Sayang, mama," ucap Tata.

"Hum," jawab mama yang hanya bergumam saja.

"Mama, ih ... jawabnya enggak ikhlas banget," kesal Tata seraya menggoyangkan tubuh mamanya.

"Ya, mama mau jawab apa?" tanya Mama malas seraya melirik ke arah Tata.

"Ish, mama enggak asik," kesal Tata seraya melepaskan pelukannya dari mamanya.

"Kamu mau masak apa?" tanya mama membuat Tata kembali tersenyum ceria.

"Mau buat nasi goreng daging," jawab Tata.

"Udah kamu siapin bumbunya?" tanya  mama seraya berjalan masuk ke dapur.

"Udah, tingggal masak aja. Tapi, Tata mau manggang dagingnya dulu," jawab Tata.

"Kenapa di panggang, langsung di masak aja juga enak," ucap mamanya.

"Ih, amis lah mah. Enggak enak," ucap Tata.

"Enak, masaknya itu dagingnya dulu kamu masak sampai mateng baru deh, bumbunya," ucap mamanya.

"Coba sini, mama lihatin masaknya," ucap mama seraya melihat bumbu yang sudah di siapkan anaknya

"Kurang ini bumbunya, Ta," ucap mama.

"Ih, nanti kepedesan ma," ucap Tata.

"Enggak," ucap mamanya kemudian menambahkan cabai dan bawang putih.

Tata menumis dagingnya hingga berubah warna, baru ia memasukkan bumbu uleknya. Goreng dengan api sedang hingga berubah warna setelah bumbu sudah matang baru masukkan nasinya. Tambahkan garam lagi, penyedap rasa dan juga kecap manis.

Aduk hingga semua tercampur rata, kemudian koreksi rasa, apakah sudah enak atau belum. Jika sudah enak aduk-aduk lagi, dan matikan kompor.

"Ini, kamu cuma masak satu porsi aja?" tanya mamanya ketika sadar jika nasi goreng yang di buat anaknya hanya untuk satu orang saja. Sedangkan Tata hanya tersenyum saja mendapat pertanyaan dari mamanya.

"Memangnya kamu enggak sarapan?" tanya mama.

"Mau mama yang masakin," jawab Tata seraya tersenyum lebar.

Mama hanya bisa menggelengkan kepalanya saja karena tingkah putrinya.

Kakak, Ayo Jadi PacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang