Cold Winter

16 2 0
                                    

(Fuyu)

Cold Winter

"Happy Birthday."

Aku memejamkan mataku untuk mendengar dan menghayati suara yang menyerukan ah tepannya membisikan selamat ulang tahun. Lalu membuka kedua mataku menyaksikan salju pertama di bulan Desember ini turun.

Kau masih ingat? Pikirku.

"Hay." Sapanya menepuk pundaku pelan. Aku menoleh dan memberinya senyum tipis untuk sekedar membalas sapaannya.

"Kau datangkan nanti malam ke pesta ulang tahun Ryeo Ku-ya?" tanyanya menyamai langkahku.

"Aku tak di undang." Jawabku jujur.

"Katanya semua di undang." Ucapnya heran. Aku cuma tersenyum tipis.

"Kalau semua termasuk seonsangnim deul juga dong." Godaku.

"Yak itu lain cerita Gyunie." Aku terkekeh melihat wajahnya yang sudah memerah entah karena kesal, malu atau udara yang dingin.

"Kamu bilang semua, kali saja." Kataku mengedikkan bahu tak peduli.

"Ck.. bicara denganmu slalu membuatku mati kata. Sebenarnya kau berlatih bicara di mana. Pandai sekali mematahkan kata orang lain." Grutunya. " Tapi bener kamu tak di undang?" tanyanya lagi penasaran.

"Menurutmu dia akan mengundangku?" tanyaku balik.

"Bukannya dia teman satu kelasmu."

Sekaligus musuhku. Lanjutku dalam hati.

"Teman sekelas bukan berarti kami akrab. Lagi pula siapa yang mau mengundang anak yatim piatu sepertiku."

"Kenapa kau bilang seperti itu?" teriaknya tepat di telinga kiriku.

"Aish tak perlu berteriak juga kali." Sungutku dengan mengusap telingaku yang menjadi korbannya.

"Makanya jangan bilang sembarangan."

"Aku tak ngomong sembarang tapi kenyataan." Balasku.

Setelahnya kami sama-sama diam selama perjalanan menuju sekolah kami. Seperti biasa dia akan mengantarku sampai depan kelasku sebelum dia ke kelasnya. Dia memang sahabat terbaik yang ku punya.

"Gyunie." Panggilnya menghentikan langkahku memasuki kelas.

"Ne? Waeyo?"

"Aniyo."

Aku menaikkan alisku setelahnya berbalik hendak memasuki kelas sebelum dia kembali memanggil namaku lagi. Aku menggeram dan berbalik menghadapnya yang menggaruk tekuknya yang ku yakini tak gatal sama sekali.

"Waeyo? Cepat bicara atau aku akan meninggalkanmu." Sentakku yang mulai kesal padanya.

"Er.. kalau kau tak di undang ke ulang tahunnya Ryeo Ku-ya kau bisa datang bersamaku."

Aku mengerutkan dahiku. Dia semakin gugub atau bisa ku bilang salah tingkah.

"Begini. Kan di undangannya di bolehkan mengajak pasangan, hey jangan ge-er dulu." Ucapnya saat aku tersenyum miring padanya. "Aku tak tahu akan mengajak siapa. Jadi aku akan mengajak mu. Kau mau?"

"Bukannya ada Di An noona?" tanyaku heran.

"Ck.. tinggal jawab iya atau tidak susah amat." Sungutnya.

"Kau berniat mengajakku atau tidak sih." Balasku.

"Ne, jadi?"

"Em..." aku pura-pura berpikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

4 SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang