Act 4: Tulip's Scent

18 4 3
                                    

Happy Reading!

°

°

°


Kedua alis itu tertekuk hingga perempatan pada dahi tercipta dengan pandangan tajam teracungkan. Batin bertanya-tanya dengan mata penuh selidik, beribu pertanyaan dan dengan perasaan skeptis terus terbayang--sebegitu kentara tanpa si empu sadari. Lain halnya dengan lawan bicara--Ather von Camus, Archduke muda itu menarik senyum, tidak, lebih tepatnya seringai.

Situasi yang sama sekali tak disadari Evly, bahwa dirinya sekarang sedang menjadi bahan guyonan dari Ather. Ia tersirat mengejek dan penaka membuat skenario bahwa terkaan Evly pada dirinya benar, sedang merencanakan sesuatu. Ya, walau sepenuhnya isi kepala Lady itu tidak benar.

Ather kemudian menyilangkan kedua tangan di depan dada sembari menumpu sebelah kakinya pada lutut lain sesaat setelah merapikan anak-anak rambut hitamnya. Kesan angkuh bergaya anggun tertangkap pada si lawan bicara yang mana membuat Evly mengedutkan sebelah mata tak percaya akan tingkah pemuda itu.

"Jangan terus memandangiku, Lady. Aku takut Kau akan jatuh cinta dan itu merepotkan!" ujar Ather, "ingatlah dengan pujaan hatimu itu. Apa Kau mau berpaling darinya untukku?" lanjutnya seraya terkekeh pelan.

Kedua sisi wajah Evly seketika memerah, layaknya hawa panas pada teko berisi air siap matang. Ia kemudian memukul meja yang dipenuhi kudapan juga teh, dengan kedua tangan terkepal kesal, membuat beberapa piring bergeser dari tempat. Raut jijik pun tak terbantah dari wajah cantik miliknya.

"Daniel seribu kali lebih tampan dan lebih baik darimu yang seperti kerbau pembajak sawah! Jadi, jaga ucapanmu dan katakan segera apa tujuanmu kemari, lalu cepat pergi dari sini!" sinis Evly tampak berusaha tenang sembari mengatur napasnya yang memburu. Andai saja statusnya lebih tinggi, ia pasti akan menendang keluar Ather tepat pada pantatnya.

Ather menghela napas singkat dengan seringai di wajah tampannya, lalu bergerak mencodongkan badan seraya berbisik pelan. "Justru di mataku sekarang, malah Lady yang terlihat seperti banteng pemarah yang sedang jatuh cinta!" Ather sangat puas membalas hinaan yang jatuhnya sangat kasar bagi kelas bangsawan dari mulut Evly.

"Oh, tenang dulu!" ucap Ather memotong Evly yang hendak menyerang, "kalau kita beradu mulut seperti ini terus, aku tidak sempat mengatakan kesepakatan kita nanti." Kedua mata scarlet Ather sekilas melirik ke dalam ruang kamar Evly yang terdapat seorang pelayan di sana, tak lain dan tak bukan adalah Ibi.

Gadis bernetra lilac itu tengah sibuk membereskan kamar Sang Lady lantaran seharian itu Evly sama sekali tak keluar kamar. Penuh kehati-hatian dan keuletan Ibi merapikan segala peralatan dan gaun Evly, ia pun tampak begitu menikmati pekerjaannya sampai-sampai tak menyadari seseorang tengah memerhatikannya.

Wajah manisnya bahkan membuat madu tak lagi berasa, terlebih ketika seulas senyuman lembut nan hangat terpampang pada bibir tipis merah muda. Kendati berpenampilan sederhana dan seadanya, hal itu tak membuat kecantikan Ibi kalah dari nona-nona bangsawan lainnya. Apalagi Evly sudah membuktikan sendiri!

"Kesepakatan?" Sebelah alis Lady Huber itu terangkat, "aku merasa tak pernah membuat kesepakatan denganmu! Kalaupun iya, aku pasti akan berpikir ribuan kali untuk itu!" Evly memutar bola mata malas. Menganggap bahwa Archduke muda di hadapannya itu terlalu menyepelekan.

Namun, seketika bulu roma yang hinggap di sekujur tubuhnya terangkat, merinding hebat semasa mata scarlet yang indah itu menatapnya penuh ancam. Evly bungkam dengan pandangan yang tak bisa lepas dari Ather, ia tak takut, ia hanya kaget karena baru pertama kali semenjak beberapa pertemuan mereka, Ather memberikan hawa tak biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Lady's Flower Series; Tulip's ScentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang