7. Bekal

30 7 4
                                    

Hei Yo... malmingan di temenin Tata dan Kenan guys... semoga suka part ini ya, walau garing. Yuk, ramaikan guys... sebar" ke temen kalian supaya ikutan baca 🤭


Melihat Kenan mau memakan makanan yang di bawa kakaknya ia pun senang. Ah, rasanya sungguh bahagia.

"Kesurupan tuh anak," ucap Nathan membuat Kenan mengernyitkan dahinya.

"Kenapa?" tanya Kenan.

"Tuh, ada anak kesurupan," ucap Nathan seraya menunjuk ke arah adiknya yang sedang tersenyum senang tanpa menyadari kalau gerak-geriknya terpantau oleh sang kakak.

Kenan pun membalikkan tubuhnya untuk melihat apa yang di tunjukan Nathan. "Itu dari adik gua, kata dia lo sering ke sini dan enggak makan. Kasihan katanya lo enggak makan," ucap Nathan seraya menatap Kenan.

"Dia memangnya enggak makan, sampai ada di sini?" tanya Kenan seraya menjauhkan piring somaynya.

"Di makan Nan, ini makanan enggak ada salah. Kalau lo enggak suka sama orang yang ngasih, jangan buat lo buang-buang makanan. Iya sih, lo orang kaya jadi biasa buang-buang makanan," ucap Nathan.

"Ya udah, lo aja yang makan kalau gitu," ucap Kenan dan kembali membaca bukunya.

"Gua udah makan tadi sama telor gulung sambil jalan ke sini. Udah, buruan lo makan, dan lo bilang aja langsung ke adek gua, kalau lo enggak suka dia ngasih-ngasih makanan ke lo. Kalau lo enggak mau, kasih ke orang aja makanannya. Masih banyak orang yang mau makan, makanan yang enggak mau lo makan," ucap Nathan yang sudah berdiri dari duduknya.

"Tegesin aja ke adek gua, walau kayaknya dia bakalan tetep ngasih ke lo dan ngasihnya bakalan terang-terangan. Anaknya keras kepala, jadi buat aja isi otaknya lembut," ucap Nathan kemudian pergi dari sana.

Kenan menghela napasnya lelah, ia menutup bukunya kemudian membalikkan tubuhnya untuk melihat Tata. Namun, ia tidak melihat Tata yang tadi berdiri di belakang pohon.

"Kemana itu anak?" tanya Kenan bingung karena tidak mendapati Tata.

Nathan menghembuskan napasnya dan kembali menghadapkan tubuhnya ke meja. Tempat yang ia gunakan untuk membaca itu ada sebuah meja bulat yang terbuat dari semen dan di bentuk belahan pohon berbentuk bulat.

Kursinya juga berbentuk potongan bulat pohon yang ada sekitar enam tempat duduk mengelilingi meja bulat itu. Kenan menatap somay yang tadi ia singkirkan. Pada akhirnya, ia pun memakan somay itu sampai tinggal beberapa potong lagi.

Tata datang sambil membawa air mineral. "Dari kak Nathan," ucap Tata dan akan segera pergi dari sana. Namun, di tahan oleh Kenan.

"Jangan langsung kabur," ucap Kenan dengan nada suara dingin.

"Ada apa ya, kak?" tanya Tata seraya menatap Kenan.

"Duduk!" perintah Kenan dan langsung di turuti Tata tanpa ada penolakan.

"Kenapa kamu kasih aku makanan, kamu anggap aku enggak punya uang?" tanya Kenan dengan nada suara dingin.

"Itu dari kak Natahn kak, bukan dari aku," jawab Tata seraya menatap Kenan. Kedua tangannya di atas pahanya dengan tangan tergenggam tetapi ibu jarinya bergerak menekan-nekan ujung telunjuknya.

"Nathan udah bilang, kalau ini makanan dari kamu. Kamu anggap aku enggak punya uang buat beli makanan?" tanya Kenan marah.

"Enggak kak, Tata bukan anggap kakak enggak punya uang. Cuma Tata mau beliin aja, jam segini pasti perut pingin makan walau bukan makanan berat. Kakak pasti malas jika harus berdesak-desakan apalagi istirahat pertama kan hanya lima belas menit, makanya Tata minta tolong kak Nathan buat beli cemilan untuk kakak," jawab Tata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kakak, Ayo Jadi PacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang