33-

176 8 0
                                    

- Bagaimana Mungkin Kamu Tidak Tahu? -

Jika seseorang melihatku sekarang, mereka pasti akan mengira aku mengalami gangguan saraf. Tertidur tersenyum gila sendirian. Aku baru saja bangun dan menemukan diriku berbaring di atas bantal dan ditutupi selimut. Entah bagaimana aku harus tersenyum. Memegang selimut erat-erat di tanganku dan berguling ke kiri dan ke kanan, menyembunyikan wajahku dengan bantal, mencium baunya.

Hei, aku benar-benar gila! Sebelum otakku bisa lebih imajinatif, aku segera bangkit dari sofa, melipat selimut dan meletakkannya di atas bantal. Aku pergi ke kamar untuk melihat bagaimana keadaan pasien.

Pria tampan itu masih tidur dengan selimut menutupi separuh tubuhnya. Wajahnya tidak sepucat pertama kali aku melihatnya. Aku pikir gejalanya sudah mereda. Aku meletakkan tanganku di dahinya untuk memeriksa ulang.

Hmmm.. dingin tapi masih panas. Minum obat, bersihkan dirimu, tidur satu atau dua malam lagi, dan semuanya akan kembali normal.

Aku seperti dokter, bukan?

Aku melihat jam. Ini sudah jam lima. Mengapa kamu tidur seperti sebelumnya, Kantapol? Jika kamu tidur seperti sebelumnya, kamu akan melihat temanmu dijemput oleh rumah sakit polisi dan diantar sebelum kamu selesai berdoa dan merawatnya.

Makan malam Tinn tetaplah makanan yang tidak terlalu membebani perut karena si pasien sendiri sedang tidak enak badan. Jika dia makan makanan pedas seperti yang dibawa Thiw sebelumnya, dia akan koma. Sup ayam dan nasi panas adalah menu yang aku buatnya. Aku menambahkan beberapa buah dan secangkir teh panas diatas piring. Aku mencicipinya untuk melihat apakah itu enak. Aku harus mengambil dan mempersiapkan lebih banyak. Sebelum disajikan, aku menunggu dia makan malam terlebih dahulu.

Aku mengambil pasta jambu biji di lemari es, memotongnya menjadi potongan-potongan kecil dan meletakkannya di atas meja.

Ini hampir jam enam. Aku berjalan untuk membangunkan orang yang masih tidur seperti pangeran yang sedang tidur. Dia bahkan memberontak. Aku tidak menyerah. Aku akan melakukan apapun sampai dia membuka matanya.

"Bangun, kamu harus makan."

"Aku tidak lapar," katanya, menghindariku.

"Bahkan jika kamu tidak lapar, kamu masih harus makan." Aku bersikeras
pada niatku. Aku khawatir kamu akan mati karena busuk dan bau, mengganggu seluruh kompleks. Aku datang untuk memaksamu, kamu pintar keras kepala! Lebih nakal dari anak TK yang tidak bisa berhenti bermain di kubangan lumpur di jalan.

''..." Nomor yang kamu panggil telah dihapus dari dunia.

Apa! Keras kepala! Bersama dengan Kantaphol, spesialis mengasuh anak-anak nakal. Saat dia menjauh dariku, aku berjalan ke arah lain. Aku perlahan merangkak ke tempat tidur sampai pemilik tempat tidur tidak menyadarinya.

Aku hanya memberikan senyum jahat pada orang yang masih menutup matanya, perlahan merangkak mendekatinya.

"Bangun" Aku meletakkan jariku di dahinya yang berkerut. Ada sedikit kedutan saat dimainkan. Tapi masih belum bangun. Jariku meluncur ke punggungnya, memarahinya. Dia bergerak seolah-olah dia tahu dia sedang
diancam.

Kamu sudah bangun, kan? Aku berpikir sendiri, tetapi tidak ada jawaban. ''Jika kamu tidak bangun, aku akan menangkapmu dan mematahkan pinggulmu."

Ketika aku menggelitiknya dan dia tidak bangun, aku akan menjadi raksasa. Pukul dia sambil mengaum sesekali. Sosok jangkung itu mulai bergerak dan perlahan membuka matanya, menatapku. Kekesalannya tampak tak tertahankan,

''Sudah bangun?" tanyaku. Dia menatapku dengan ekspresi kosong, lalu mengangguk dan memberikan jawaban yang sangat singkat.

''Hmm."

My Boyfriend is the School President Terjemahan indoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang