Awal perjalanan

4 1 0
                                    

Hai namaku Audrey Belvina Margaret. Aku tau namaku itu begitu estetik tapi orang tuaku memanggilku Vina, bukankah itu terlalu pasaran untuk jaman sekarang? Yasudahlah

Orang bilang masa SMA adalah masa paling indah didalam hidup. Aku berharap begitu. Kenapa? Karena sedari aku sekolah dasar sampai menengah pertama hidupku hanya diisi berbagai lelucon saja. Aku belum pernah melibatkan perasaanku. Aku belum pernah merasakan kupu-kupu menari diperut. Siapa sangka sudah 17 tahun aku bernafas semenjak itulah aku tak pernah yang namanya jatuh cinta.

Banyak teman ku yang terheran-heran apakah karena aku ini terlalu cantik? Atau karena standar ku terlalu tinggi? Ya kurasa aku pantas mendapatkan yang seperti itu. Oh shit!!!

Rata-rata orang beranggapan bahwasannya cinta pertama itu menyenangkan dan indah? Bahkan sampai membuat kita sulit untuk mendapatkan cinta yang baru. Apa itu benar? Ku rasa tidak. Karena aku ini pembosan oleh karena itulah aku tak ingin jatuh cinta, maksud ku belum ingin jatuh cinta. Yakali gak punya pacar seumur hidup rugi.

Kisahku berawal dari orang tuaku yang dipindah tugaskan keluar kota sehingga aku diharuskan ikut dan meninggalkan kota kelahiranku. Tetapi itu bukan masalah besar bagiku. Karena aku ini extrovert. Ya aku extrovert aku sangat mudah bergaul aku sangat mudah berteman tetapi sangat sulit mencintai. Belum sanggup rasanya aku meninggalkan dunia ku yang ku anggap masih sama dengan dunia yang kujalani 10 tahun yang lalu. Aku belum siap memasuki dunia orang dewasa dunia percintaan yang penuh air mata dan juga sakit hati. Membayangkannya saja sudah membuat ku begitu malas.

"Beruntung" itulah yang selalu teman-temanku bilang padaku. Bahkan mereka membuat gelar untukku, mereka memanggilku "gadis cantung alias cantik beruntung" ya ku tau itu aneh tapi aku menyukainya. Entah karena apa mereka memanggilku seperti itu tetapi setelah milyaran kali aku bertanya jawaban mereka tetap sama yakni "kau memiliki segalanya" apa maksud mereka karena orang tuaku kaya? Gak seperti itu ferguso, karena setiap kemewahan ini membuat ku harus selalu ekstra berhati-hati dan itu sungguh melelahkan.

Senin. Hari yang paling dibenci oleh semua orang, mungkin. Baru mendengar kata senin saja sudah terbayang diotak kecilku ini betapa sungguh sangat begitu hebatnya lelah yang akan ku hadapi untuk 8 jam kedepan, fyi sekolah baru ku ini mengharuskan aku datang jam 8 dan pulang jam 9. Aku bercanda. Dari jam 8 sampai jam 4 sore, sungguh terlalu. Aku bukanlah seorang sisba. Apa itu sisba ya tentu saja siswa baru, selain maba(mahasiswa baru) bukankah sisba juga bisa kita gunakan sebagai singkatan dari siswa baru? Ku rasa kalian belum pernah mendengarnya, tapi sekarang sudahkan?

Aku melanjutkan kelas ku yang dulu. Dimana aku sudah berada ditahap akhir masa sekolah menengah atas. Aku naik kelas 13. Salah maksudku kelas 12. Dan ini adalah malam pertama, maaf maksudku hari pertama aku bersekolah disebuah gedung berlantai 2 berwarna abu atau yang biasa orang sebut SMA Jaya Bakti ini. Sekolahnya bagus, halamannya luas, parkirannya rapi, kantinnya banyak, dan juga lingkungan yang bersih, aku menyukainya. Kenapa aku perlu mereview bangunan sekolah yang jelas hanya bisa kalian halu-halukan saja ini? Karena aku penderita OCD!!! Bercanda.

Ada kabar baik dan juga ada kabar buruk untuk pagi senin yang cerah ini. Untuk kabar baiknya aku sudah punya teman lama yang ku kenal disekolah ini. Dia dulu satu kompleks dengan ku dikota lama ku, kami juga bersekolah disekolah yang sama namun karena ayahnya meninggal ibunya mengajaknya untuk tinggal dirumah neneknya yang berada dikota yang ku injak saat ini. Ku perkenalkan namaya adalah Felisa. Bukan Felisa kamiliya, kalau Felisa Kamiliya mah kembaranku. Felisa Aurora Angelina biasa ku panggil Feli. Feli dan Vina seperti saudara kembar namun kami berbeda, dia pakai f dan aku tentu saja simbol jari tangan 2 yakni huruf v.

Kringg...kringgg

Benda kecil menyebalkan ini selalu membuatku kesal setiap pagi hari. Ingin rasanya aku hancurkan menggunakan palu, tapi itu sudah pernah kulakukan bahkan ini adalah ke4x nya aku membeli alarm ini lagi.

"Vina yaampun astaga anak cewe heh Vina bangun Vin, udah jam berapa ini."

Yah benar. Suara ocehan mama ku juga ku anggap sebagai alarm ku. Alarm abadi tepatnya. Ia tidak bisa dihentikan. Hanya bisa berhenti berteriak ketika aku sudah membuka kayu tinggi berwarna coklat ini.

"Ma plis deh gak usah teriak pagi-pagi bisa ga?" ujarku pada wanita yang sedari tadi menatap ku disana.

"Kamu tau gak kalau ini tuh hari pertama kamu sekolah disekolah baru,  kamu harusnya excited dong." ketusnya lagi.

"Oh mama ku yang paling cantik apakah aku harus teriak-teriak sebagai tanda excited ku? Oke baik dengarkan ini. AKU BENCI SEKOLAH AKU MENCINTAI KASUR KUUUUUU." teriak ku sambil berlari menuruni anak tangga.

"Heh dasar kamu anak bandel."

Ketika sudah selesai dengan lelucon ku, aku melanjutkan aktivitas yang biasa aku lakukan setiap harinya. Bangun tidur, pergi mandi, sarapan kemudian minta uang jajan lalu muka ku akan ditempelkan bedak yang super duper berantakan oleh mamaku. Oh yang benar saja! Kalian pikir aku anak SD?no

"Pagi putri kecil papa." seorang pria berusia 45 tahun menyapaku ketika aku baru saja sampai dimeja makan.

"Pa plis pa usia ku sudah 17 tahun dan aku tak mau terus-terusan dipanggil putri kecil." balasku sambil memasang muka cemberut.

"Hahaha jadi kau mau dipanggil apa sayang? Princess? Oh my princess good morning, how are you today?"

"Yes i'm princess and i'm fine daddy." balasku lagi.

"Hahaha." gelak tawa kami berdua.

"Sudah sudah, ini sarapan udah datang yuk makan." mamaku datang sambil membawa 2 buah piring ditangannya. Ku lihat isinya sambil bertanya.

"Ma apakah mama sedang hamil?" tanyaku.

"Apa maksudmu?"

"Kenapa kita tidak pernah melewatkan sayur setiap harinya, aku sungguh bosan."

"Kalau kau bosan kau tinggal gak usah makan aja."

"Yaampun ma aku kan hanya bercanda mamaku yang paling manis." aku mendatangi mamaku sambil memeluknya dari belakang.

Kemudian kami semua sarapan bersama. Teman-temanku mengatakan kalau keluarga ku ini adalah keluarga cemara. Dan tentu saja aku tak mau momen seperti ini terlewatkan, siapa tau dimasa depan momen ini hanya akan menjadi kenangan saja.

"Dimana Haikal?" mama bertanya padaku.

"Gak tau gak peduli juga." aku menjawab singkat sambil terus melahap makananku.

"Disini ma." seorang laki-laki berusia 25 tahun turun dari tangga. Ya dia adalah kakakku, kakak laki-laki ku. Aku membencinya, tapi dia selalu mengusik ku. Ingin rasanya ku siram kuah sayur panas ini kemuka nya yang sok keren itu.

"Heh Vina, sok-sok gak peduli lo ya tapi gue ganteng gak hari ini? Gue mau pdkt sama cewe soalnya uhuy." lelaki bodoh itu bertanya padaku.

"La lo la lo, aku gak mau ya pakai lo gue gitu paham gak. Aku dan kau ngerti?" aku membantahnya.

"Alay gaya kaya artis sok selebritis." balasannya padaku. Sungguh dia sangat menghancurkan mood ku. Untung saja sudah tinggal sesuap nasi lagi. Aku harus cepat pergi dari sini sebelum hari-hari ku berubah menjadi badai petir.

"Ma pa Vina berangkat yah, Vina bawa mobil putih bolehkan?" aku bersalaman dengan kedua orang tuaku.

"Enak aja lo, gue mau pakai itu lo pakai aja sana motor alay lo itu gak sudi gue."  lelaki itu sekali lagi menyela ucapanku.

"Aku gak mau, aku mau pake mobil. Kakak pake aja mobil papa kan bisa?"

"Yaudah ma pa Vina pergi dulu ya byee."

"Byeee."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE OR OBSESSION?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang