"Kita sampai kapanpun harus bertujuh terus loh ya, jangan sampai kita misah!"
"Kalaupun kita misah, kita harus tetep nyari satu sama lain."
"Kalau kita udah kumpul ber-enam dan Alana misah sendiri, kita janji kita bakalan cari kamu, Na."
"Janji ya?"
"JANJI!"
Kalimat janji itu pun selalu terngiang di otak dan telinga Alana setiap kali memandangi foto masa kecilnya bersama 6 orang sahabatnya. Terlihat matanya mulai basah dan tak ingin terlihat menangis, dia pun mengantongi fotonya di saku jaketnya.
"Lo kenapa kak?"
Alana hanya menggelengkan kepala saat ditanya Azkia yang sedang merokok disampingnya. Mereka berdua kini sedang menunggu jemputan dari abang sepupunya di bandara. Ya, mereka berdua baru sampai.
"Ini abang kita mana, Kia? Lama banget loh kita nunggu."
"Sabar kak, nanti juga dateng."
Benar saja, sebuah mobil G65 berhenti tepat di depan mereka. Kaca mobil gelap pun terbuka. Sosok yang tak asing bagi mereka pun terlihat dari balik kaca.
"Ayo masuk adik-adikku."
Alana dan Azkia pun masuk ke dalam mobil. Abang sepupunya ini terlihat sangar seperti kumpulan anak motor jalanan. Tetapi terlihat lembut saat bersama adik-adiknya. Alana tidak pernah heran dengan abangnya karna memang kenyataannya begitu.
"Gimana perjalanan kesini?"
"Ya sedikit masih jetlag sih, bang. Tapi kita fine kok," celetuk Azkia dengan nada manja.
Alana hanya memberikan senyum saat adiknya menjawab. Sejujurnya saja, Alana tidak terlalu akrab dengan abang sepupunya sendiri. Bang Skull, itu yang sering Azkia panggil. Justru Azkia lah yang akrab. Maka dari itu Azkia mengajak Alana untuk stay di kota dimana Bang Skull tinggal.
"Dek, ada makanan gak? Kalo nggak ada, kita ke resto dulu buat beli," kata Bang Skull sembari menyetir.
Tiba lah mereka di depan kedai burger dengan keadaan ramai orang yang berpakaian sama seperti Bang Skull. Alana dan Azkia keluar dari mobil dan seperti dugaan Alana, Azkia pasti akan dikerumuni. Mungkin mereka kakak beradik. Tapi soal cantikan yang mana, Azkia lah yang paling cantik. Ya wajar, siapa yang akan melirik wanita tomboy macam Alana.
Selagi Bang Skull membelikan makanan, Azkia pun dibanjiri banyak pertanyaan masalah siapa namanya. Alana hanya diam memperhatikan. Tiba-tiba salah satu diantara mereka menghampiri Alana.
"Lo siapa namanya?"
"Alana, abang sendiri siapa?"
"Kenalin nama gue Gerald. Cuman yang lainnya manggil gue Golok soalnya gegara gue bawa golok kemana-mana."
"Oh, oke bang."
Bang Skull keluar dari resto dan memberikan sebungkus makanan kepada Alana.
"Nih, kasih ke Azkia juga."
Alana hanya mengangguk saat mengambil bungkus makanannya. Azkia yang melihat Alana pun menghampirinya dan mengambil kantong makanan. Bang Skull hanya berdiri di samping Alana dan menyalakan sebatang rokok.
"Jadi tujuan kalian kesini mau apa?" tanya Bang Skull dengan nada dingin.
"Survive disini. Kalo abang ada kerjaan ya bisa kita kerja," jawab Alana santai.
"Iya bang! Aku juga mau kerja," celetuk Azkia sembari memakan burgernya.
Banyak dari teman-teman Bang Skull yang tidak setuju jika Azkia harus bekerja. Ya secara Azkia dengan kulitnya yang putih takut akan menghitam seperti kulit Alana. Begitulah celetukan para teman-temannya Bang Skull.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE
FanfictionAlana Deandra, anak pertama dari 3 bersaudara. Semenjak orang tuanya meninggal, dia lah yang merawat adik-adiknya. Hidup pribadinya penuh dengan lika-liku. Mulai dari kisahnya di jalan, mendapatkan kerja, bahkan kisah cintanya. "Bahagia? Apa itu? Se...