Pacar?

12 3 2
                                    

Moon mengedip-ngedip kan matanya berkali-kali. Berharap yang dikatakan Sun tadi hanyalah sebuah candaan.

"Halah kamu nggak usah bercanda sama Moon! Moon ini cowok!" Moon menggembungkan pipinya, yang malah membuat Sun gemas dengannya. Sun mendekatkan wajahnya ke Moon.

"Gua keliatan bercanda?" Ucap Sun dengan nada serius.

"T-tapi kan Moon cowok! Kamu gay?"

Sun menggeleng "Nggak, gua bukan gay. Tapi waktu gua liat lo--"

Sun mendekat dan membisikkan sesuatu ke Moon "Gua terangsang"

Moon membelalak kaget dan mendorong Sun, wajahnya memerah karena malu mendengar kata-kata itu.

Sun menyeringai dan menatap pria kecil di depannya "Lo suka kan?"

Moon dengan cepat menggeleng dan menginjak kaki nya "Nggak! Aku nggak suka! Aku bukan gay!"

Sun meringis kesakitan ketika Moon menginjak kaki nya. Dengan kesempatan itu Moon pun berlari menjauhi Sun, Moon berlari sekencang mungkin meninggalkan Sun. Hingga Moon menabrak seseorang.

"H-huwa!! Maafkan aku! Aku tidak sengaja!!" Moon reflek membungkuk kan badannya dan menutup matanya dengan erat.

"Lah? Moon? Gua cariin dari tadi, lo dari mana?" Ternyata itu adalah Jarel. Sahabatnya.

Moon yang mendengar suara Jarel segera menatap nya dengan mata berbinar dan memeluk Jarel.

"Huwaaa Jarel! Aku takut!"

"Bangsat lepasin gua, ngapain lo meluk-meluk gini?"

Moon menghapus air matanya, dia melepaskan pelukannya dari Jarel. Matanya memerah karena tangisannya, cukup di akui. Moon memang terlihat sangat menggemaskan sekarang, membuat semua orang yang melihatnya pasti merasa gemas dan juga kasihan padanya.

"Lo dari mana? Kenapa lo nangis?" Jarel membelai kepala Moon dengan lembut. Moon masih terisak kecil.

"Aku takut rel... Cowok basket itu ngejar aku!"

"Beneran?"

Moon mengangguk. "Jarel" panggil Moon. Jarel mengangkat alisnya

"Kenapa?"

Moon menatap Jarel dengan polos "Boleh lap ingus di baju Jarel ga?"

Jarel membelalak dan langsung memukul kepala Moon.

"Tolol! Kalo mau lap ingus tinggal bilang! Gua punya tisu! Bukan di baju gua anjing"

Jarel mengeluarkan tisu dari sakunya dan memberikannya kepada Moon.. Moon dengan cepat mengambil tisu itu dan mengelap ingusnya, kemudian Moon terkekeh.

"Jarel menggemaskan"

Jarel menatapnya tajam "Lo ngomong gitu lagi, gua pastiin lo gabakal dapet jemputan gratis dari gua lagi!"

Moon langsung panik dan memegang tangan Jarel "Jangan Jarel! Nanti Moon berangkat sama siapa?!"

"Naik bus aja sana"

Moon menggeleng "gamau, nanti ada om cabul"

Moon dulunya menaiki bus, pulang dan sekolah. Namun pada suatu waktu Moon pernah di cabuli oleh om' gendut. Moon dengan cepat memukul kepala botaknya dan turun dari bus. Karena itu Moon tidak mau menaiki bus lagi, dan meminta Jarel untuk menjemputnya dan mengantarnya pulang. Seperti cewek.

Jarel mendengus kesal, dan menatap Moon "Yaudah ayo pulang"

Moon tersenyum dan mengangguk "Iya ayo! Beli bakso dulu yuk rel? Biar Moon yang beliin Jarel"

"Bener ya?"

"Iya!"

Jarel mengangguk dan menarik tangan Moon ke motornya.

.

.

.

Keesokan harinya, disekolah Moon sedang berada di ruang club seni. Ya, Moon mengikuti club seni karena dia begitu suka dengan seni. Moon sedang melukis pemandangan pantai, Tiba-tiba ada ketukan di jendela yang membuat Moon kaget dan reflek menoleh ke arah Jendela.

"Hallo manis? Sendiri aja?" Sun masuk dari jendela.

Moon membelalak "K-kamu juga sekolah disini?!"

Sun terkekeh dan menggeleng "Nggak, gua di sekolah lain"

"Terus kamu ngapain kesini"

Sun berjalan mendekat "Ngunjungin pacar gua"

Moon kembali tersipu dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Aku bukan pacar kamu! Aku ini cowok"

"Persetan dengan gender, gua cinta lo"

Moon memegang kuas nya erat-erat, cukup di akui Moon tidak bisa menahan detak jantung nya yang berdebar lebih kencang dari biasanya.

Sun menatap ke lukisan Moon "Lo... Suka melukis?"

Moon kembali menatap Sun dan mengangguk "Iya, aku suka melukis!"

Sun menyeringai "Kalo gitu, lo bisa lukisin gua?"

Moon terdiam, terlihat berpikir sebentar lalu mengangguk "Iya, bisa"

Sun tersenyum dan duduk di depan Moon, Sun menompang dagu nya menggunakan tangannya. Menatap mata Moon dengan dalam, menikmati setiap inci dari wajah Moon.

Dengan tatapan yang seperti itu, membuat Moon menjadi gugup dan tersenyum canggung. Wajah Moon sedikit memerah, Moon merasa hawa disini sudah panas.

"U-uhm? Apa yang salah?" Tanya Moon kepada Sun, berharap Sun berhenti menatap nya seperti itu. Yang membuat hati Moon perlahan meleleh.

"Lo cantik, lo lucu, lo imut, lo sempurna"

Moon terdiam, dia menatap ke arah lain. Merah di wajahnya semakin terlihat jelas

"Moon, gua tanya sekali lagi... Mau jadi pacar gua?"

...

Wait for the next chapter!🎉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sun & MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang