di sebuah kawasan rumah bordil.
seorang wanita berperawakan langsing duduk di tepian meja bar sambil menyesap rokok yang entah keberapa ia isap malam ini.
tubuh mininya terbalut dress hitam yang terbuka paha dan bahunya. menampilkan kulit putih mulus yang menggoyahkan iman siapapun yang melihat.
katakanlah ia kartu As nya.
irene bae, sang pemilik sekaligus pengelola rumah bordil ini tidak pernah menjual tubuhnya untuk siapapun, ya, kecuali satu makhluk yang beruntung itu.
bukan pria, tapi wanita.
1.16 AM.
meski banyak gadun-gadun yang punya uang menghampirinya, namun ditolaknya mentah-mentah. tidak tertarik pada manusia berbatang, ia hempaskan pandangannya pada asap yang menyatu dengan udara. penolakan yang elegan, batinnya.
bahkan, joy, si bartender minuman keras hanya mendelik sebal atas perilaku wanita 30 tahunan itu. banyak gaya, decihnya.
sungguh, ia bosan dengan pemandangan yang itu-itu saja. laki-laki buncit yang penuh rasa horny, tarian aneh, dan minuman keras.
tidak ada yang menarik, gumam irene.
meski matanya merayap mengedar ke seluruh permukaan ruangan. pikirannya berjalan entah kemana. jika kini raganya berada di dekat joy, tapi nyawanya tenggelam dalam lautan memori kelam yang selalu muncul tiba-tiba.
sang mantan pacar, sekaligus wanita perupa handal, seulgi kang. meninggalkan memori yang seharusnya terkubur lamat-lamat.
tapi sayangnya, semakin dilupakan, lembaran kenangan selalu menyeruak datang.
sial.
bagaimana tidak? bahkan lukisan telanjang yang dibuat saat malam bulan purnama masih terpajang jelas di dinding kamarnya. nyaris hendak dibakar, tapi urung niatnya.
ia teringat lagi jika seulgi rela makan 1 hari sekali demi membeli kuas dan juga cat di tanggal tua. demi membuat lukisan itu.
sungguh mahasiswi yang manis.
irene tersenyum bodoh, mengingat betapa lugunya makhluk itu. terjun pada dunia yang berbeda 180 derajat membuatnya tau jika, ada kehidupan diluar bawah tanah.
namun tetap saja, sekuat apapun iman manusia fana, tak lantas membuatnya menjadi manusia suci juga. sisa-sisa setan dalam jiwanya masih membuatnya tunduk dan masuk ke dalam jeratan wilayah underground.
kendatipun berasal dari dunia yang berbeda, ternyata masih ada makhluk berbudi akal yang mau menemaninya bermain-main di sofa tua kamarnya. meski terkesan membawa pengaruh buruk, seulgi tidak terbebani. bahkan gadis itu senang menanggapi godaan maksiat yang sering diberikan oleh irene.
terbuai dengan cara seulgi memperlakukannya, membuat irene tergila-gila pada manusia sipit itu. hingga beberapa pekan, ia melupakan kenyataan bahwa ia hanya gadis pemilik rumah bordil.
yang ada hanya gadis yang menuntut kasih sayang emosional dari manusia luar dunianya.
semua indah pada masanya, sampai, tepat saat seulgi pulang mabuk di bar dekat gang. seorang manusia telah tega menghantam tubuh sempoyongan itu menggunakan alat transportasi roda 4.
makhluk lugu telah pergi lebih dulu. meninggalkan luka yang terbesit di dada irene hingga saat ini.
cukup jadi alasan ia tidak pernah membuka hati lagi, no?
"hey."
pandangan irene tertuju ke arah suara berat samping kanan. menunjukan sosok wanita bermata indah dan bibir yang cantik. tubuhnya terlihat kekar dibalut oleh kaos hitam dan jaket kulit. tak lupa celana jeans panjang dan juga sepatu putih andalannya.
seksi, pikir irene.
"are you lost, darling?" tanya irene tak melepas tatapannya pada wanita ini. puntung rokok yang hampir habis ditaruh di dalam asbak. mematikan api yang menyala seperkian sekon lalu.
sang wanita berambut pendek itu mendekat, mengungkung tubuh kecil irene dari depan mendominasi. yang dibalut, menahan nafas karena sudah lama tidak berada dalam jarak sedekat ini dengan manusia lain selain seulgi.
hingga, terbisik sebuah kalimat yang sukses membuat jantung irene berdegup kencang. bahkan dulu, seulgi pun tidak bisa membuatnya gugup di pertemuan pertama mereka, berbeda jauh sekali dengan sosok wanita ini.
dia, lebih berkharisma?
"can i eat you tonight? you smell so good." suaranya serak, namun irene suka.
balas dengan kekehan lembut, irene senyum manis, nampaknya cewe brondong ini cukup menarik perhatiannya.
terbuai dengan suasana yang tercipta, irene masuk ke dalam skenario.
"so, what should i call you? baby? or daddy?"
irene menyentuh perut kotak-kotak yang berbentuk dibalik kaos hitamnya. sedikit gemas ia cubit pelan.
demi tuhan, wanita itu hampir hilang kewarasan.
pesona irene bae memang tidak main-main.
wanita itu tersenyum manis, menampilkan lesung pipi yang digilai irene. goddamit.
"you can call me seungwan when you cum, mommy."
sebagai balasan, irene menggigit bibir bawahnya sekilas, sampai ia menarik jaket kulit milik wendy untuk menyelipkan ciuman panas pada pukul 1.50 AM.
~"~
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>