11 | 99 sampai 98.9

95 22 1
                                    

11th part of ; 99 sampai 98.9

due copyright © @.199scoffee

📰📰📰

PIN berwarna emas dengan peniti di belakangnya, sudah berada di tiap genggaman keempat anggota baru tersebut. Berbentuk perisai, dengan isi warna-warni perpaduan merah, silver juga emas. Terdapat gambar saturnus di tengah-tengah mewakili huruf O pada kalimat Outse.

Tepat dibawah gambar itu, terdapat motto, Feliciter sapit qui periculo alieno sapit, yang berukuran kecil, memutari seluruh sudut perisai. Kalimat itu memiliki arti ‘Orang bijak bergembira karena belajar dari bahaya yang dialami orang lain.’

Pin inilah yang membuat anggota Outse berbeda dengan siswa-siswi lainnya. Kesenjangan yang dialami oleh mereka, hanya karena benda kecil berwarna emas dan berkilau tersebut.

Mereka berempat memang belum boleh memakainya, sampai hari senin tiba, tapi mereka boleh menyimpan dan memamerkan ke orang lain. Mereka juga diberi semacam id card untuk bisa melewati sistem security di ruang anggota Outse.

Sekretaris Shima hanya memberikan itu, dan bergegas pergi karena ada kepentingan mendesak, menyisakan mereka diruangan dengan pendingin bersuhu rendah.

Menambah kecanggungan.

Bimbaka sudah celangak-celinguk sedari tadi, ingin bersuara tapi takut tak ada yang merespon. Sedangkan Somaja, sibuk membolak-balikkan id card serta pin berwarna emas, yang baru saja diberikan.

Kedua gadis diruangan tersebut pun sama, Kala hanya melihat pin sebentar dan memasukkan ke saku seragam, lalu lanjut menyender di sofa empuk berwarna merah. Membiarkan matanya menjelajahi tiap sudut ruangan kecil itu.

Tak ada yang menempati, memang ini hanya khusus untuk pertemuan singkat para murid dengan sekretaris Shima ataupun Shima nya sendiri, jika tidak sibuk.

Angylka memotret pin tersebut dengan mobile phone miliknya. Mengunggahnya di platform instagram, dan membiarkan semua orang tahu, bahwa dia anggota club nomor satu di Smanuba.

Dengusan terdengar, membuat semua orang menoleh ke arah lelaki berseragam berantakan yang nampak bosan.

“Lo pada mau diem disini sampe mati beku?” tanyanya.

Memang rasanya ingin tidur kalau terus-terusan berada di ruangan ini, pikir Kala. Mereka semua menggeleng, terutama Angylka.

“Kalian semua pasti satu tingkat diatas gue, kan?” tanya gadis berpita kuning yang masih sibuk memainkan benda pipih di tangan kanannya.

“Kalo nanya, liat orangnya.” seruan dari Somaja itu mengalihkan atensi Angylka dari kesibukannya. Ia merasa sedikit tersinggung akan koreksi itu.

Angylka memasukkan benda pipih miliknya kesaku rok, “Puas?”

Somaja hanya memutar balikkan matanya, tak menanggapi ekspresi songong dari gadis yang berada satu tingkat lebih bawah darinya.

Angylka kemudian tersenyum, tak memedulikan Somaja, ia menoleh ke arah Kala dan mengguncang lengannya pelan.

“Lo satu tingkat diatas gue, pasti, kan?” tanya Angylka. Kala mengangguk yang dibalas senyuman oleh sang penanya.

PAWN : Bidak TikusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang