5: rujuk?

50 14 8
                                    

[Selamat Membaca]

Kini Taeil mengerti mengapa semua ini terjadi. Tuhan ingin membuat Taeil sadar bahwa anugerah yang telah diberikan oleh-Nya bukanlah sembarang ciptaan. Seorang istri yang berhati besar, penyabar, dan peka terhadap segala yang ada disekitarnya terpaksa pergi dari sisinya. 

Bahkan dikala Wendy disakiti oleh suaminya sendiri, ia lebih memilih untuk menyalahkan dirinya karena kurang sempurna dalam menjalankan seluruh tugasnya sebagai istri dan bukan menyalahkan Taeil karena tidak bisa menjaga hatinya.

Tak dipungkiri bahwa hanya Wendy yang Taeil miliki, dia yang selalu menemaninya kapanpun dan dimanapun. Walau bumi sedang dalam keadaan sepi, Taeil takkan pernah merasa sendiri karena Wendy bisa menjadi pelengkapnya.

Jika ditarik mundur ke beberapa minggu setelah kepergian Wendy dari rumah, jujur Taeil tidak kuat harus menahan sepinya rumah mereka. Yang biasanya terdengar suara anak kecil berlari kesana kemari, bunyi mainan, dan musik anak-anak dari televisi sudah tak terdengar lagi. Suara ketika Wendy mencuci pakaian, menggoreng sesuatu, atau bahkan menyalakan mesin jahit pun tidak dapat ia dengar. 

Taeil hanya dapat meringkuk di dalam selimutnya, merasakan betapa berharganya keberadaan kedua orang itu.

Nyatanya, Taeil tidak tinggal diam. Dia berusaha mencari Wendy dan Haru dimanapun yang dia tahu. Tapi ia sama sekali tidak berani menginjakkan kaki di rumah Haenim maupun rumah ibunya. Terlalu malu untuk menampakkan wajah, apalagi jika mereka tahu hubungan rumah tangganya sedang tidak baik-baik saja. 

Mungkin semua ini sudah rencana Tuhan yang sengaja tidak menakdirkan Taeil untuk bertemu Wendy secepat itu.

Andai saja Taeil bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu penasaran pada wanitu itu bisa saja saat ini hubungannya dengan Wendy tidak akan berakhir seperti ini. Setiap bertemu selalu bertengkar, mencari-cari alasan, menyalahkan diri masing-masing, mengungkit masa lalu, dan diakhir selalu buntu seolah tidak punya jalan lain. Susah memang saat menghadapi orang yang berkutat pada kebohongannya dan selalu berusaha menutupi hal buruk yang sedang dilakukannya.

Wendy sendiripun sudah mulai muak dan ujung-ujungnya dia fokus merawat Haru, kata lainnya adalah masa bodo. Tidak jarang Haru menanyakan papanya, Wendy suka kewalahan seperti alasan apalagi yang harus ia sampaikan pada Haru mengenai keberadaan Taeil. 

Lelaki itu memang sudah membuatnya sulit dalam segala hal. Ya, salah satunya adalah membuat Wendy pening karena memikirkan seribu satu alasan. Dia tidak kesal pada Haru yang banyak bicara, melainkan pada suaminya. Gara-gara dia, Wendy jadi seperti ini!

Tapi lupakan saja masalah itu, sore tadi mereka baru berdamai dan kini tengah membereskan rumahnya yang mirip kapal pecah.

Rumah yang dahulu rasanya sepi, kini terasa ramai kembali. Lampu-lampu yang lama tak menyala kini berpijar lagi, bunyi pompa air pun mulai berisik kembali, dan pancuran air di halaman belakang sudah berfungsi seperti biasa. Rumah ini hidup jika ada Wendy, dia seperti mesin penggerak di rumah ini.

Seorang anak kecil mengitari ruang tamu rumahnya dengan perasaan senang, dia juga mengunjungi kamarnya yang gelap. Tangannya membuka box mainan miliknya, rindu setengah mati. Jarinya benar bisa merasakan bahwa buku cerita favoritnya agak berdebu.

"Haru mainannya taruh dulu, sekarang silahkan mandi. Bunda mau beres-beres rumah."

"Yah, nanti aja boleh nggak?"

"Hm, justru mainannya yang nanti dulu. Sekarang silahkan mandi."

"Nggak mau, kotor." Lalu Haru melanjutkan kegiatannya, yaitu menata mobil-mobilannya.

𝐚𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐦𝐚𝐫𝐫𝐢𝐞𝐝 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang