Sakura Drops

39 4 0
                                    

(SPRING)

SAKURA DROPS

Hari ini tlah tiba. Hari dimana aku harus melupakan masa lalu dan mulai lembaran baru. Seperti para kelopak sakura yang dulunya berguguran yang tumbuh kembali di tahun selanjutnya. Tak akan menyerah terhadap keadaan.

Menarik napas menghirup udara segar sedalam-dalamnya. Angin berhembus menerbangkan rambutku yang ku gerai bersama para kelopak sakura yang ikut berhamburan seolah hujan sakura. Indah memang tapi menyedihkan karena mereka akan lenyap secepatnya dan di ganti dengan dedauan hijau.

“Huh tak ada yang abadi, paling tidak mereka akan tumbuh lagi.” Guman ku entah pada siapa. Mungkin pada angin yang menggugurkan mereka atau pada udara hampa yang menemaniku.

“Huft..”

Deg.

Mendadak jantungku berhenti lalu berdetak kencang.

“Lihat.”

Dia menunjukkan kedua tangannya yang mengepal ke depan mataku. Aku memicingkan mata menatapnya.

“Apa?”

“coba buka dan lihat apa dalamnya.”

Ku pegang tangannya dan perlahan membukanya.

“Indah bukan?”

Aku menatapnya menyerngit.

“Apanya?”

“Tsk kau ini. Lihat dengan benar. Bukankah kelopak  sakura ini unik. Berbentuk cinta.”

“eh…” setelah ku amati dengan teliti memang berbentu cinta.

“Simpanlah.” Dia meletakkan kelopak sakura itu di tanganku.

Dan semenjak itu aku menjaga kelopak sakura itu. Merawatnya agar tak rusak. Aku berharap kelopak itu lambang cinta kami dan kalau aku merawatnya dan menyimpan seperti belahan jiwaku, maka cinta kami juga akan slalu tersimpan.

Musim berganti musim. Musim semi berganti musim panas yang membuat suhu jepang meningkat. Perayaan di gelar di berbagai daerah, samapi puncaknya di festival kembang api yang aku hadiri dengan kerabat dekatku karena dia tak dapat menemaniku. Dia punya acara dengan keluarganya yang setiap tahun slalu merayakan musim panas di tanah kelahiran obaa-sannya. Setiap tahunnya aku slalu mengalah untuk tak memaksanya pergi bersamaku seperti pasangan pada umumnya.

“Haru-chan.”

“Hai.”

“Bukankah itu Ryu-san.” Tunjuk Yuka sepupuku ke arah dua pasang muda-mudi yang berada di depan stan makanan.

“Apa kalian sudah putus?” tanya Yuka penasaran.

“Lie. Aku…” aku tak dapat berkata apapun. Semua kata yang siap ku suarakan bagai lenyap. Mungkin aku terlalu terkejut mendapatinya di sini bersama seorang gadis, bukannya bersama keluarganya. Berbagai pikiran negatip dan positip berkeliaran di kepalaku. Bisa saja gadis itu saudaranya tapi tak ku pungkiri pikiran negatip lebih meenguasai. Apa selama ini dia membohongiku?

Hingga aku baru sadar sikap dia belakangan ini, dia berubah. Dulu dia perhatian dengan mengirimiku e-mail hanya untuk menanyakan keadaanku atau hanya basabasi dengan alasan kangen. Tapi sekarang dia bahkan tak akan mengirim e-mail sebelum aku duluan yang mengirim dan dia membalasnya dengan singkat seolah enggan membalasnya. Apa ini alasan di balik perubahannya. Apa dia sudah tak mencintaiku lagi. Lalu apa gunanya aku salu menyimpan hati dan apa artinya kelopah sakura itu.

Aish.. baka. Aku benar-benar baka. Kenapa semudah itu percaya dengannya.

Di samaan aku meneteskan air mata kembang api bertebaran seolah menertawakan hatiku yang luka. Bersamaan dengan itu aku melhatnya menoleh ke arahku dengan wajah trkejut dan setelahnya semakin membuatku sakit. Dia seolah-olah tak mengenalku demi gadis itu.

Di saat perayaan musim panas kisahku berakhir. Berakhir dengan tragis.

Di telapak tanganku terjatuh kelopak yang aku suka sekaligus yang aku benci. Kenapa kebetulan seperti ini. Klopak sakura berbentuk cinta. Korogoh tasku untuk mengambil dompet dan ku buka. Mengambil bingkai kecil yang slalu ku selipkan di celah dombet menampakkan kelopak sakura yang sama persis dengan di tanganku.

Tersenyum miris. Sebuah kebetulan yang mengejutkan. Pikirku.

Ku dongakkan kepala menatap hamparan langit biru yang bersih tanpa awan.

Apa ini pertanda.

Kisahku dan cintaku yang aku simbolkan dengan kelopak sakura pemberiannya tlah berakhir dan sekarang aku mendapan kelopak yang sama persis. Apa itu pertanda aku harus mencoba lagi. Seperti bunga sakura yng tak bosan-bosannya bermekaran di setiap tahunnya walau pada akhirnya akan berguguran. Begitu pula aku, aku harus mencoba bangkit dan menemukan cintaku walau mungkin aku akan sakit akan penghianatan atau perpisahan. Tapi yakinkan diri aku bisa seperti sakura yang berguguran lalu kembali berbunga di setiap tahunnya.

“Haru-san. Host.. host.. aku mencarimu di mana-mana dan ternyaa kau di sini. Kau tahu bagaimana kawatirnya aku tiba-tiba kau menghilang dari sampingku…”

Dia berhenti bicara saat aku menyodorkan kelopak sakura itu di hadapannya.

“Aku berharap kau dapat menjaganya Aki-san.”

Dia mengambilnya dan melihat kelopak itu dengan pandangan bingung.

“Ini?”

“Anggap saja itu hatiku.”

Seketika senyumnya mengembang di ikuti senyumku yang juga tak dapat ku sembunyikan. Sakura biarlah berguguran karena akan ada sakura selanjutnya di tahun berikutnya.

4 SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang