BAB-03

1K 166 4
                                    

Happy Reading


Kelas X MIPA-1

Kini Eza sudah berada di depan pintu kelasnya.

Tok.. tok.. tok..

Dengan ragu, Eza mengetuk pintu.

"Ya! Masuk!"

Merdengar sahutan dari dalam, Eza dengan segera membuka pintu itu dan masuk ke dalam.

Dengan mata yang berbinar Eza memandang seorang wanita di hadapannya.

"Kenapa kamu tel-

Wanita itu baru saja ingin memarahi Eza, ia tak suka ada murid yang telat di jam pelajarannya, namun entah kenapa setelah melihat wajah anak di hadapan dirinya, seketika kemarahan nya hilang entah kemana.

"Ibu cantik!" Puji Eza, Eza tak berbohong! Wanita di hadapannya ini memang sangat cantik.

Seisi kelas memuji keberanian Eza  yang berani memberikan pujian secara langsung untuk guru di hadapannya. Pasalnya guru di hadapan Eza itu adalah guru killer yang terkenal dengan ketegasan setra kegalakannya, tak ada siapapun yang berani memuji guru itu secara langsun, saat guru itu lewat saja murid-murid yang berpapasan dengannya akan langsung diam.

"Aww, makasih sayang. Kau adalah anak yang sangat manis, siapa namamu?" Ucap dan tanya guru yang bernama Desi itu. Mendengar pujian dari Eza, entah kenapa dia merasa sedikit senang?

Oh god, apa yang baru saja mereka dengar? Guru itu berterimakasih dan berkata dengan begitu lembut!

"Eza, nama Eza itu Raeza Alfians" jawab anak itu cepat.

"Ouh jadi kau murid baru yang di ceritakan oleh pak kepsek kemarin, kenapa telat hm?" Desi berusaha bertanya selembut mungkin.

Tak tau hantu mana yang saat ini merasukinya, namun entah mengapa Desi tak mau, anak di hadapannya ini malah takut pada dirinya.

"Eum, tadi Eza kesusahan nyari rungan kepala sekolah, jadinya Eza telat masuk kelas deh. Ibu marah?" Ucap Eza di akhiri dengan pertanyaan.

Dengan gemas Desi mencubit pelan hidung Eza dan terkekeh, mana mungkin dia akan tega memarahi anak di hadapannya sedangkan si anak saja menatapnya dengan mata yang memancarkan kepolosan.

"Tentu tidak sayang, ibu mana mungkin tega memarahi anak semanis dirimu" ucap Desi sambil mengusap kepala Eza.

"Perkenalkan, nama ibu Desi, ibu mengajar mata pelajaran kimia. Nah sekarang kamu bisa duduk di bangku itu" Desi menunjuk sebuah bangku kosong di barisan paling depan, entah milik siapa itu. Eza hanya menurut dan segera mendudukkan dirinya di bangku itu.

"Khem baik mari kita lanjukan kembali pelajaran yang tadi sempat tertunda"

Setelah itu, pelajaranpun berlangsung dengan lancar tanpa ada gangguan sedikitpun.

Skip saja, setelah beberapa jam berlalu akhirnya waktu untuk istirahatpun tiba.

"Bel istirahat sudah berbunyi, jadi saya rasa pertemuan kali ini kita cukupkan sampai di sini, sampai jumpa di pertemuan yang akan datang"

Enza or Eza?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang