Maaf kan aku yang plin-plan dan sok ini!
Cerita Darrel untuk sementara waktu hiatus dulu, soalnya bab yang aku tulis di draft beberapa bab lagi mau tamat, alhamdulilah hilang..Yeay!Hiks...srooot
Sebagai gantinya, aku meluncurkan cerita Sergio-temennya dedek Darrel?
Masih ingatkan kan? Kalo gak ingat ya udah, syukur..Aku pun ikut seneng...JANGAN LUPA VOTE YA! GAK KOMEN GAK PAPA, YANG PENTING VOTE AJA, LEBIH DARI CUKUP..
Kasihanilah aku wahai reader terang dan gelap yang baik hati dan suka bikin seblaknya Rafael..
Ayo vote! Biar up terus, gak kaya cerita Darrel..
0o0
Denpasar, Bali pukul 10.00 WITA
Tour guide atau pemandu wisata.
Sudah ia lakoni ketika dirinya berumur dua belas tahun yang lalu.I Kadek Rayner Syailendra. Begitu lah namanya. Remaja yang baru menginjakan kan usia tujuh belas tahun itu tengah memakai kan topi adat Bali seperti biasa. Tak lupa juga, ia menyelipkan satu bunga kamboja di telinga kiri nya. Hanya dengan memakai pakaian putih polos dengan dipadukan kain poleng bermotif hitam-putih.
Remaja itu menatap intens wajahnya sendiri didepan cermin kamar tidurnya sembari tersenyum. "Semangat bekerja Ray." ucap nya menyemangati diri sendiri.Netra matanya meneliti secara detail, setiap ujung pakaian yang dikenakan nya dari atas sampai bawah. Karena prinsipnya kerapian nomor satu dikamus hidupnya.
Tangan kirinya lalu beralih menyambar tas selempang hitam yang selalu ia bawa kemana-mana sampai ke toilet pun ia bawa, sebab dirinya merasa takut jika tas tersebut hilang diambil orang.Maklum, Ray terlalu menyayangi tas tersebut.
Hanya benda itu lah peninggalan berharga dari sang ibu yang telah berpulang ke pangkuan Tuhan.Ayah? Pergi meninggalkan dirinya disaat mendiang sang ibu telah tiada. Yang Ray tau jika ayah nya telah menikah kembali dengan wanita orang Medan dan menetap disana tanpa mengingat jika Rayner masih membutuhkan sosok seorang ayah.
Terkadang Ray tersenyum kecut, mengingat, mengapa garis hidup nya seperti ini. Oh sebegitu sayangnya sang Tuhan kepada dirinya? Hingga memberikan jalan takdir yang begitu menyedihkan.
"Gue harap dapetin bule single biar enggak ribet bawa barang bawaanya ke resort." harap Rayner.
-Yesaya Sergio-
Ray tengah menunggu dengan sabar, kedatangan tamu bule nya itu didepan pintu resort utama. Dengan menumpuk kedua tangan nya didepan perut sebagai adat kesopanan dari penyambutan tamu, tak luput senyum ramah terbit disudut bibirnya, sebagai hal penting dalam melayani turis lokal maupun luar negeri sudah menjadi sebuah keharusan. Dirinya tidak mau mendapatkan penilaian buruk tentang kinerja yang sudah ia lakoni sejak lama ini.
Ray berdiri tegak dengan lengkungan senyuman yang sedari tadi telah tercetak jelas dibibir nya. Ia harap do'a nya terkabul kan oleh Tuhan detik hari ini juga.
Satu mobil khusus yang telah disediakan oleh pihak resort berhenti didepan pintu utama. Melihat kedatangan tamu nya, kontan Ray bergerak cepat guna membuka kan pintu mobil tersebut.
Nampak seorang pria berparas bule turun dari mobil tersebut setelah dibuka kan pintu lebar-lebar oleh Ray.
Pria tersebut terlihat perfect dengan memakai kaos pendek berwarna hitam polos, kaca mata hitam bertengger di hidung mancung nya, tak lupa sepatu sneakers putih polos senada dengan warna celana pendek selutut yang pria itu kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life In Control
Fanfiction[DARK STORY, OBSESSION] ... Deskripsi; Yesaya Sergio Alexis. Nama baru yang disematkan untuknya kala bertemu dengan Altarick Leon Alexsis tanpa kesengajaan di Denpasar, Bali. Bertemu untuk pertama kalinya, membuat Leon mengangkat Sergio menjadi putr...