Teror

20 3 0
                                    

Adnan baru menyadari tatapan tajam Ali dari kejauhan yang menatapnya sedari tadi

Mata Adnan memicing tajam memperhatikan sosok Ali yang berada di samping Sofia dan sarah.

" Nak, itu Zahra Nurlayla." Arumi berbisik di telinga Adnan. Membuat Adnan terkejut dan mengalihkan fokusnya ke arah tangan Arumi yang menunjuk seorang gadis dengan khimar syar'i dan senyum yang manis duduk di kelilingi ibu-ibu lainnya. Namun anehnya Adnan tidak tertarik untuk memperhatikan gadis itu lebih lama, matanya kini beralih ke arah Shafiyyah yang melantunkan ayat demi ayat dengan merdu di atas panggung sebagai penutup acara.

" Nak." Arumi menepuk pelan bahu Adnan hingga Adnan menatapnya dengan ekspresi kebingungan.

Gadis itu berjalan ke arah Arumi dan Adnan.

" Assalamuallaikum Bunda." Gadis itu mencium tangan Arumi dan memeluk Arumi yang tersenyum ke arahnya.

" Waalaikumussalam calon menantu." Perkataan Arumi membuat Adnan dan Zahra menjadi canggung.

" Mas Adnan yaa?" Zahra tersenyum ke arah Adnan yang kini menatapnya.

" Iya, saya Adnan." Adnan menjawab dengan senyum tipis ke arah Zahra. Matanya beralih mencari sosok Shafiyyah di antara banyaknya orang di sana.

" Bunda, Adnan izin ke sana bentar yaa." Langkah Adnan menjauh meninggalkan Arumi dan Zahra yang tengah berbincang.

Langkahnya berhenti tepat di depan Shafiyyah dan Sofia yang tengah bersama banyak anak-anak di sana.

" Assalamuallaikum Shafiyyah." Adnan kini menatap gadis yang sedari tadi mencoba membuang muka darinya. Sedangkan Sofia tersenyum dan langsung menjawab salam Adnan.

" Waalaikumussalam." Shafiyyah menjawab Adnan ketika Sofia mengelus pelan bahu Shafiyyah. namun tatapan Shafiyyah masih saja memperhatikan anak-anak yang lahap memakan cemilan di sampingnya.

" Bagaimana keadaanmu?" Pertanyakan Adnan yang masih saja menatap Gadis di depannya.

" Alhamdulillah, mba Shafiyyah sudah mulai pulih mas." Bukan Suara Shafiyyah yang terdengar di telinga Adnan melainkan suara Sarah yang kini datang dan tersenyum ke arahnya. Adnan mencoba tersenyum ketika Ali yang juga datang ke arahnya.

" Akhirnya kita bertemu lagi." Ali tersenyum ke arah Adnan, hati Adnan semakin kesal memperhatikan wajah lelaki di depannya ini. Terlebih Ali yang menyodorkan tangan untuk bersalaman dengannya kali ini di depan Shafiyyah, Sofia, dan yang lainnya. Bukankah itu hanya modus lelaki itu untuk bisa terlihat ramah di depan yang lain.

" Akhirnya bro." Adnan menyalami tangan Ali. Genggaman tangan mereka lama dan menjadi semakin kuat hingga urat tangan mereka terlihat menyalurkan kekuatan menantang di balik senyum keduanya yang merekah di depan yang lain.


" Nak kamu dengan siapa?" Suara Sofia membuat Adnan dan Ali melepaskan genggamannya. Sekilas tatapan tajam mereka berubah lembut ketika menatap Sofia.

" Dengan ibu saya bu." Adnan tersenyum ke arah Sofia.

Belum sempat mereka berbincang Telpon Adnan berbunyi membuatnya harus menjawab telpon.

" Bu saya duluan, ibu Saya sudah menunggu di sana." Adnan menyalami tangan Sofia dan pergi dari sana.

Di lihatnya Arumi dan Zahra Dari kejauhan yang menunggu dirinya di luar mobil.

JODOH MENUJU SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang