" Maaf, Zeeva gak akan pernah ulangi lagi. "
* Zeeva *
Matahari yang cerita sekarang sudah berganti dengan bulan purnama yang dihiasi oleh bintang-bintang. Jalanan di malam hari juga mulai macet sehingga membutuhkan waktu yang lama menuju tempat tujuan.
Untung saja sebelum jalanan terlalu padat oleh kemacetan, Arka dan Zeeva sudah duluan tiba di Restoran. Karena Zeeva sedikit sensitif dengan keramaian dan keributan, mereka akhirnya duduk di pojokan, tepatnya di samping jendela yang bisa melihat ke jalanan.
Zeeva menghela nafas. Hah. Disini terasa lebih hangat dari pada di luar. Sesaat kemudian seorang pelayan datang sambil membawa buku menu dan notebook untuk menuliskan pesanan pelanggan.
" Lo mau pesan apa? " Arka memberikan buku menu pada Zeeva.
" Dari tadi siang kita gak berhenti makan makan. Gak gak kenyang apa?"
" Gue itu mudah laper. Lagipun dari tadi kita asyik jalan-jalan terus. "
" Iya,deh. Zeeva steak dengan bumbu pedas. Untuk minumnya, es cappucino aja. "
" Baik, lalu anda tuan Arka? "
" Seperti biasa! "Setelah memesan dan pelayan pergi, Arka terus saja menatap Zeeva yang sibuk menulis di jendela dengan embun yang ada. Disela tatapannya, Arka selalu bertanya-tanya. Apakah benar yang ada di depannya ini adalah adik dari Elbara yang cerewet dan mudah marah itu?
Jika dilihat terus menerus, memang mirip. Bahkan kecantikan yang dimiliki oleh Zeeva semakin menjadi-jadi. Tubuh pendeknya 8 tahun yang lalu sudah semakin tinggi dan kini ia setara dengan lehernya Arka. Berbeda dengan Dava, jika gadis itu berdiri di depannya tanpa menggunakan hak heals, dia akan setara dengan dada pria itu. Wajar,sih. Dari dulu keluarga Dava memang bertubuh tinggi.
Beberapa menit telah berlalu dan sekarang makanan yang mereka pesan telah terhidang kan di atas meja. Hmm. Aroma lezat yang semerbak semakin membuat perut Zeeva keroncongan gara-gara lapar. Sebenarnya dia memang sudah lapar. Karena saat makan siang tadi, dia hanya makan sedikit. Gadis itu pun memotong steak dan melahapnya.
" Enak? "
" Enak! " Zeeva memberikan sepotong steak untuk Arka. " Aaa.. "Arka tersenyum lalu menyantap daging dari Zeeva itu.
" Kira-kira ini baru pertama kalinya kita jalan-jalan selama ini. Padahal,kan rencananya cuma makan siang doang. Ini juga karena kita kelamaan di rumah sakit. "
" Kakak bosan,ya? Maaf. "
" Gue gak akan maafi lo sebelum lo lakuin apa yang gue suruh. "Zeeva menghentikan aktivitas makannya dan menatap lurus ke arah Arka. Anehnya pria itu terus tersenyum.
" Mau nyuruh apa? "
Arka menunjuk pipi kirinya bermaksud memberikan kode pada Zeeva bahwa dia ingin dicium. Zeeva menyuruh Arka mendekat lalu perlahan Zeeva mendekati wajah Arka.
" Mau dicium? "
" Iya."
" Bener? "
" Iyaa. "
" Ini ciumannya! "Bukannya mencium, Zeeva malah menarik kepala Arka lalu menggigit kuping pria itu dengan ganas sehingga meninggalkan bekas. Arka meringis kesakitan dan menjauh dari Zeeva.
" Lo ini apa-apaan? Sakit tau!! "
" Gak semudah itu minta di cium. "
" Tapi gak usah di gigit jugak kali. "Zeeva tertawa lepas sampai kemudian ada panggilan masuk dari ponselnya. Dava? Kenapa tiba-tiba lelaki itu menelpon? Ketika Zeeva ingin mengangkat panggilan itu, tiba-tiba ada seseorang yang menyenggol serta tidak sengaja menendang ponsel Zeeva lebih jauh saat terbanting kelantai. Zeeva terkejut sekali melihatnya.
" Astaga, maaf saya enggak sengaja. "
" I-iya. " Zeeva tidak bisa berpikir lagi. Dia buru-buru mengambil ponselnya yang kini sudah pecah itu.
" Lo gak apa-apa? Dia gak ada mata apa buat liat jalan? " Ketika Arka ingin menghampiri wanita itu, Zeeva menahannya.
" Jangan. Zeeva gak apa-apa. Lagipun dia udah minta maaf. "

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3 [ AND ]
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } "Lo ditolak, bocil!" Kalimat itu adalah luka pertama yang diukir Christian Dava Alvarez di hati kecil Zeeva Arabels. Namun luka sejati bukan berasal dari penolakan cinta masa kecil, melainkan dari kenyataan ba...