"Pergi kamu dari sini!"
"Dasar wanita murahan! Kau telah merusak nama baik keluarga Kim!"
"Pergi dari rumah ini, wanita jalang!"
"Noona... Pani Noona─yaaa..."
Gadis itu──oh tidak, maksudku wanita itu tersungkur ke atas tanah didepan rumahnya. Wanita itu didorong secara kasar oleh Ayahnya sendiri.
Wanita itu mendongak dengan air matanya sudah kering, "Kenapa? Kalian semua jahat?"
"Jangan banyak omong! Cepat tinggalkan rumah ini!"
Wanita itu menggeleng keras dengan tangannya yang selalu memegang perut besarnya, "Tidak! Aku tidak akan meninggalkan rumah ini! Karena Ayah bayi dari ini adalah suaminya Eonnie! Mark Lee! Pacarku!"
Pria bertubuh jangkung itu mendelik tajam, merangkul bahu sempit istrinya lalu berkata, "Jangan sembarangan! Aku tidak pernah sekali tidur bersama denganmu!"
"Iya, lagipula Mark hanya mencintaiku."
"Mom?"
Deg.
Seketika lamunan wanita itu buyar, memori delapan tahun lalu itu masih bersarang dan berputar di otaknya bagaikan film hitam putih.
"Yes, baby? Sudah bangun?" tanya wanita itu kepada seorang anak kecil.
Anak itu mengangguk lalu merentangkan kedua tangannya, meminta untuk di gendong oleh sang Ibu.
Pani mengangkat tubuh anak laki-laki itu, mencubit pipi gembul anaknya dengan gemas.
"Tadi kenapa melamun, Mom?" tanya anak laki-laki itu dengan tatapan polosnya.
"Mom lagi memikiran apa? Min-hyung ya? Min-hyung nakal?"
Pani terkekeh kecil mendengar setiap pertanyaan dari Min-hyung, tangan Pani terulur mengelus lembut pipi anak semata wayangnya itu.
"Iya, Min-hyung nakal. Mom kan jadi sedih, Min-hyung tidak mau menurut sama Mom."
Min-hyung, mata anak kecil itu langsung berkaca-kaca begitu mendengar penuturan Mom- nya. Kedua lengan kecil itu mengalung erat di leher jenjang Pani.
"Maafkan Min-hyung, Mom. Sebenarnya tadi di sekolah bukan sepenuhnya salah Min-hyung." Ujar Min-hyung sedikit membela diri.
Pani tersenyum tipis, "Why? Mom juga heran, kenapa Min-hyung bertengkar dengan teman di sekolah? Biasanya Min-hyung tidak pernah sama sekali melakukan itu. Min-hyung-ku kan anak baik."
Begitu mendengar penuturan panjang sang Ibu, Min-hyung tak tahan lagi untuk membendung air matanya, anak kecil itu terisak kecil lalu memeluk Mom- nya erat.
"Maafkan Min-hyung, Mom."
Sebelah tangan wanita itu mengelus sayang surai hitam anaknya. Penuturannya memang akan membuat sang buah hati merasa sakit, tapi dirinya terpaksa melakukan hal ini untuk mengetahui apa alasan anaknya memulai pertengkaran di sekolah tadi.
"Where's my dad, Mom?"
Wanita itu menghentikan pergerakan tangannya yang sedaritadi mengelus surai anaknya. Netra hazel milik wanita itu kini menatap lurus ke atas langit, andai dirinya sekarang tidak menggendong Min-hyung, mungkin dirinya akan berniat untuk meloncat dari atas balkon ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHERE'S OUR DAD, MOM?
Fanfic" Where's our dad, Mom? " Entah untuk keberapa kalinya Min-Yeong menanyakan pertanyaan yang sama setiap harinya. " Daddy kita sedang sibuk bekerja, baby. " " Kenapa sangat lama, Oppa? "