"Mungkin akan sedikit sakit sayang" Ucap madam pompfrey yang sedang membalurkan salep yang diracik oleh dirinyanya, sementara luna yang sedang duduk dikursi yang telah disedikan oleh madam pompfrey.
"aku akan berusaha menahannya" namun entah tidak sengaja madam pompfrey menekan luka tersebut terlalu keras hingga membuat luna berdesis nyeri, setelah lukanya seluruhnya terbalut oleh salep, madam pompfrey membersihkan peralatannya.
"Biarkan ini mengering terlebih dahulu" peringatan madam Pompfrey membalikan badan saat ia sedang menaruh barang-barang dilemari yang dianggukin Luna sambil cengegesan.
"Baiklah Madam Pomfrey. terima kasih memberikan waktumu untuk mengobati luka ku" Luna yang berajak ia sedikit kesusahan karena tinggi badannya yang tidak terlalu tidak sedikit sulit berpijar pada lantai.
"Mengapa ini bisa terjadi padamu?" Tanya Madam Pompfrey sambil menoleh kesamping karena luna sudah terdapat didekatnya.
"Terjadi kecelakaan kecil saat kelas Professor Snape"
"Kau harus lebih berhati-hati Luna"
"Tentu, Madam Pomfey apa perlu kubantu untuk membersihkan Botol-botol yang ada diatas sana" Luna sambil melihat keatas sana karena setiap celah dilemari tersususn oleh botol-botol ramuan terisi oleh debu.
"Tidak perlu Luna kau sedang terluka, lain kali saja" jawabnya sedikit tegas karena jika tidak begitu Luna akan tetap memaksa membantunya, anak itu selalu membantu meski orang tak meminta bantuannya.
"Ya ampun lihat sudah jam berapa sekarang, aku harus pergi madam Pompfrey" Luna tergesa-gesa karena ia sudah terlena disini, padahal niat awalnya ia hanya sebentar disini untuk mengobati lukanya saja. Luna berlari setelah meminta izin pergi.
"Baiklah hati-hati Luna!" teriak madam Pompfrey yang terdengar samar-samar.
🪄
langit ke jingga-jinggan itu melintas di atas langit hogwarts berada, beberapa menit lagi langit itu akan terlihat gelap. angin sore itu menggucang taman hogwarts lebih tempatnya pohon apel hijau yang disinggahi oleh seseorang, mungkin tidak dapat dipercaya namun nyatanya begitu. sendari tadi tidak ada yang mengganggunya, hingga terdengar suara tapak kaki yang mengijak daun coklat yang telah gugur ditanah.
"Apa yang sedang kau lakukan?" ucap seseorang sambil melihat keatas sana. sebenarnya pohon apel ini tidak begitu tinggi tapi untuk gadis ukuran Luna ini lumayan besar, dan juga batang pohon ini tebal menjadikannya kuat untuk disinggahi
"OH ASTAGA kau mengagetkan" Luna melihat kebawah terdapat Jas kuning yang menandakan dia anak dari asrama Hufflepuff.
"Tunggu aku mengenal wajahmu, dan aku mengingat namamu.........."
"Rolf bukan kah itu"
"Iya aku Rolf dan Kau belum menjawabku, apa yang sedang kau lakukan diatas sana" Rofl yang sedikit berteriak karena angin sore ini mengucang, hingga rambutnya terbawa sempoian angin.
"tentu saja untuk memetik Apel hijau" Jawab Luna dengan enteng dan begitu saja."
"sebentar lagi matahari akan tenggelam, dan kau masih diatas sana untuk memetik Apel" Rolf tak habis pikir, ia menoleh ke Bowtruckle yang berada dipundaknya, dan Bowtruckle menatapnya balik.
"Aku membuat kesalahan pada seseorang hingga ia marah padaku, dan aku berencana memberikanya Apel hijau, dari informasi yang aku dapat dia menyukai Apel Hijau kuharap dia dapat memaafkan aku" Luna bercerita dari atas sana, namun luna tidak mendapatkan reaksi apapun.
"Rolf kau masih disitu?"
"Ya" Jawab Rolf, tentu saja ia masih disini ia tak tega meninggalkan seorang gadis ditaman hogwarts apalagi melihat langit yang akan berganti menjadi malam.
"Bisakah kau membantuku untuk menangkap Apel yang akan aku lempar"
"Huh?...ya akan kubantu" Rolf sedikit ngebug hingga ia singgap untuk menangkap Apel.
"Tangkap ini"
Tak lama Luna turun saat menurutnya Apel yang dikumpulkan cukup "Aduuhh sedikit sakit" luna mengeluh saat ia turun dengan ketidak seimbangan hingga ia mendarat ditanah.
"berhati-hatilah" Rolf membantu luna, dan Luna Menggapai tangan Rolf untuk ia bisa berdiri.
"kurasa ini cukup, terima kasih Rolf telah membantuku" Luna yang menyusun Apel yang dikumpulkan Rolf kepada suatu keranjang rotan dengan pita biru ravenclaw dan menutupnya
"Apa yang terjadi dengan tanganmu?" Tanya rolf sat melihat tangan Luna yang sedang menyusun Apel hijau tadi.
"Ohh itu hanya luka kecil" jawab luna
"Kau selalu membawa Bowtruckle mu?" tanya Luna melihat pundaknya Rolf.
"Dia seorang teman"
"Ya dia terlihat manis dan menakjubkan aku selalu ingin punya teman seperti bowtrucklemu" Mata Luna membinar ia tidak bisa mengalihkan Matanya dari Bowtruckle Rolf
"Aku tidak sengaja menemukannya"
"Aku harus pergi sekarang" Sebenarnya rolf yang tak enak hati meninggalkan luna tapi ia ada suatu keperluan.
"Tentu" Jawab luna, Hingga Rolf pergi meninggalkanya hingga sekitar delapan meter Luna kembali memanggil namanya.
"Rolf tunggu" rolf berbalik dan luna berlarian kecil sambil membawa keranjang Apel hijuanya, ia membuka keranjang itu mengambil dua Apel hijau untuk Rolf
"Untukmu dan temanmu"
"Aku tak begitu menyukai Apel hijau, tapi temanku yang lain ada yang menyukainya jadi terima kasih Luna" Rolf tersenyum hingga menampilkan lesungpipinya dan juga sedikit tersipu.
"Aku yang harusnya berterima kasih Rolf"🪄
"Baiklah akan aku bersihkan" Jawab seseorang yang telah Draco tegur karena menumpahkan kuah sup diasrama slytherin, jorok itulah yang dipikirkan Draco ia muak dengan segalanya yang tumpah.
"Selamat Draco" ucap seseorang masuk ke asrama slytherin dan menutup pintunya.
"Untuk apa kau memberikanku ucapan selamat Blaise" Draco yang duduk disana dengan begitu gagah.
"Rupaya kau belum tau"
"Bagaimana dia tau, dia pergi begitu saja" Celetuk berambut pendek hitam yang datang duduk disebelah Blaise sambil kakinya diatas meja sana.
"Diamlah Pansy" Jawab draco yang malas.
"Dikelas ramuan Professor Snape penghargaan ramuan terbaik diberikan pada team mu" Penjelasan yang diberikan Blaise
"team? maksudmu Aku dan Lonny?"
"Iyaa, ramuan yang kalian buat paling ampuh dan tepat ucap Profesor Snap oleh karena itu team mu pantas mendapatkan penghargaan" Ucap Blaise begitu enteng
"OH YA AMPUN"Ucap Draco yang masih terkejut.
Absen yuk yang nungguin
Cerita ini.
Klik tombol bintang
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind Story
Fanfictionkamu bukan yang tersisa namun cerita tentang kita yang tidak pernah bercerita