"Dunia ini hanya tentang tiga hal, yaitu bertemu, singgah, lalu pergi. Tidak ada yang benar-benar menetap di sini."
~Djani Pradaya."Butterfly itu kamu, ia terbang sesukanya dan aku hanya bisa melihat dan mengaguminya dari jauh saja. Tidak bisa kumiliki seutuhnya."
~Binarkara Laulita Mahendra..
.
."Terkadang cinta hadir dengan ketidaksengajaan."
~Djani Pradaya.Tak kenal maka tak sayang, maka dari itu sebelum masuk ke dalam cerita kita terlebih dahulu kenalan dengan Binarkara Laulita Mahendra pemeran utama di cerita ini. Seperti namanya Binar memiliki bola mata yang sangat indah yang mampu memikat semua orang yang menatapnya, meskipun begitu ia adalah tipe wanita yang tidak suka dengan keramaian, ia lebih bahkan memilih membaca novel kesukaannya ketimbang bertemu banyak orang. Ia juga tidak suka basa basi katanya buang-buang waktu. Hal itulah yang membuatnya tidak punya banyak teman, prinsipnya tidak apa-apa sedikit yang penting berkualitas. Dan yang paling penting Binar masih memegang predikat jomblo, mungkin karena sifat cueknya membuat beberapa cowo enggan melanjutkan perjuangannya mendapatkan cinta Binar.
***
Binar turun dari bus dengan dua buah headset yang masih melekat sempurna di telinganya. Ia berjalan menuju sekolahnya untungnya jarak sekolahnya dengan halte bus tidak begitu jauh. Ia berjalan tidak sendiri ada beberapa siswa yang tidak ia kenal yang satu bus denganya.
“Binar!!!” seorang perempuan memanggil namannya.
Walaupun memakai headset Binar masih bisa mendengar suara itu walaupun hanya Samar-samar, ia lantas menoleh kebelakang mencari sumber suara.
“Gita!!” yah, perempuan itu bernama Gita. Teman sebangku Binar.
“Tungguin gue!” Gita segera turun dari mobil sedan hitam yang ia tumpangi dan berlari kecil mendekati Binar
“Gue manggil lu dari tadi.” Keluh Gita dengan nafas yang belum stabil.
“Sorry.” Ucap Gita sambil melepaskan handsat dari telinganya.
“Forget it.” Gita sudah tau betul bahwa sahabatnya Binar sangat hobi mendengarkan musik melalui headset.
Beberapa menit kemudian mereka tiba di sebuah sekolah yang cukup favorit di ibu kota yaitu SMA Pelita Harapan. Selanjutnya mereka berjalan menuju kelas mereka XI IPA II yang letaknya berada di lantai dua. Sekarang sudah pukul 07:15 berarti lima belas menit lagi bel pertama berbunyi, pantas saja sekolah sudah mulai ramai dengan murid-murid yang menuju ke kelas mereka masing-masing. Termasuk Binar dan Gita.
Brukk…
Seseoang bertubuh tinggi tak sengaja menabrak Binar membuat tubuhnya ambruk ketanah, “awww.” Ringis Binar pelan.
Binar mengusap lututnya, tampak beberapa goresan disertai darah segar terlukis di sana. Sebuah tangan terulur di hadapannya, Binar mendongakkan wajahnya nampak wajah dari pemilik tangan itu ia sedang tersenyum kearahnya, Binar meraihnya dan segera bangkit dan mengusap roknya yang terkena tanah.
“So..rry.” Ucap Pria itu.
Kaya mengangguk. “Iya gapapa.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Djani
RomanceDia Djani... Dia dari kelas XII Ipa 2, di bukan ketua OSIS, dia bukan ketua dari geng motor dia juga bukan siswa emas yang selalu ikut Olimpiade sains, bukan. Dia Djani... Dia hanya kakak kelas biasa, tidak ada yang sepesial dari dia, sampai... Di...