Udara berhembus lembut menerpa kulit putih laki-laki yang tengah menikmati secangkir kopi panas di sore hari. Tatapannya menerawang jauh ke depan, memandang danau dengan pantulan senja berwarna jingga. Mata coklatnya berkilau, sebentar lagi mungkin air matanya akan berjatuhan.
Ia menengadah, mencoba menghentikan desakan air matanya yang telah berlomba-lomba untuk terjun.
"Lihat, langitnya berwarna jingga. Kau suka bukan? " lirihnya. Ia mengingat, gadis kesayangannya sangat menyukai senja. Bibirnya bergetar, ia rindu. Sangat merindukannya.
Pernahkah kau merindukan seseorang namun kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan? dan akhirnya kau hanya bisa memendamnya hingga rindu itu seolah-olah telah memiliki suara.
Sangat sesak.
Ia meletakkan cup kopi itu pada kursi sebelahnya. Ia mengeluarkan sebuah binder kecil, ia membuka halaman dimana terdapat tulisan----
"Tetaplah hidup dalam jiwa yang hampir mati karena rindu, dan biarlah orang lain cemburu tentang bagaimana saya mencintaimu."
-Hujan.Laki-laki itu terisak pelan. Seolah perkataannya itu mantra, kini jiwanya telah mati selang kepergiannya. Sekarang ia hidup bagai mayat hidup, hambar, tidak ada hal yang dapat membuatnya bergairah untuk melakukan apapun lagi.
"Kamu dimana hujan? Aku membutuhkanmu," lirihnya dalam hati.
Bertahun-tahun telah berlalu, aku pun telah bertemu dengan banyak orang baru yang memberiku lebih banyak warna. Tapi mengapa? tidak ada kamu disana?
Dari sekian banyaknya manusia di bumi, yang lebih baik pun ternyata tidak mampu menggantikanmu.Karena memang hanya kamu yang diriku mau. Hanya kamu.
Jika memang manusia datang dan pergi, bukankah adil jika manusia pergi dan kembali?
Kau benar, aku selalu bisa menemui mu kapanpun. Tidak dalam wujud fisik, namun..... dalam rasa sesal ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Tengah Malam
Teen FictionAku bertanya, apakah benar hidup itu memang adil? apakah setiap manusia telah di berikan jatah sama rata? ataukah arti adil itu saat semua manusia mengatakan bahwa hidup tidak adil? aku bertaruh, mari menyelami hidupku yang begitu jauh dari kata a...