Part 4

547 21 0
                                    

Pagi-pagi sekali Bina bergegas berangkat ke sekolah, tujuan utama ia hanya ingin mengunjungi kelas sang pujaan hati. Kebetulan memang mereka tidak sekelas, sesampainya di depan kelas Noura ia mengamati jika kelas Noura itu masih dalam keadaan kosong.

Setelah dipastikan dalam keadaan kosong ia pun melangkah menuju meja Noura dan menaruh seikat bunga mawar putih dan sebuah coklat. Dengan langkah cepat ia mengeluari kelas Noura.

Setengah jam setelah kepergian Bina, Noura dan para sahabatnya datang dengan bersama-sama. Tiba-tiba Alya berlari menuju meja Noura, secara mata Alya terkenal seperti burung elang yang ingin menangkap mangsanya, ya, sangat tajam.

"NOURAA!! Liat deh cepet sini" teriak Alya dari meja Noura.

"Alya bisa enggak sih pagi-pagi kaya gini enggak teriak-teriak... Pantesan enggak ada cowok yang betah sama kamu" omel Noura. Dan seketika mata Noura memandang bunga yang tergeletak diatas mejanya.

Para sahabat Noura saling berpandang-pandangan sejak kapan Noura melihat bunga diatas mejanya enggak marah-marah. Karena yang mereka tahu jika ada bunga yang tergeletak di mejanya ia akan marah-marah tidak jelas karena bunga itu. Tetapi mengapa sekarang wajahnya kini berubah menjadi tersipu malu melihat bunga itu?

Alya dan Fira saling memandang Noura dengan penuh tanya, "Kayanya kita berdua perlu introgasi kamu Ra! Semalem kamu kemana? Kenapa handphone kamu enggak aktif? Dan sekarang dimeja kamu ada bunga kenapa kamu enggak marah? Bunga dari siapa emangnya Ra?" tanya mereka bergantian.

"Kalian ini gimana sih nanya itu satu-satu dong kan kasian Nouranya bingung mau jawab yang mana" bela Izza.

"Oohh tadi malem, aku pergi sam Bina.. Palingan juga itu bunga dari dia" balas Noura dengan santainya.

Semuanya yang mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut Noura pun kaget tak menyangka, ada rasa tak percaya dihati mereka karena tak pernah menduga jika Noura dan Bina akan menjadi dekat seperti itu. Sampai-sampai mereka pergi berdua tanpa ada kabar sedikitpun dari Noura.
Noura dengan cepat duduk di mejanya untuk menghindari para sahabatnya yang kemungkinan besar akan terus menanyainya. Ia langsung mengambil seikat bunga pemberian sang kekasih hati dan membaca kartu ucapan yang tertera. "Just for you My Princess". Dan tak lupa ia pun memberi kabar kepada Bina atas pemberiannya.

Sepanjang pelajaran terlaksana, Noura selalu menebarkan senyumannya kepada siapupun yang berada di dalam kelasnya. Dan ia selalu tak habis-habisnya memandangi bunga yang diberi Bina. Rasanya kini ia telah menemukan kehidupannya kembali, setelah kepergian mendiam Angga. Ingin rasanya ia memperkenalkan Bina kepada Angga yang kini telah menjadi pengganti dirinya.

Waktu istirahat pun tiba, bina terburu-buru menghampiri kelas sang pujaan hati. Tepat didepan pintu kelas Noura, ia telah menemukannya bersama para sahabatnya.

"Haii Ra.. Hai Al,Za,Fir" sapa Bina. Mereka serempak menjawab "Hai..". Para sahabat Noura memahami niat Bina menghampiri Noura, mereka mengasih anggukan kepada Bina.

"Noura.. Kantin bareng yukk!" ajak Bina. Noura mengangguk setuju dan berpamitan kepada sahabatnya.

"Aku ke kantin bareng Bina iyaa girls.. bye.." pamit Noura sambil mencium pipi satu-satu sahabatnya itu. Bina pun menggenggam tangan Noura menuju kantin.

"Kayanya enggak enakan deh Bin, kamu gandeng aku di kawasan sekolah banyak yang liatin tuh" ucap Noura. Otomatis Bina pun melepaskan genggamannya.

*Di Kantin*
Sedari tadi mereka hanya berdiam saja, Noura type cewek yang enggak betah untuk didiemin akhirnya angkat bicara terlebih dahulu. "Thank's iya bunganya aku suka banget sama bunganya, apalagi itu bunga mawar putih kesukaan aku. Oohiyaa.. Ngomong-ngomong kok kamu tahu kalo aku suka mawar putih?" tanya Noura pada Bina.

Bina pun kaget dengan pertanyaan yang menjebaknya karena selama ini ia selalu menjadi stalker setia Noura tanpa diketahui oleh siapapun.

"Hemm. . . Masalah itu, biasalah felling aku aja mau belinya mawar putih keliatannya segar banget" alasan Bina.

"Kamu pulang sekolah mau kemana? Aku anter kamu iya, hitung-hitung tanda terimakasih aku ke kamu" ujar Bina.

"Terimakasih buat apaan? Seharusnya aku dong yang bilang terimakasih ke kamu" Noura semakin bingung dengan ucapan yang terlontar dari bibir Bina.

"Terimakasih untuk. . . Untuk kamu telah nerima rasa sayang aku, semoga kedepannya kita bahagia terus" jawab Bina sambil mengecup punggung tangan Noura.

Tak lama kemudian, makanan yang mereka pesan pun datang, mereka langsung menyantapnya dengan sesekali diselingi oleh canda tawa diantaranya.

Disisi lain para sahabat Noura mengintai mereka penuh dengan rasa senang atas keakbarakan yang terjalin antara Bina dan Noura. Dan berharap mereka bisa saling melengkapi.

*** Jangan lupa comment nya ya, maaf kalo ada yang typo typo. Jangan lupa juga masukannya. Thx :D

LDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang