Reaction Lotm (1)

255 20 0
                                    

Kabut abu-abu tak berujung memenuhi bidang pandang mereka yang secara paksa ditarik ke kediaman megah ini. Selain anggota Tarot Club, sisanya tidak mengetahui tentang tempat apa ini sebenarnya.

Sementara itu, anggota Tarot Club yang merasakan suasana familiar segera meneliti sekeliling. Ternyata, amat berbeda dari tempat Gathering mereka biasanya, tidak ada meja perunggu panjang dengan dua puluh dua kursi bersandaran tinggi, tidak ada keberadaan kuno yang menatap rendah pada mereka, dan orang-orang acak yang bukan anggota Tarot Club merupakan subjek yang tak dapat mereka prediksi.

Audrey tercengang, tak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama, dia yakin setidaknya di antara orang-orang acak tersebut ada orang-orang yang seharusnya tak ada di sini.

Seorang pria dengan topi penyihir, rambut keriting, dan monocle kristal di mata kanannya, menyadari perhatiannya dan balas menatapnya dengan penuh minat. Audrey merinding, dia mengalihkan pandangannya ke anggota Tarot Club yang juga mengetahuinya.

Leonard menenangkan dirinya dengan susah payah, mereka harus segera memahami situasi ini. Mengapa orang-orang itu, yang merupakan musuh Tarot Club sebelumnya, sekarang berada di sini?

Tunggu, Leonard tiba-tiba melihat siluet orang tua yang tampaknya akrab, dia pernah melihat ciri-ciri potretnya dari pengalamannya memasuki dunia buku.

Pak Tua! serunya dalam pikiran, dia sangat terkejut. Tidak hanya dia, semua orang yang ditarik ke tempat ini juga sama terkejutnya dengannya.

The Hanged Man Alger menahan gemetarannya sambil berpura-pura tenang, dia percaya bahwa tempat ini yang sedikit berbeda dari kediaman Tuan Fool, pasti tidak akan membiarkan dia dan anggota Tarot Club terluka.

Derrick Berg melihat ada banyak bangku, sofa, meja panjang berisi segala macam makanan dan kebutuhan, serta benda-benda aneh yang memancarkan kilau misterius di sekitarnya. Yang lainnya ikut mengamati benda-benda itu dan ada yang bergumam tak percaya, tampak pucat karena tidak mengerti mengapa dibawa ke sini, dan orang-orang yang tidak mengerti bagaimana mereka masih hidup.

Kabut abu-abu perlahan-lahan surut untuk memudahkan mereka mengenali tamu lainnya. Pada saat itulah, keributan yang sebelumnya ditekan meletus seketika.

“Kapten?!” teriak Leonard dalam ketidakpercayaan pada sosok akrab yang kebetulan menoleh ke arahnya.
Dunn Smith mengerutkan keningnya, dia menghampiri Leonard, tetapi seseorang meraih tangannya sebelum itu. Dunn berbalik untuk mendapati wanita cantik dengan gaun hitam layaknya Spirit Medium menatapnya dengan mata berbinar dan dipenuhi sukacita.

“Daly?” tanya Dunn, dia masih merasa bahwa ini mungkin mimpinya setelah kematian, tetapi tampaknya tidak demikian.

Keberadaan orang-orang yang tidak dia kenal, reaksi Leonard yang terlalu kuat, dan sekarang Daly. Dunn mulai merenungkan tentang segala hal ini sambil membawa Daly menghampiri Leonard.

“Kapten!”

Leonard bertanya-tanya bagaimana mungkin orang yang sudah meninggal hidup kembali dan ada di sini?

Pallez Zoroast mendengar teriakannya, dia merasa sesuatu yang amat besar akan terjadi dan alasan mengapa semua orang ini ada di sini akan segera terjawab.

Anggota Tarot Club membentuk kelompok kecil menghadapi kelompok besar dari tamu lainnya. Namun, sekarang bertambah dengan datangnya tamu yang merupakan orang-orang yang mengenal mereka.
Derrick hampir menampar wajahnya sendiri saat melihat Mantan Ketua Colin Illiad mengangguk padanya dan Panatua Lovia tersenyum padanya.

Trissy dengan hati-hati pergi ke pinggir dan mengamati lainnya dengan ketakutan. Medici, Sauron, Einhorn, tampak bodoh karena mereka tidak dapat memahami situasi apa ini, mereka melirik ke Mantan Mr. Error yang berpura-pura tidak mengenal mereka.

Azik Eggers memilih kursi untuk duduk dan perlahan mencoba memahami maksud dari pertunjukan ini.

Masing-masing dari mereka memiliki cerita tersendiri dan akan panjang bila dijelaskan, jadi singkatnya, mereka secara acak ditarik ke tempat ini tanpa kesempatan melawan dan mereka cukup yakin ini adalah kediaman Dewa yang kekuatannya bahkan melebihi semua Dewa.

Tuk tuk tuk

Tiba-tiba suara ketukan bergema, membuyarkan rencana dan skema orang-orang yang berniat membuat onar dan mereka yang menjadi emosional melihat orang-orang yang seharusnya sudah meninggal.

Muncul entah darimana, seseorang berambut panjang dengan pakaian kuno dengan jubah hitam dan kacamata berbingkai perak, duduk di kursi bersandaran tinggi di ujung dari tempat ini.

Anggota Tarot Club memucat, mereka tahu sosok itu bukan Tuan Fool yang mereka kenal. Tuan Fool telah tertidur dan memberikan misi terakhirnya, sekarang keberadaan yang berbeda sepertinya menggantinya, apakah ini berarti ada sesuatu yang salah terjadi pada Tuan Fool?

“Halo, semuanya. Aku akan membagi kalian menjadi empat kelompok. Kalian bisa duduk di bangku yang sudah disediakan.”

Pemberitahuannya tanpa nada apapun seperti dia hanya bertindak sebagai perantara membuat mereka lebih tenang. Namun, —

“Tidakkah kalian ingin menonton cerita yang menarik?” tanya pria berambut panjang itu sambil menjentikkan jarinya.

Muncullah sebuah layar besar yang mengelilingi mereka semua. Empat sisi dengan bangku masing-masing sudah ditandai dengan nama dari setiap individu.

Sisi pertama adalah milik para Dewa dan Malaikat, secara mengejutkan, orang-orang lainnya baru menyadari bahwa ada keberadaan Dewa di sini.

Anggota Tarot Club menatap kosong, keterkejutan mereka tak bisa dijelaskan dengan kata-kata sederhana. Praktis membuat jiwa mereka melayang seketika.

Amanises tetap tenang dan santai seolah-olah sudah mengetahui pengaturan macam apa ini, sementara itu Roselle Gustav yang tiba-tiba dibebaskan dari korupsinya merasa tak ada hal lain yang bisa lebih buruk. Di tengah itu, Roselle mencari-cari keberadaan putrinya yang mungkin juga berada di tempat ini.

Adam memegang Groselle’s Travel dan 0-08 sembari duduk di bangkunya, bersiap menulis sesuatu seperti rekaman, dia merasa ini sangat menarik daripada dunia yang penuh kegilaan itu.

Amon sedang bermain-main dengan sarung tangan kulit, Creeping Hunger, hadiah terakhir yang diberikan Tuan Fool padanya, dia menunggu pertunjukan macam apa yang akan disajikan di depannya. Dia mungkin tahu apa yang direncanakan oleh sosok itu, tetapi dia lebih tertarik pada apa yang akan ditampilkan di layar.

Bernadette akhirnya melihat Ayahnya, dia langsung memanggil, “Ayah!”

Namun, suaranya ditekan sehingga tidak menimbulkan keributan. Dia tertegun sejenak sambil menatap sekilas pada pria berambut panjang yang tersenyum tipis itu.

“Jadilah penonton yang baik, jangan terlalu berisik,” pengingatnya dengan ramah.

Will Auceptin mengerutkan keningnya tanda bahwa dia merasakan firasat buruk. Pallez dengan tegas menyuruh Leonard untuk tenang dan memintanya untuk mengatur anggota Tarot Club tetap terkendali, mereka tidak bisa sembarangan di sini di hadapan para Dewa.

Para peserta telah dikumpulkan. Pertama dari sisi para Dewa dan Malaikat : Amanises, Roselle, Adam, Amon, Pallez Zoroast, Will Auceptin, Azik Eggers, Reinette Tinekerr, Roselle Gustav, Bernadette.

Masing-masing dari mereka tetap tenang dan berpura-pura tidak mengenali lainnya.

Kelompok kedua terdiri dari para Beyonder yang seharusnya sudah meninggal, tetapi jiwa mereka ditarik ke sini untuk ikut sebagai peserta : Dunn Smith, Daly Simone, Colin Illiad, Lovia, Medici, Sauron, Einhorn, Trissy Cheek.

Bilik ketiga yang khusus dilindungi adalah anggota Tarot Club, mereka tampaknya lebih istimewa dari para Dewa karena mereka diperlakukan berbeda, ada penghalang khusus yang membuat mereka tidak bisa dilukai.
Terdiri dari anggota Tarot Club yang telah menggemparkan dunia : Audrey Hall, Alger Wilson, Derrick Berg,  Fors Wall, Emlyn White, Cattleya,  Xio Derecha, dan Leonard Mitchell.
Mereka semua gugup dan berusaha untuk menahan rasa penasaran dan ketidakpercayaan mereka pada situasi ini.

Kelompok terakhir milik anggota keluarga yang berhubungan dengan tokoh utama : Melissa Moretti dan Benson Moretti.

“Baiklah, mari mulai menikmati kisah yang sangat menarik ini.” Pria berambut panjang itu bertepuk tangan sekali, kemudian semua layar itu menjadi cerah menyilaukan.

***

Fanfic LotmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang