Part 2

20.2K 636 11
                                        

PDF ready. Harga 50rb sampai tanggal 26 September. Setelahnya harga normal 55rb. Minat hubungi saya di
082216211114
Promo hanya berlaku untuk yang beli di saya. Tidak berlaku di karya karsa atau google play book.

Happy reading 🥰

____**____

6 tahun yang lalu

Suara deringan ponsel membuat gadis berkacamata yang sedang menatap laptop di perpustakaan kampus buyar konsentrasinya. Ia meraih ponsel yang ada di tasnya untuk melihat nama si pemanggil. Menyadari siapa yang menghubunginya, gadis itu seketika tersenyum cerah dan mengangkatnya.

"Hallo."

"Sayang, kau dimana?"

"Aku di perpustakaan, sedang mengerjakan tugas."

"Bisakah kau membantuku?"

"Membantu apa?"

"Laptopku tertinggal di apartemen. Bisakah kau naik taksi dan mengambilnya? Aku sedang ada kelas dan laptop itu untuk kelas selanjutnya. Sopirku sedang libur hari ini. Bisakah kau menolongku sekarang?"

"Eeeem, bagaimana ya. Apa tidak bisa pakai laptop milikku?"

"Tidak bisa sayang. Di sana ada file-file penting."

"Baiklah. Aku akan mengambilkannya sebentar lagi."

"Terima kasih sayang. Love you."

Friska menutup panggilannya. Ia menatap sedih pada layar ponselnya. Sejujurnya ia sangat lelah dan tugasnya masih banyak. Tugasnya sendiri, dan sebagian lagi tugas milik kekasihnya, Rafael. Pria itu sangat sibuk hingga Friska tidak tega mendengarnya. Ketika Rafael mengeluh tidak mampu, Friska langsung mengambil alih tanpa sungkan.

Tapi, kenapa sekarang harus ketinggalan laptop. Melelahkan sekali harus bolak balik apartemen Rafael. Belum lagi tugasnya dan tugas milik Rafael yang menumpuk. Namun, karena teringat pada Rafael yang begitu mencintainya, dengan langkah berat akhirnya Friska berdiri. Ia menyeka keringatnya kemudian memesan taksi online.

Friska segera menuju apartemen Rafael. Pria itu memang sudah memberikannya kunci cadangan agar sewaktu-waktu Rafael butuh bantuan, Friska bisa sigap membantu. Setelah menaiki lift dan masuk ke dalam apartemen Rafael, Friska segera mengambil laptop milik pria itu dan segera keluar dari apartemen. Friska harus cepat karena setelah ini ia ada kelas.

Namun sungguh sial, lift menuju ke bawah mati. Friska menghembuskan napas berat. Apa ia harus menuruni tangga dari lantai ini? Pasti melelahkan sekali.

Dengan berat hati karena tidak tahu lift akan mati sampai kapan, Friska terpaksa harus menuruni tangga jika ingin segera sampai di kampus. Ia terpaksa turun dari lantai lima belas. Membayangkannya saja, Friska sudah kelelahan.

Menghembuskan napas berat, Friska akhirnya menuruni tangga demi tangga, lantai demi lantai agar bisa segera sampai ke lantai dasar. Untungnya, di lantai sepuluh, lift bisa berfungsi kembali.

Friska menyandarkan tubuhnya di dinding lift sambil menyeka keringatnya. Sejujurnya ia sangat lelah. Belum lagi setelah ini ia harus berkonsentrasi untuk memberikan les privat pada beberapa siswa SMA. Uangnya lumayan bisa digunakan untuk membiayai kehidupan sehari-harinya dan juga biaya pengobatan adiknya yang sedang sakit. Raganya seolah remuk, namun ia tidak boleh mengeluh.

Sesampainya di lantai bawah, Friska segera berlari menuju taksi yang menunggunya. Ia segera naik dan taksipun meluncur menuju kampus. Di dalam taksi, Friska membuka ponsel dan mendapati pesan dari Rafael bahwa pria itu sudah menunggunya di kantin. Friska tersenyum hangat, semoga saja nanti ia tidak terlambat.

My Ex Slave (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang