07. Jung's Family

509 47 6
                                    

Happy Reading 📖

.
.
.
.
.

Disini Haechan sekarang, di acara keluarga besar Jung. Yaa, Haechan disini atas ajakan Mark melalui Yeri. Yeri berkata bahwa Haechan harus ikut ke acara dengan alasan menjaga Chenle di sana. Awalnya Haechan menolak, tapi saat Mark menelponnya dan mengatakan jika ia harus ikut membuat Haechan terpaksa menyetujuinya.

Haechan menggunakan celana jeans, dengan atasan kaos putih juga cardigan berwarna hitam. Simpel namun cocok di Haechan. Karena Haechan memakai apa yang di bawakan oleh Mark.

Haechan berada di samping Mark yang menggunakan kemeja putih dengan jas hitam nya, tidak lupa dasi warna hitam yang melingkar di lehernya. Mata tajam nya setia memandang ke depan.

Sedangkan Chenle berada di gendongan Haechan, seraya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Haechan. Haechan hanya diam sesekali mengelus rambut hitam Chenle. Ia masih canggung berada di mansion besar milik orang tua majikannya ini, apalagi ia kesini bersama Mark yang notabene nya CEO terkenal.

Sampai dimana pria manis yang Haechan berjalan ke arah nya dan Mark bersama suaminya di samping nya. Ia tersenyum manis saat pasangan suami-istri itu semakin mendekat ke arah mereka. Begitupun dengan Mark, ia tersenyum tipis kala orang tuanya mendekati nya.

"Aigoo ..., Haechan-ie kau sangat manis." puji Nyonya Jung seraya mencubit pelan pipi Haechan.

"Selamat siang, Nyonya Jung, Tuan Jung." sapa Haechan dengan sopan.

Jaehyun atau ayah Mark itu tersenyum tipis kepada Haechan.

"Jadi kau Lee Haechan?" tanya Jaehyun yang di balas anggukan oleh Haechan.

"Istri ku tidak berhenti menceritakan tentang mu pada ku." ucap Jaehyun.

"Lele, ini Grandma disini." panggil Taeyong dengan mengelus rambut Chenle lembut.

Haechan mencoba melihat Chenle yang masih menyembunyikan wajahnya.

"Sayang, ada Grandma dan Grandpa."

Tak ada jawaban, Chenle tetap diam tanpa berkutik. Itu membuat semua bingung. Mark yang melihat itu melihat Chenle dari belakang Haechan.

"Lele kenapa?" tanya Mark saat Chenle yang mengeratkan pelukan nya pada Haechan.

Haechan merasakan ada yang basah pada lehernya, ia panik saat mendengar is akan kecil dari Chenle.

"Lele, kenapa? Lele nangis?" tanya Haechan yang membuat yang lain juga panik.

Taeyong mencoba menenangkan Chenle dengan menepuk-nepuk pelan punggungnya. Begitupun dengan Haechan, ia mencoba menenangkan Chenle. Mereka semua panik sampai akhirnya suara berat milik Jaehyun mengintruksi mereka.

"Bawa Chenle ke kamar saja, mungkin dia takut keramaian ini." suruh Jaehyun kepada Haechan juga Mark. Sedangkan mereka hanya mengangguk pelan lalu berlalu ke kamar.

Sesampainya di depan kamar Mark, Mark membuka pintu kamarnya. Aroma khas parfum yang selalu Mark pakai menyeruak di setiap sudut kamar. Kamar Mark masih sama seperti terakhir kali Mark tinggal, rapi.

Sedari kecil Mark di biasakan untuk merapikan barang nya kembali setelah memakainya, dan kebiasaan itu masih berlaku sampai sekarang. Karena baginya, ia mempunyai tanggung jawab menjaga kerapian barang pribadinya sendiri.

Mark menyuruh Haechan masuk dan duduk. Haechan hanya menuruti saja, ia duduk di pinggiran kasur dengan Chenle di dekapan nya. Chenle masih menangis dan Haechan akan membiarkan hingga Chenle tenang dengan sendirinya, setelah itu baru ia akan bertanya. Haechan diam dengan sesekali mengelus rambut lembut Chenle. Mark hanya duduk diam di sofa dengan memandang Chenle yang masih di dalam dekapan Haechan.

Beberapa menit kemudian Haechan merasakan bahwa Chenle sudah mulai tenang, pelukan Chenle pada leher Haechan juga sudah mulai melonggar. Haechan menarik badan Chenle agar ia bisa melihat wajahnya. Dan terlihat Chenle dengan pipi dan hidung yang memerah karena menangis.

Haechan mengusap lembut pipi Chenle yang basah karena air mata. Lalu menatap lembut Chenle.

"Lele kenapa? Kok nangis?" tanya Haechan pelan.

Chenle masih diam sesegukan. Hingga akhirnya sesegukan itu mulai mereda dan Chenle membuka suara.

"Lele ... Gak mau punya Mama baru ...." ucap lirih Chenle dengan kepala yang menunduk.

Haechan dan Mark saling bertatapan dengan wajah bingung. Apalagi Mark, ia bahkan belum ada niat untuk menikah lagi, bagaimana Chenle bisa mempunyai Mama baru?

"Kata siapa, Sayang?" kini Mark ganti bertanya.

"Hngg, tante Sunhae." jawab Chenle seraya menoleh kearah Mark.

Rahang Mark mengeras saat mendengar pernyataan Chenle. Ia langsung berdiri dan keluar dari kamar dengan perasaan marah nya, meninggalkan Haechan dan Chenle yang menatap nya bingung.

Ia berjalan menuruni tangga dan terlihat sekumpulan keluarganya sedang mengobrol dengan ria. Tatapan nya tepat pada gadis yang sedang bermain handphonenya. Ia langsung mendekati gadis itu dan berhenti di samping nya.

Bibi Dwi-jun menatap ramah pada Mark, lalu menyapanya. Tapi Mark tak menghiraukan nya, ia langsung menarik gadis bernama Sunhae itu.

Ia menarik Sunhae ke taman belakang rumahnya yang sepi. Ia menghempaskan tangan Sunhae yang membuat Sunhae meringis. Sunhae menatap bingung Mark dengan menahan ringisan.

"Ada apa, Mark? Kau kenapa?!" tanya Sunhae.

"Apa yang kau ucapkan kepada anakku, hah?!" Mark menatap Sunhae dengan penuh amarah.

Sunhae tersenyum pada Mark dengan santai.

"Apa? Bukan kah benar aku akan menjadi istri mu? Jadi Chenle anak mendapatkan Mama baru?"

"Apa maksudmu? Kita tidak akan menikah, Sunhae!" tegas Mark.

"Kita dijodohkan, Mark." ucap Sunhae.

"Dan kau harus menerima nya." Lanjutnya.

Mark semakin marah pada Sunhae, ia ingin sekali menampar gadis di hadapan nya ini, tapi ia cukup tahu diri jika gadis itu perempuan. Ia tidak akan bermain tangan kepada perempuan kecuali jika perempuan itu yang memulai.

"Tidak akan pernah aku menerima perjodohan itu." setelah itu Mark berbalik dan bergegas meninggalkan Sunhae.

Mark akan kembali ke kamar, tapi saat akan menaiki anak tangga, ia dipanggil oleh Bibi Dwi-jun. Ia mendekati mereka dan berdiri di samping Ibunya yang sedang duduk.

"Ada apa?" tanya Mark singkat. Ia masih diselimuti amarah sekarang.

"Begini, Bibi sudah berencana menjodohkan mu dengan Sunhae. Kau mau?" tanya Dwi-jun kembali.

"Aku-"

"Ya harus mau lah, kan Sunhae tipe nya Mark. Yakan, Mark." canda seorang wanita di samping Dwi-jun.

"Aku menolak perjodohan ini." jawab Mark dengan tatapan datar nya.

"Hey, kenapa? Apa kurangnya Sunhae?" Dwi-jun menatap Mark penuh kebingungan.

"Kurang sopan." jawab Mark dengan singkat, tak lupa dengan tatapan datar nya. Kemudian ia langsung berjalan menaiki anak tangga.

Sesampainya di kamar ia melihat Chenle sudah tidur dengan tangan kiri Haechan menjadi bantal, juga tangan kanan Haechan menepuk-nepuk pelan pantat bayi Chenle agar semakin lelap pada tidur nya.

Haechan menoleh kearah Mark yang sedang menatap nya dan Chenle yang sedang merebahkan diri di kasur. Ia meringis pelan saat melihat Mark menatap nya dengan tatapan datar nya.

"Ada apa, Mark? Apa kau tak apa-apa?" Haechan memberanikan diri untuk bertanya kepada Mark.

Mark hanya menggeleng dan ikut merebahkan diri di samping Haechan lalu memeluk Haechan dari belakang. Mark menutup matanya membiarkan Haechan yang masih terkejut karena Mark.

.
.
.
.
.

TBC

YAAAH BEGITULAH. DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT

See youuu

Kamis, 10-Agustus-2023
By Filo❤

Babysitter, I Love You | MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang