Penulis adalah penulis amatir berusia dua puluh dua tahun. Penulis ingin para pembaca tidak memandang alur berpikir penulis hanya karena penulis adalah perempuan karena tidak ada alasan yang dapat dibenarkan jika laki-laki menganggap bahwa perempuan sulit dimengerti karena perempuan lebih mengandalkan perasaan daripada logika. Sekalipun kamu (laki-laki) begitu, kamu dan perempuan tetaplah manusia yang diciptakan dengan akal dan perasaan.
Penulis menderita kanker sekaligus gangguan bipolar. Penulis juga adalah seorang Kristiani yang pasti akan membuka pandangannya juga mengenai kepercayaannya dan perjalanan imannya selama ini. Pengalaman dari penulis disertai dengan perspektif sengaja dibuka dengan maksud agar para pembaca dapat mempelajari dan tidak mengulangi hal yang sama. Catatan ini sama sekali tidak mengandung porn*grafi.
Penulis datang dari latar belakang yang memakai tiga bahasa, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, dan bahasa Batak sebagai bahasa ketiga. Penulis memakai bahasa pertama dan bahasa kedua secara aktif, sehingga jalan pemikiran penulis didominasi oleh kedua bahasa tersebut serta budaya yang melatarbelakanginya.
Semoga tulisan penulis benar-benar bermanfaat bagi para pembaca. Seumur hidup, penulis ingin menjadi seorang yang berguna, walaupun tidak menghasilkan sedikitpun uang.
Sebelumnya, penulis ingin berterima kasih kepada para pembaca yang sudah hadir sampai pada Bab I ini. Selamat membaca!
YOU ARE READING
If I Could Fly
Phi Hư Cấu"Perubahan itu pasti terjadi." Kalimat yang acapkali didengarkan, bahkan sering dijadikan sebagai sebuah tujuan dari berbagai perencanaan. Perubahan ke arah yang lebih baik tentu saja sangat didamba-dambakan oleh sebagian orang. Namun, bagaimana jik...
