Chapter 16

572 15 1
                                    

Seorang pria menatap intens pada dua pasang mata didepanya tanpa berkedip, aksinya dilihat dua pasang mata dari dekat pintu masuk , sudah setengah jam saat Sasuke memaksa masuk dan menjumpai anak-anak kembarnya , menatap mereka dengan tatapan yang membuat bocah mana saja lari ketakutan , Sasuke tak menyapa mau pun memeluk mereka seperti drama tv , setengah jam hanya bertatapan dengan anaknya tak membuatnya pegal sama sekali, mungkin Uchiha satu ini masih tidak percaya dirinya punya anak.

Madara menguap sangat lebar sampai lalat seratus pun bisa masuk , ia kembali menatap menatap tiga orang yang masih tatap-tatapan itu dan ia kembali menguap lebih lebar lagi menghisap udara dibumi ,disampingnya ada Sakura yang diam seribu bahasa sambil memilin-milin ujung baju , dibelakangnya ada Hinata dengan wajah yang- Madara yakin gadis itu menunggu gajih besar darinya.

"Sasuke berhenti mataku pegal."  Ujarnya bosan.

Mendengar suara Madara , anak kembar Sasuke menoleh dan langsung teriak girang melihat kakek royal mereka, seketika drama tatapan itu selesai karena sikembar menyerbu kakek Madara , terutama Sarada yang menanyakan Boneka Barbie yang dijanjikan oleh Madara.

Sasuke datang menyusul dan duduk dekat Sakura , ia menatap anaknya yang sedang mengerayangi dompet tebal kakeknya, ia kemudian melirik Sakura yang ternyata sedang melihat kearahnya , merekapun membuang muka dengan tatapan malu-malu , seperti remaja kasmaran.

" Sudah kuputuskan aku dan Sakura akan menikah." Ucapnya dengan lantang , membuat kedua anaknya menengok kearahnya.

"Tidak bisa, kau tidak bisa menikahi mamahku." Tegas Satsuki , membuat Sasuke berdebar tak karuan , ia kira tidak akan seperti ini.

"Kenapa? aku ini ayah kalian?" Tanyanya dengan sedikit bergetar, Sedikit takut.

"Jika benar kau ayahku , harusnya saat bertemu kami, kau harus menyapa atau memeluk kami , menanyakan kabar kami , meminta maaf ,...

Dan kasih oleh-oleh." Potong Sarada , ia semangat jika tentang oleh-oleh , seketika jawabanya dipelototi Sakura , Sarada hanya cengengesan.

"Em,, aku ..papah , ayah mau... Ck, kau pergi dari sini!"

Madara mendelik. " Kenapa aku harus pergi!"

"Ini urusan keluargaku kau tak perlu tahu."

Madara mendecih , bilang saja malu bicara walaupun begitu ia pergi sambil membawa Hinata sekalian kasih uang gaji untuk gadis itu yang wajahnya sudah berbinar-binar.

Setelah kepergian Madara tiba-tiba suasana menjadi melow , Sasuke menatap kedua anaknya merangkul dan memeluk mereka dengan erat , menangis haru.

"Mamah bilang papah dipenjara, papah katanya dikurung , papah kesakitan nggak hiks..."

"Nggak sayang, semua baik-baik saja sekarang! "

"Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi aku tahu dari Kakek Madara bahwa kami masih punya paman dan bibi, tapi mereka tak pernah sekalipun berkunjung."

"Maafkan papah..mulai hari ini papah janji akan bersama kalian."

Sakura menangis , sudah lama ia menantikan momen ini , pada akhirnya takdir pahitnya berbuah manis , ia senang bersyukur pada tuhan dan berterimakasih pada Kakek Madara.

"Sakura..aku minta maaf perlakuan ku padamu dulu sampai sekarang."

Sakura tertawa sambil menitikan air mata. " Perbuatanmu dulu memang keterlaluan , tapi pada akhirnya aku senang , jadi kumaafkan."

Sasuke menangkup kedua pipi Sakura dengan tanganya , dengan posisi anak-anak masih memeluknya, " Menikahlah denganku Sakura, dan tinggalah bersamaku di London."

" Apa kah kita bisa meminta restu ibu dan ayah." Sakura tahu jawabanya , namun sedikit berharap pada jawaban Sasuke.

"Dengan keadaan seperti ini, harusnya kau sudah mengerti kita tidak direstui Sakura."

Sakura menangis kembali ,"  Jadi kita menikah tanpa izin mereka, aku sudah kehilangan ibuku, setelah menikah aku dapat ibu , namun...

"Ibuku juga sudah tiada Sakura , dirumah Uchiha itu buka ibu kita berdua , dia ibu orang lain."

Sakura menangis sesengggukan, memang seperti itu lah perasaanya, meskipun merasa bebas namun beban masih ada , mau bagaimana pun dan  mau dari segi manapun mereka berdualah yang menyulut api.

"Baiklah, bawa kami pergi Sasuke."

.
.
.
.

𝑯𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑻𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑺𝒂𝒔𝒖𝒌𝒆 𝒅𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒌𝒖𝒓𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang