Bab 13

192 34 14
                                    

Sepanjang hari Dita tidak pernah merasakan Kesepian. Dulu yang hanya dengan Jinny dan Denise, pertemanan mereka semakin me luas dengan bergabung nya Jimin dan Jungkook.

Orang lain yang melihat pertengkaran Denise dan Jimin mungkin akan sedikit terganggu namun dalam lingkup mereka, jika keduanya diam itu merupakan bencana. Dita lebih nyaman saat Jimin beradu mulut dengan anggota termuda. Bukan ber maksud jahat namun fakta bahwa Jimin lebih perduli dengan caranya sendiri dan sikap blak-blakan Denise yang hanya di tunjukan kepada Jimin sangat kentara, mereka akan menjadi yang paling dekat.

"Hey, Dita." keseruan kelimanya terhenti saat suara Irene kembali terdengar.

Denise menatap tajam ke arah Irene, Jinny merotasikan matanya sementara Jimin dan Jungkook mendengus keras.

Kenapa wanita ini selalu berada dimana-mana dan Taehyung dia adalah idiot yang sebenarnya. Terus mengekori istrinya? 

Dita tersenyum enggan.

"Kudengar kamu sedang sakit sebelumnya, Bagaimana apakah kamu sudah lebih baik?"

"Tidak usah berpura-pura katakan saja pada poin." sergah Denise kasar.

"Apa yang salah? Irene bertanya karena perduli. Tidak Bisakah kamu menghargai nya?"

Eoh luar biasa, kini Taehyung berani berbicara untuk wanitanya. Jimin hendak berdiri untuk Denise tetapi tangan Denise menghentikannya. "Biarkan, biarkan dia mengatakan semuanya." Denise berdiri dengan sombong menantang  Taehyung. "Kamu dan dia (menatap Irene) sangat serasi, seperti khodratmu anjing selalu ber jodoh dengan jenis yang sama. Menggonggong lah terus, puppy!"

"Kamu! Wanita kasar. Mulutmu sangat rusak. Jimin didik pacarmu dengan baik."

Huh! Wah Jimin semakin jengkel, tidak hanya diabaikan setelah memiliki kekasih, tetapi dia juga bermusuhan sekarang?

"Wah, Kim Taehyung kamu yakin dengan apa yang kamu katakan? Apakah otak mu masih waras? Aku tidak tahu, Bagaimana wanita ular ini bisa menghasut mu, tetapi ingatlah Bagaimana saat kamu dicampakkan sebelumnya, Kami lah yang bersama mu. Saat semua orang mengolok-olokmu, Dita dan yang lain yang masih mau berbicara dengan mu. Sekarang hanya karena dia mengatakan ya dan kamu oke dengan itu? Wah..."

Jungkook mengangguk sependapat. Itulah Yang terjadi sebenarnya. Bagaimana Taehyung menjadi pribadi yang tidak tahu malu.

"Hyung, kalian lah yang datang, sekarang kalian juga yang merasa dianiaya? Hak kami untuk memilih Bagaimana menanggapi seseorang mengajak  kami berbicara. Jika kamu merasa tidak puas, tolong menyingkir, tidak ada dari kami yang menghalangi mu pergi."

"Berhenti menyerang Taehyung!" Irene menunjukan taringnya kepada Kami.

Dia melompat menengah pertengkaran itu. "Jimin, Jungkook hanya karena wanita yang baru kalian kenal, kalian benar-benar memusuhi Taehyung? Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku bertanya tentang kondisi dita karena seperti itulah adanya. Dia memiliki kondisi Yang cukup aneh. Dia akan lupa dengan peristiwa sebelumnya begitu dia bangun dari tidur. Apakah salah jika aku bertanya, aku melakukan itu murni karena aku perduli."

Denise mendengus. Berapa kali dia melakukan hal ini? Dari waktu ke waktu dia selalu menampilkan wajah teratai putih. Aku bahkan tahu apa yang akan dia muntahkan berikutnya.

"Kalian bisa bertanya kepada teman yang lain. Mereka mengetahui satu peristiwa itu. Saat Dita pergi ke club dan menghabiskan malam dengan seseorang keesokan harinya dia lupa tentang hal itu."

"Apa?!" Taehyung menatap Irene menuntut.

"Ya, itu cukup menggemparkan  diwaktu itu. Pria Dita bahkan datang untuk meminta pertanggung jawaban. "

Seperti yang ku duga.  Jinny dan Denise menatap Irene dengan sangat bosan. Sedangkan Dita terlihat pucat.

Bagaimana dengan Jimin dan Jungkook? Keduanya tercengang. Bukankah Dita sangat malang..

"Apakah kamu sudah selesai?" tanya Jinny.

Semua orang diam dan memberinya perhatian kebingungan.

"Jika kamu sudah selesai, kami akan pergi." tanpa menunggu reaksi yang lain, Jinny sudah menarik Dita pergi dan Denise menarik Jimin untuk ikut.

Taehyung menarik lengan Dita. "Apa kamu tidak ingat dengan apa yang kita lakukan sebelumnya?"

"Melakukan apa?"

"Kamu benar-benar tidak ingat dengan yang kita lakukan di sorak?"

"Apakah aku pergi ke sorak, tahun ini? Aku tidak ingat."

Tangan Taehyung terkulai. Dia melihat Dita kosong.

Memanfaatkan situasi, Dita dan yang lainnya segera pergi dari sekolah.

dangerous in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang