Bab 2

165 26 3
                                    

Kembali lagi kepada Haechan yang sudah selesai membersihkan diri, saat ini Haechan sedang berjalan di koridor gedung menuju ke supermarket tempat dia akan membeli beberapa camilan untuk dirinya. Saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Masih terlalu dini untuk menutup aktivitas kegiatan di dalam gedung ini. Karena sesekali, Haechan bertemu dan menyapa karyawan perusahaan yang sedang hilir mudik.

Sama seperti lagu romansa Indonesia yang pernah dia dengar dengan tajuk, Perahu Kertas yang berbunyi,
Dan kau ada
Di antara miliaran manusia
Dan ku bisa
Dengan radarku
Menemukanmu,

Saat ini, 4 meter didepannya, dia melihat sosok Karina yang terlihat sedang bersandar sendirian di sambil sesekali dapat Haechan lihat sedang bergerak gusar karena berulang kali menggaruk hidung, mengecek jam, dan melakukan kegiatan yang sama berulang kali. Haechan memperhatikan gerakan wanitanya tersebut dengan diam dan sesekali tersenyum kecil.

"Bahkan saking jatuhnya aku kepadamu, aku bahkan saat ini tahu bahwa kamu sedang risau, Cantik." Gumam Haechan dan langsung tersadar untuk menetralkan kembali gestur dan ekspresinya. Karena mungkin apabila ekspresi dapat dilihat semudah melihat warna diatas kertas, mungkin Karina akan melihat bahwa ekspresi Haechan saat ini sedang berwarna pink cerah dan memenuhi seluruh isi media kertas. Hati Haechan berbunga-bunga.

Dengan cepat, Haechan datang menuju tempat dimana Karina sedang berdiri. Selain ingin menyapa walau hanya sedetik, mungkin kemungkinan terbaiknya adalah Haechan dapat membantu Karina yang sedang risau. Karena, hey, siapa yang ingin melihat orang yang dicintai gundah? Sama dengan Haechan. Dia pun juga tidak ingin terus-terusan melihat perempuan yang dicintainya kebingungan.

"Halo, selamat malam, Karina." Sapa Haechan sambil membungkukkan badan yang direspon kaget oleh Karina.

"Ah, sunbaenim! Selamat malam juga! Maaf saya tidak melihat sekitar sehingga tidak memperhatikan bahwa sunbaenim juga berada di sekitar sini!" Jawab Karina yang langsung merutuki dirinya sendiri mengapa tidak melihat sekitar sehingga malah senior yang menyapa dirinya duluan.

Haechan hanya terkekeh pelan sambil menyisir sedikit poni basahnya kebelakang. "Bukan masalah, kok. Jangan khawatir." Karina yang melihat gerakan dan juga ucapan dari seniornya tersebut tertegun untuk beberapa detik dan dengan cepat langsung memaksa dirinya untuk kembali sadar.

"Sunbaenim, ingin kemana kalau boleh tahu?" Tanya Karina yang beruntungnya pertanyaan Karina tersebut menutupi degupan hati seseorang yang sedang berdetak kencang.

"Oh, saya ingin ke supermarket untuk membeli beberapa camilan. Lalu setelah itu kembali ke ruangan latihan." Jawab Haechan yang diangguki pelan oleh Karina.

Belum sempat Karina merespon perkataan dari pria tampan di depannya, Haechan kembali melontarkan beberapa kalimat kepada Karina, "Kamu sendiri bagaimana? Saya lihat kamu sedang berdiri sendiri dan juga terlihat risau."

Karina pun tersenyum menanggapi pertanyaan dari Haechan. "Saya risau karena menunggu seseorang, Sunbae. Tadi beberapa teman dari orang yang saya tunggu sudah pulang namun saya tidak melihat sosok tersebut diantara temannya."

"Oh, apakah sudah ketemu sekarang?"

"Hehehe, udah, Sunbae. Saya lega sudah bertemu dengan sosok tersebut."

Haechan mengerutkan dahinya bingung. Pasalnya, tadi sebelum menyapa Karina dia sadar dengan baik bahwa Karina terlihat kebingungan. Namun kenapa setelah bertemu dengannya, perempuan cantik didepannya ini malah sudah selesai dengan urusan risaunya?

Haechan merasa ada tangan berwangi vanilla yang saat ini sedang melambai di depan wajahnya dan Haechan kembali kepada kesadarannya. Saat ini, di depannya, Karina sedang memandangnya dengan sedikit khawatir.

"Sunbae tidak apa-apa? Beberapa detik yang lalu Sunbae seperti sedang daydream. Maaf saya lancang karena takut Sunbae kesurupan." Kata Karina yang disambut tawa oleh Haechan.

"Lucu!" Kata seseorang diantara mereka.

"Tidak apa-apa. Justru saya yang minta maaf karena malah melamun pada saat berbincang dengan kamu." Kata Haechan setelah meredakan tawanya. "Kalau begitu, saya pamit ya, Sunbae? Semangat untuk latihannya!" Pamit Karina sambil membungkukkan badan dan dibalas dengan Haechan menggunakan gestur serupa. Setelah itu, lambat laun, Karina mulai pergi dari pandangannya.

"Hah, Karina. Kamu senang sekali menganggu hatiku." Kata Haechan dengan suara kecil sambil kembali berjalan menuju keluar gedung. Haechan tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang menatap Haechan seakan memantau punggung tersebut keluar dengan aman dari gedung tersebut.

"Semangat, my lovely bear." Bisik sosok tersebut.

Mine. [ Haechan NCT x Karina AESPA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang