• Kendala hp rusak, akhirnya selesai juga huhu :)
•••
MLIC-SERGIO IS BACK
Ubud, Bali
7 tahun yang lalu.
Suara roda dari brankar pesakitan terdengar tak beraturan menepaki tiap kramik putih. Dua suster terlihat mendorong gesit, memasuki sebuah ruangan yang direkomendasikan oleh dokter ahli kandungan.
Tertulis ICU begitu jelasnya, menempel di depan ruangan tersebut.
"Maaf pak. Tolong bapak menunggu disini saja! Biarkan dokter yang menangani istri bapak didalam."
Pria itu mengngangguk lemah--berharap cemas, "tolong berikan yang terbaik untuk istri saya."
Suster dengan rambut pendek itu hanya membalas dengan senyuman singkat. Tubuhnya lantas memasuki ruangan darurat tersebut tak lupa, menutup rapat pintu bercat putih itu dengan gerakan cepat."Ayah, dedek bayi nggak akan kenapa-kenapa kan?" suara kecil dari bocah berumur tujuh tahun. Sorot mata coklatnya menatap sang ayah seperti menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut pria itu.
Pria itu menangkup wajah kecil putra sulungnya dengan kedua tangan nya. "Kita berdo'a saja nak! Agar bunda dan dedek bayi nggak kenapa-napa." jawab nya berusaha tersenyum dikala rasa takutnya tengah melanda dirinya.
Pria itu bernama I Nyoman Sabda Wiyoko, seorang pekerja kuli bangunan yang gajinya hanya cukup untuk makan dan membiayai sekolah Rayner saja. Untuk saat ini, dirinya dilanda kebingungan begitu hebat.
Memikirkan bagaimana caranya agar mendapatkan uang demi melunasi biaya persalinan sang istri nantinya.Terdengar tepak sepatu yang Sabda yakini adalah seorang ....?
"Maaf pak, bapak ditunggu ke loket pembayaran untuk melunasi biaya administrasi istri bapak". Yap, betul sekali orang itu ialah seorang suster rumah sakit Ganesha Medika.
Suster itu beralih menatap ke arah Rayner yang diam, menatap pintu operasi tanpa pergerakan sedikit pun.
"Ucul sekali bocil yang yang satu ini". gumamnya membatin menahan rasa gemas karna pipi gembulnya meminta untuk dicubit.
"Baiklah suster, saya akan kesana dan melunasi biaya administrasinya." balas Sabda beberapa menit setelah termenung lumayan lama. Pria itu duduk di kursi tunggu dengan pikiran kalut.
"Ah iya pak. Kalo begitu saya lanjut untuk bekerja, permisi." Suster berambut ikal itu cepat-cepat pergi dari sana. Jiwa keibuan nya meronta-ronta akibat melihat Rayner tadi.
Sabda menoleh ke Rayner, "nak ikut ayah ya! Ayah ada urusan."
Rayner mengngangguk cepat lalu tersenyum.
Senyuman itu sebagai penyemangat Sabda dikala dirinya sedang terpuruk seperti saat ini. Tanpa sepatah dua kata. Sabda menggandeng tangan kecil milik putranya sembari bersenda gurau kecil agar tidak mengganggu pasien lain nya.Tiba diloket administrasi yang jaraknya tidak terlalu jauh.
"Dengan bapak I Nyoman Sabda Wiyoko? Ini rincian dari semua total biaya yang harus bapak lunasi!" kata suster tersebut menyerahkan sebuah kertas ke arah Sabda.
Sabda mengamati secara detail. Sorot matanya membaca satu persatu deretan tulisan dan angka dari atas sampai bawah hingga titik matanya melotot sempurna kala menangkap digit biaya yang harus ia bayar. Sebesar??
"60 ju-juta." Sabda syok ditempat. Tubuhnya dibuat terguncang hebat disana. Kenapa semahal ini?
Rayner yang menyadari kalau ayahnya tidak baik-baik saja lantas mendekat. "Ayah.. ayah kenapa?" Rayner menatap polos sang ayah dari bawah. Tangan kecilnya menarik-narik celana Sabda tanda penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life In Control
Hayran Kurgu[DARK STORY, OBSESSION] ... Deskripsi; Yesaya Sergio Alexis. Nama baru yang disematkan untuknya kala bertemu dengan Altarick Leon Alexsis tanpa kesengajaan di Denpasar, Bali. Bertemu untuk pertama kalinya, membuat Leon mengangkat Sergio menjadi putr...