BAB 3

1 0 0
                                    

LIGHT OR DARKNESS
BAB 003

Di ruangan yang begitu gelap, aku duduk di lantai dengan di penuhi luka, pandanganku kabur.

Klek klek klek.

'langkah kaki?'

Aku melihat menuju suara itu.

Seseorang berjalan ke arahku, Aku menatapnya.

"Kamu benar-benar sulit untuk dibunuh ya, adelia"

Seorang gadis berkata dari kegelapan sambil memegang sebuah pedang untuk membunuhku.

'apa? apa yang sebenarnya terjadi? siapa sebenarnya gadis itu? '

Gadis itu mendekatiku.

"Aku telah membunuh keluargamu, hanya kamu yang tersisa"

Gadis itu menjambak rambutku, dan mengangkat kepalaku.

"lihatlah semua orang yang dekat denganmu sudah mati"

Dia menunjuk ke belakangnya.

Tepat di belakangnya terbaring mayat keluargaku dan mayat teman-temanku.

Aku duduk di tempat tidurku. Keringat dingin sudah membasahi pakaianku saat aku duduk di sana sambil menghela napas.

'Itu hanya sebuah mimpi.......'

Aku menatap tanganku untuk mengetahui bahwa mereka gemetar.

***

Beberapa tahun telah berlalu.

Sekarang kami bertiga sudah berusia 20 tahun.

Bertahun-tahun kami habiskan bersama bermain, belajar, dan bersekolah di tempat yang sama.

Dua tahun lalu kami membuat grup music, meskipun grup kami masih kecil tapi kami sangat populer dalam dua tahun terakhir.

Tok.. Tok.. Tok..

Siapa yang datang di jam segini? ini masih terlalu pagi, Aku berjalan menuju pintu dan meraih kenop pintu.

'Siapa yang datang? itu bukan hantu kan?'

Kataku dalam hati.

Aku sedikit gugup untuk membukanya, tetapi pada akhirnya aku harus membukanya.

Berdiri di luar pintu adalah Alfred salah satu anggota grup kami, aku bersyukur itu adalah Alfred bukan hantu.

"Apa yang kamu pikirkan? Apakah kau terpesona oleh ketampanan ku?"

Katanya dengan nada sedikit menggoda.

"Kau bercanda?"

Kataku sambil mengangkat alis.

"Untuk apa aku terpesona dengan mu?"

"Tidak, kamu pasti terpesona dengan penampilan baruku"

Dia terlalu percaya diri dengan penampilan barunya.

Aku akui dia terlihat lebih tampan dengan tampilan baru ini.

"Kamu terlalu percaya diri Alfred"

"Tsk, kamu sangat sulit untuk di goda lia"

Dia berjalan menuju ruang tengah tempat kami semua berkumpul, ruangannya tidak terlalu luas. di dalam ruangan itu hanya ada sofa, meja, TV, AC, dan mesin minuman.

"Kenapa kamu datang lebih awal? itu tidak seperti diri mu yang biasa nya"

Dia menatapku dengan mata cokelatnya yang cerah.

"Kamu selalu datang lebih awal, kenapa aku tidak boleh datang lebih awal juga?"

Aku menatapnya dan memperhatikan posturnya, dia tampak seperti sedang 'depresi'.

"Apakah kau punya masalah?"

Dia melihat ke arah mesin minuman.

"Orang tua ku masuk rumah sakit, dan mereka sedang koma sekarang"

Mendengar kata 'orang tua' mengingatkan ku pada orang tua ku yang entah dimana.

Mendengar kata-kata Alfred bahwa orang tuanya dalam keadaan koma membuat ku cukup sedih, itu karena orang tuanya sangat baik kepada aku dan lio.

"Orang tuamu pasti akan segera sadar, jangan khawatir"

Dia menatap ke arahku.

"Terima kasih, lia"

Aku berjalan menuju mesin minuman.

"Ya sama sama. biar kamu tidak sedih bagaimana jika aku mentraktirmu minum? apa yang kamu ingin minum?"

Aku menunjuk ke mesin minuman yang ada di sebelahku.

Alfred tersenyum kecil.

"Hanya minuman? kau tidak ingin mentraktir ku makan juga?"

Aku menatapnya.

"fyuh"

Aku menghembuskan nafasku.

"Kau tidak ingin ditraktir, baiklah. aku tidak akan mentraktir mu"

Aku mengatakannya dengan nada yang sedikit mengejek.

"E- eh bukan itu maksudnya"

light or darkness? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang