04. Bandung dream

41 4 5
                                    

Happy reading~

Tok tok tok!

"Mbah!"

"Sopo toh?" terdengar suara parau seorang wanita tua dari dalam sana.

"Haikal, Mbah!"

"Masuk aja, Haikal.. pintunya nggak Mbah kunci.."

Ceklek!

Perlahan pintu Haikal buka dengan hati-hati. Ia menemukan seorang wanita tua yang sedang duduk di kursi kayu sembari meneguk segelas teh hangat buatannya.

"Mbah, Haikal bawain ini buat Mbah. Dimakan ya, Mbah" Haikal menyimpan kantong kresek berisi makanan yang tadi ia beli ke atas meja.

"Gak usah repot-repot toh, Kal.."

"Gak apa-apa, ini Haikal beli spesial buat Mbah" Haikal tersenyum, menampakkan gigi putihnya yang indah, sembari mendudukkan dirinya di atas lantai tepat bersampingan dibawah wanita tua itu.

"Udah lama gak kesini.. Haikal betah ya, dirumah?"

"Betah apanya? Orang Haikal suka nginep di apartemen Max!" ia merotasikan bola matanya, malas.

Mendengar jawaban Haikal, tentu saja itu membuat wanita tua itu terkejut. Mbah kira, Haikal jarang menemuinya, karena ia telah berdamai dengan sang Ibu.

Namun ternyata tidak, tidak ada yang berubah diantara hubungan ibu dan anak itu, "Ada apa lagi toh, Kal?" Mbah menatap Haikal sendu.

"Gak ada apa-apa, emang Haikalnya aja yang bandel!" ia tertawa lepas didekat wanita tua itu. Bersikap manja selayaknya anak kecil yang berusia lima tahun.

Nenek itu menghela nafas pelan, "Makanya.. jangan nakal jadi anak.. turutin kemauan Ibu kamu.." ia tersenyum kecil sembari mengelus pelan surai hitam indah milik anak dibawahnya itu.

"Haikal selalu turutin apa yang Mamah mau, tapi selalu kurang Mbah.."

"Gak apa-apa.. yang penting Haikal udah berusaha sebisa Haikal nurut sama Ibu.."

Ia mengangguk, "Mbah.." lirihnya, "Haikal gak pernah iri sama siapapun. Baru kali ini Haikal iri sama seseorang"

"Iri sama siapa? Pacar mantanmu itu? Ganteng toh?" Mbah tersenyum jail.

"Amit-amit Haikal iri sama dia! Masih gantengan Haikal, kok!"

Wanita tua itu tertawa kecil, "Lah terus opo toh, Kal?"

"Haikal iri sama Cahyo.."

"Jangan iri sama Cahyo.. hidup Cahyo susah, Cahyo juga harus cari uang buat nafkahin Mbah.." Nenek itu tersenyum, "Haikal kan hidupnya lebih layak.. Haikal masih punya Ibu.. Cahyo cuma punya Mbah yang nyusahin dia.."

"Yang bikin kamu iri opo toh, Kal.." lanjutnya.

"Walaupun orang tua Cahyo udah gak ada, tapi Cahyo punya Mbah.. Cahyo punya seseorang yang bikin dia kuat.. kadang Haikal malu kalau harus terus-terusan cerita sama minta kasih sayang ke Mbah.."

"Ra usah malu.. Mbah malah seneng Haikal suka jenguk Mbah disini.. cerita-cerita.. nemenin Mbah waktu Cahyo gak ada.." Haikal mengangguk pelan, "Kamu mau Mbah buatkan teh?"

"Gak usah Mbah, Haikal udah ngopi tadi"

Ting!

Jarka G.G.A ( ganteng-ganteng anjing )
online
—————————————

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Them and their problems  || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang