INCIDENT

322 43 5
                                    

Karena pertiwa malam itu, kejadian yang hanya satu kali...



***



"Ini!"

"Apa?"

"Kondisi kehamilanku tidak cukup baik, dokter mengatakan ada kemungkinan bayi ini harus digugurkan"

"Jika begitu, kenapa tidak dilakukan lebih awal? Jadi kita tidak perlu menikah"

Wanita hamil itu tidak menjawab, wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi. Entah itu sedih, kecewa, marah, senang, ia mungkin sudah tidak bisa dengan jelas mengekspresikan perasaannya lagi.

"Tanda tangani saja! Tindakan ini tidak bisa dilakukan tanpa persetujuan ayah bayinya"

Lelaki dengan setelah hitam itu terlihat antusias, mengambil selembar kertas dari tangan istrinya lalu membubuhkan tanda tangan diatas sana. Kehilangan bayi yang tidak pernah ia inginkan bukan apa-apa.

"Dokter akan memantau dalam dua minggu, jika keadaan tidak membaik operasi akan segera dilakukan"

"Jika operasi dilakukan, bisakah perceraian kita segera dilakukan?"

"Jika bayi ini tidak bisa diselamatkan, mari bercerai dalam satu bulan"

Park Jimin menyunggingkan senyum hanya dengan mengingat pernikahannya yang baru satu bulan akan segera berakhir. Ia tidak menginginkan pernikahan ini, ia tidak suka terikat dalam pernikahan.

Tidak ingin melihat reaksi suaminya lebih jauh lagi, wanita hamil itu masuk ke kamarnya, berdiam diri sambil bersandar pada pintu tertutup. Sambil mengusap perutnya yang masih rata ia bergumam.

"Nak, pria tadi adalah ayahmu. Tetapi dia tidak menginginkanmu" Gumamnya dengan wajah datar, ia telah berjanji untuk tidak menangisi semuanya lagi.


***


"Aku sudah melakukannya!"

"Apa?"

"Operasi, jadi tolong siapkan surat cerainya!"

Jimin tidak menjawab, sibuk mengatur debaran jantungnya. Calon bayinya sudah tidak ada tanpa sempat ia pernah menyapa. Ia pikir ia tidak akan terganggu karena hal ini, tetapi sekarang tubuhnya mengeluarkan keringat dingin.

Hingga akhirnya Bae Suzy istrinya mengulang kalimatnya, bayi mereka sudah tidak ada mereka bisa berpisah. Jimin hanya mengangguk, mereka telah sampai pada batas waktu yang telah mereka sepakati untuk bercerai.

"Jika kau sudah paham, aku pamit pergi bekerja" Ujar Suzy, lantas melangkah menuju pintu keluar kediaman mereka.

Jimin memutar tubuh, melihat Suzy melangkah dengan heels. Itulah yang selalu Suzy kenakan, tetapi di masa kehamilan Suzy hanya mengenakan flatshoes, wanita itu seolah menegaskan bahwa sudah tidak ada kehidupan di perutnya.

"Mianhe" Lirih lelaki itu tanpa sadar. Permintaan maaf yang sebenarnya sudah tidak berguna lagi.


***


"Dimana Lee Bujangnim?"

"Dia tak masuk karena istrinya keguguran"

"Ah begitu ya?"

Jimin terdiam beberapa saat, lalu memberikan proposal yang Taemin ajukan soal acara ulang tahun perusahaan. Proposal itu telah ia setujui dan rencananya ia ingin membahasnya lebih lanjut tetapi pria Lee itu tak bekerja.

Kembali keruangannya, Jimin memutuskan untuk menelepon Taemin, menanyakan keadaan Taemin dan istrinya setelah musibah ini. Taemin mungkin bawahannya tetapi pria Lee itu sudah seperti hyung baginya.

Park Jimin - Bae Suzy (Short strory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang