-3-

406 18 0
                                    

-Presiden Bermuka Dua-

# presiden: Ketua osis ya✌️

Sore harinya, OSIS mengadakan rapat dengan pimpinan klub untuk membahas anggaran masing-masing klub. Aku, sebagai ketua klub musik, terpaksa hadir, tapi jujur saja, aku tidak ingin melihat ketua OSIS yang sombong itu.

Ketika semua kursi belakang terisi, aku duduk di depan, tepat di sebelah presiden klub menjahit. Setelah beberapa saat OSIS memasuki ruangan, mereka tampak seperti sekelompok pengusaha kaya yang datang untuk berbisnis dengan orang miskin, seperti di sinetron TV. Berdiri di depanku, ketua OSIS mengangkat sudut bibirnya, menunjukkan senyuman kepadaku.

Apakah kamu menggunakan Botox untuk tersenyum seperti itu? Aku pikir, aku berbalik berpura-pura berbicara dengan presiden klub di sebelahku yang sedang melakukan pekerjaannya.

"Hari ini kami mohon kepada Bapak/Ibu untuk mengklarifikasi anggaran yang akan dialokasikan ke masing-masing klub. Kami akan menyamakannya dengan membuat daftar penghargaan yang diraih masing-masing klub mewakili nama sekolah. Kata salah satu anggota OSIS, saat berbicara ke
mikrofon sehingga semua orang bisa mendengar dengan jelas.

"Maksudnya itu apa?" tanya presiden klub perpustakaan, menimbulkan keraguan pada yang lain, termasuk aku.

"Klub yang berprestasi paling besar untuk sekolahnya dalam tiga tahun terakhir anggarannya lebih besar, sedangkan klub yang tidak memberikan kontribusi apa-apa kepada lembaga kita akan dikurangi anggarannya", kata presiden sambil menunjukkan ekspresi mengejek kepadaku, seolah-olah dia menyatakan klubku bangkrut, ketika dia melihat bahwa provokasinya tidak berhasil, dia mendekatiku.

"Atau ada klub yang tidak butuh anggaran?", seruan ini menimbulkan kebisuan di tengah kegaduhan para presiden klub lain, banyak yang tidak setuju tapi tidak bisa berkata banyak, mereka khawatir anggarannya akan dipotong sampai habis titik minimum dan tidak mampu mempertahankan klub.

"Ini adalah perincian anggaran yang dialokasikan untuk tiga puluh klub," kata seorang anggota klub sambil memproyeksikan daftar ke layar.

1. Klub GENIUS: 50.000 Baht.
     (Sekitar-+ Rp.22.945.000)

2. Klub Olimpiade Akademik: 50.000            Baht.

3. Klub Super Matematika: 10.000 Baht.
    (Sekitar-+ Rp. 4.489.000)

30. Klub musik: 2000 Baht.
    (Sekitar-+ Rp. 917.000)

Aku membacanya dua kali, apakah klub nomor 30 adalah klub musik? apalagi, dia hanya mengutip kutipan 2000 Baht, bukan dolar AS, tapi Baht!. "Hei, itu tidak cukup!" Aku bangkit dan berteriak pada ketidakadilan ini, butuh penjelasan.

"Jika ada masalah, bicarakan dengan ketua OSIS setelah pertemuan" kata salah satu anggota OSIS.

Aku melihat presiden, mengangkat alisku dan dia tersenyum kepadaku. Kemarahanku padanya mulai keluar, aku butuh penjelasan dan aku tidak akan melepaskannya begitu saja, jika aku datang dengan teman- temanku dengan anggaran 2 Ribu baht, klub kami akan tutup.

Setelah pertemuan, semua orang meninggalkan ruangan, hanya menyisakan presiden tampan dan beberapa anggota dewan yang melihatku, melihat bahwa aku tidak ingin pergi.

"Kamu mengejekku?" Kataku, Tinn hanya mendongak dari dokumen yang sedang dibacanya, mendongak dan hanya tersenyum.

"Mengapa aku mengalok-olokmu?"

Jadi? Dia bahkan berani bertanya.

"Oh aku tahu... mungkin kamu hanya cemburu karena aku lebih tampan darimu" ucapnya seolah mencoba menggodaku.

Atau begitulah menurutku, aku tidak bisa berpikir banyak setelah mendengar sesuatu yang sangat konyol, juga pagi ini aku tidak makan sereal dengan susu sehingga otakku lebih lambat dari biasanya dan sejujurnya itu tidak membantu. Bocah tampan itu menatapku dan kemudian tertawa dengan cara yang mempesona.

"Apa kamu sedang bercanda?" Aku mulai berdebat dengannya, setelah itu dia bangun mencoba untuk meninggalkan tempat itu mengikuti anggota lain yang sudah pergi, aku mendekatinya dan memblokimya, aku tidak akan membiarkan dia pergi begitu saja dariku.

"Aku belum selesai"

Bocah jangkung itu menghela napas seolah lelah dengan keadaan, meski
sebenarnya akulah yang seharusnya merasa demikian.

"Minggir" katanya sambil mendekatiku membuatku mundur ke pintu yang baru saja aku tutup untuk mencegahnya kabur, aku mundur sedemikian rupa sehingga tidak ada cara untuk kabur juga, Tinn di depanku meletakkan tangan di pintu membuatku tidak memiliki ruang kosong, aku memandang presiden dengan wajah tegang tetapi dia tidak mengatakan apa apa, aku tidak tahu bagaimana, tetapi situasinya telah menempatkan kami pada posisi di mana kami bisa merasakan nafas satu sama lain.

"Lihat mulutku" katanya membuatku bingung.

Ngomong-ngomong, kenapa dia ingin aku melakukan itu?

"Ouch! Bibirmu merah"

Aku mengutuk diriku sendiri karena mengatakan itu tanpa berpikir, tapi aku senang bisa mengolok-oloknya, tapi aku merinding saat melihat senyumnya yang menyebalkan. "Bibirmu merah muda" jawabnya sambil mendekat ke arahku, menurutku dia sangat dekat.

"Aku tidak memakai lipstik, itu wajar''. Aku tidak percaya apa yang baru saja aku katakan tetapi mulutku bereaksi sebelum otakku melakukannya.

"Aku tidak bertanya padamu"

Kami berdebat lagi kemudian Bocah tampan itu berjalan mendekat dan memelototiku lalu menjilat bibirnya. Aku tahu posisiku tidak aman jadi aku berniat menyingkir tapi aku terjebak jadi aku memutuskan untuk bernegosiasi,

"Apa yang kamu inginkan?" tanyaku dengan nada kesal.

"Orang pintar tahu apa yang harus dilakukan"

"Kamu tahu aku bodoh jadi katakan padaku" Aku tidak bisa memikirkan solusi, bocah tampan itu mengangkat alisnya dan berjalan menjauh dariku, menegakkan tubuhnya.

Apakah dia akan memaafkanku?

"Kamu pandai mengalihkan perhatianku," katanya menghela nafas panjang.

"Apakah itu pujian atau godaan?" Aku membuat wajah.

"Pikirkan sendiri" katanya sambil menyentuh bibirku dan mengakhiri
pembicaraan, aku berjalan pergi dan dia membuka pintu, aku ingin membentaknya banyak hal tapi aku menahan diri ketika melihat ada beberapa orang menunggunya di luar kelas, mungkin nanti aku akan
memiliki kesempatan untuk membentaknya, jadi aku biarkan saja.

"Apa yang harus aku lakukan''. Aku mengangkat bahu dan berpikir dengan gugup mencoba menebak apa yang aku inginkan, tiba-tiba 2 ribu Baht muncul di benakku, aku tahu akan dikalahkan oleh anggota klub yang mengharapkan anggaran yang aku dapatkan dari presiden mereka.

Apa yang harus aku lakukan?!

-🔅🔆🔅-

Ak seperti merasa nerjemahin novel 'LoveSick' lagi. Tapi dengan versi yang sedikit berbeda...

My Boyfriend is the School President Terjemahan indoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang