Gadis itu! Anna tidak akan pernah mengampuni nya. Dia berjanji, bahkan sampai ia mati sekali pun. Permainan apa lagi yg mereka mainkan? Baiklah. Anna akan tetap ikut bermain. Bukan Anna namanya jika ia keluar dari permainan sebelum usai. Melihat pria di depan nya hanya diam saja dan tidak bicara, lalu apa yg ia harapkan. Oke!
"Kamu udah dateng Ann. Ayo sini, kenalan dulu sama tunangan nya adik kamu".
Oh Wow sekali. Wanita licik itu bilang apa? Tunangan? Dari gadis itu? Jadi ini bukan party untuk nya, haha pantas saja sangat meriah. Nyatanya hanya Alibi untuk kembali menyakiti nya.
"Congrats ya, semoga langgeng. Oh iya ,Gue Anna."
Setelah mengatakan nama nya, Anna pergi melewati pria itu dengan tunangan baru nya, atau yg lebih di kenal orang-orang adalah adik tirinya. Cukup sudah! Anna berusaha untuk tidak terlihat lemah, namun apa ini? Ada tetesan air yg jatuh di pipinya.
Serius! Harus kah ia jelaskan mengapa ia menangis. Pria yg baru saja menjadi tunangan adik tirinya itu adalah pacarnya. Sekali lagi Anna tekankan, itu pacarnya. Dan mereka semua tau itu, tapi apa ini.
Pria itu bahkan masih mengabari nya kemarin dan bilang nenek nya sakit hingga ia harus pergi keluar kota selama tiga hari, lalu tiba-tiba saja ia ada di sini dan menjadi tunangan gadis pencari perhatian itu.
Selain mendiang ibu nya, Anna hanya percaya pada beberapa orang saja. Lalu setelah ayah nya yg juga di rebut darinya, sekarang pria yg sangat ia percaya dan pacar nya selama tiga tahun itu juga hilang darinya.
Tuhan, apakah kau ciptakan aku ketika kau sedang marah? Kenapa tidak ada satu hal bahagia pun yg kau berikan padaku!
Anna ingin pergi dari Hotel ini, namun suara ayah nya kembali menahan nya. Terpaksa ia menahan diri dan segera menghapus air matanya. Memberikan senyum palsu nya seperti yg sudah-sudah.
Tapi tunggu dulu? Senyum nya luntur saat ia melihat pria tua itu bersama ayahnya. Sedang apa dia disini?"Anna, kamu temenin Mark dulu ya, papa ada urusan bisnis sebentar. Inget, jangan macem-macem."
Lelaki tua yg ia panggil papa itu pergi setelah memberi nya tatapan tajam. Bisnis katanya? Lalu menjual putri nya dengan lelaki tua ini apa ? Bukan bisnis ya? Benar-benar.
"Ann, kamu cantik banget malem ini."
Anna tidak perduli pria tua itu memuji nya bagaimana, atau bahkan mencela nya seperti apa pun ia tetap tidak perduli. Jadi untuk apa ia tetap disini dan mendengar kan ocehan pria tua yg selalu mendekati nya. Saat sedang mencari akal untuk pergi, kebetulan sekali pacar, ah mantan pacar nya datang dan menemuinya.
"Ann, aku mau ngomong."
"Boleh,ayo!"
Anna segera menarik tangan Hans dan menjauh dari pria itu. Hans tersenyum saat ia sudah berdua dengan Anna. Gadis itu bahkan masih menggenggam tangan nya erat.
" Oh sorry, lo tau kan Mark kaya gimana orang nya."
"Tunggu bentar Ann!" Hans segera menghentikan Anna saat gadis itu akan pergi. Saat Hans akan berbicara, Anna mengangkat tangan nya. Ia tidak butuh penjelasan apapun, jadi.....
"Kita putus!"
Anna berlari sambil sesekali menghapus air matanya, keberuntungan sedang berpihak padanya barangkali. Saat Hans mencoba untuk mengejar nya, ia memilih masuk ke sebuah kamar hotel yg terletak di ujung, yg kebetulan juga pintu nya sedikit terbuka. Maka setelah masuk, ia pun dengan segera menutup pintu nya dengan keras. Hans menghela nafas, ini memang salah nya. Harus nya ia jujur pada gadis yg paling di cintai nya itu. Saat hendak mengangkat tangan untuk mengetuk pintu, Winter, tunangan nya datang dan menjemputnya untuk kembali menemui para tamu.
"You stupid Anna. Ini kamar siapa?"
Anna meneliti isi kamar mewah Hotel yg ia masuki, sepertinya tidak ada orang. Mungkin pemilik nya sedang pergi kan? Syukurlah. Karna Anna tidak bisa lagi membendung air yg sudah menumpuk di kelopak matanya, maka saat ia mengedip kan matanya, air mata itu berjatuhan dengan deras. Harus apa lagi sekarang? Anna tidak bisa lagi berbagi cerita pada Hans, tidak bisa lagi melakukan hal yg membahagiakan bersama pria itu.
Stop Ann, lo masih punya satu orang. Stop nangis dan jadi lemah. Mereka bakalan happy liat lo menderita!
Maka Anna menghapus air matanya dengan kasar, segera ia bangkit dan hendak keluar dari kamar ini, sebelum sebuah suara terdengar di belakang nya.
"Anda siapa?"
Oh tidak! Pemilik kamar nya ada di sini Ann, dia memergoki mu seperti pencuri! Ayo katakan sesuatu Ann!!
Anna berbalik dan matanya bertatapan langsung dengan tubuh atletis seorang pria yg dada nya bahkan terlihat jelas dengan bentuk perut yg seperti lipatan roti, pria itu bertelanjang dada. Anna segera menutup mata dengan ke dua tangan nya.
"Ma... Maaf.. Gue ga sengaja masuk ke kamar ini, tadii.... Tadi ada orang jahat yg coba kejar gue dan kebetulan pintu ini kebuka. Gue bener- bener minta maaf!"
Anna kembali membuka matanya dan memberikan pria asing di depan nya senyuman bersalah, segera ia mendekati pintu dan hendak pergi. Namun, tangan nya justru bergetar saat pria asing itu memegang pundak nya dan menarik tubuh nya agar menghadap pria itu.
"Kau yakin, kau hanya salah masuk kamar?"
"Ma...maksud lo apa?" Anna menjauhkan wajah nya saat pria asing itu mendekat kan wajah nya, pria itu kemudian berbisik di telinga Anna dan membuat mata gadis itu terbuka dengan marah. Anna mendorong dada pria itu dengan keras, masa bodo dengan prilaku nya, pria asing ini justru lebih brengsek dari nya.
"Sialan, gue bukan cewe murahan ya. Sekali lagi gue kasih tau, gue ga sengaja masuk ke kamar lo. Puas !"
Setelah berkata dengan keras, Anna pergi dengan marah tanpa menutup pintu itu kembali. Ia berpapasan dengan dua orang pasangan yg melihat nya dengan heran.
"Brengsek! Dia kira gue mau sama dia? Dasar mesum gila!"
Anna segera menuju lift dan meninggalkan hotel itu. Persetan dengan acara gila itu, bagi nya bahkan tidak ada kesenangan yg bisa ia nikmati di pesta itu. Biarlah ia tanggung amarah ayah nya saat di rumah nanti. Yg jelas ia hanya ingin mengistirahatkan tubuh nya sekarang juga.
"Barusan cewe siapa? Lo udah sewa? Harus nya lo bilang gue, gue udah jemput ini..."
"Saya ga sewa, dia bilang dia ga sengaja masuk sini."
"Hah. Gimana? Salah masuk gitu?"
Dowoon terdiam. Tunggu, ia baru sadar, gadis itu baru saja keluar dari kamar ini dan melihat Xu kai. Serius.
" Berarti dia udah liat?" Xu kai mengangguk dengan mantap.
"Dia udah liat lo. Lo yakin ga papa?"
Xu kai mengangguk kembali namun dengan pelan, ia melihat gadis yg di bawa oleh teman nya itu dan memberi kode agar gadis itu pergi. Dowoon mendekati Xu kai dan menelaah wajah pria itu. Ia sedang marah, bahagia atau justru biasa saja?
"Perlu gue cari tau?" Dengan hati-hati ia bertanya, karna Salah satu kata saja, ia tau cacian apa yg akan di lontarkan pria itu padanya. Namun melihat gelengan kepala dari pria itu membuat nya lega. Baguslah! Gue aman. Dowoon tersenyum senang.
"Hyungwon mana?"
"Dia masih di jalan, Bentar lagi juga sampe sini. Katanya si tua bangka itu coba bawa duit nya."
Xu kai, lelaki berdarah asli China itu terdiam. Ia menggoyang-goyang kan minuman yg ada di tangan nya sebelum tersenyum kecil.
"Menarik."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALBERGO
Fanfic" Dia udah ngeliat lo. lo yakin ga papa ?" " Cuma dokter bedah biasa ?" " Dia H.one, lo ga tau ?! serius ??" " Ternyata Lo ! Dasar Brengsek. mati aja lo sialan !" " Awalnya bukan kamu target saya. tapi karena kamu dekat sama mereka saya ga ada pilih...