Ketika Hati Patah Hati

70 3 0
                                    

Bismillah...

Seorang gadis dengan rambut sebahu duduk sambil menyembunyikan wajah di atas kedua lututnya. Isakan pelan terdengar, menandakan gadis itu sedang tidak baik-baik saja.

"Apa sebenarnya hal yang membuatmu jatuh cinta begitu dalam dengan sosok laki-laki seperti dia?"

Di sebelah gadis rambut sebahu, duduk seorang perempuan dengan rambut panjang dan baju berwarna hitam. Ia duduk bersila sambil menopang dagu memperhatikan gadis rambut sebahu.

"Karena dia mencintaiku," jawab gadis rambut sebahu dengan suara serak. Wajahnya masih ia sembunyikan di atas lutut.

"Lalu?" tanya gadis berbaju hitam.

"Dan aku jadi mencintainya."

Gadis dengan baju hitam mencibir mendengar jawaban itu. Jawaban yang menurutnya sangat menggelikan sekaligus tidak menjawab pertanyaan yang ia ucapkan.

"Apa yang hebat dari mencintai? Itu hanya sebuah perasaan," katanya santai. Tangannya masih menopang dagu.

"Apakah perutmu kenyang karena rasa cintanya? Apa isi rekeningmu bertambah karena ucapan selamat paginya? Apa uang kos mu jadi lunas karena dia bilang sayang padamu?" tanya gadis baju hitam beruntun. Ia lantas mengangkat bahu. "Aku yakin kata-kata cinta tidak bisa menjadi alat tukar di dunia manusia," sambungnya.

Gadis dengan rambut sebahu itu menggeram. Ia jadi mengangkat wajah dengan mata sembabnya. Tatapan matanya menajam kepada gadis rambut hitam.

"Kamu tidak punya perasaan, mana mungkin mengerti," katanya marah.

Gadis berbaju hitam itu malah tertawa mendengarnya,  "Yah, tugasku kan hanya memberimu saran," jawabnya santai.

Gadis berbaju hitam lalu mengetuk angin. Tiba-tiba sebuah layar dari hologram muncul. Ia mengetuk layar itu beberapa kali seolah sedang mencari dokumen penting sebelum akhirnya memperbesar layar hologram dan menampilkan sebuah gambar yang cukup besar untuk dilihat oleh mereka berdua.

"Laki-laki ini yang membuatmu sedih kan?"

Gadis berambut sebahu jadi ikut menatap layar. Air matanya langsung mengucur deras saat menatap wajah laki-laki itu. Mata sipitnya. Kulitnya yang cerah. Senyumnya yang hangat.  Laki-laki itu sangat tampan, menurut gadis rambut sebahu.

Di sisi lain gadis berbaju hitam menatap foto itu dengan dahi berkerut. Ia mengetuk layar sekali lagi. Efeknya membuat foto itu terlihat lebih besar dan jelas.

"Apa yang kamu suka dari dia? Wajahnya biasa saja. Sejujurnya sahabatmu lebih tampan dibanding laki-laki ini," komentar gadis berbaju hitam jujur.

"Kamu tidak punya perasaan jadi tidak akan mengerti," kata gadis rambut sebahu gusar, ia lalu kembali memandang layar, menatap kagum wajah yang menurutnya tampan itu.

Gadis berbaju hitam kembali menggeser layar. Ia tidak tahan melihat tatapan penuh cinta yang gadis rambut sebahu itu layangkan kepada pemuda yang menurutnya sangat biasa saja. Sekarang yang terlihat hanya layar hitam dengan logo audio di bagian tengah. Sayup-sayup mulai terdengar suara berat milik laki-laki itu.

["Aku boleh sayang sama kamu?" begitu kalimat yang terdengar.

"Boleh. Tapi apa ini ga terlalu cepat? Kita bahkan baru dekat tiga hari," jawab suara lain. Terdengar seperti suara seorang perempuan.]

"Dia bilang sayang dalam waktu tiga hari?" tanya gadis berbaju hitam memastikan. Gadis rambut sebahu mengangguk.

Rekaman suara kembali diputar.

["Aku takut kamu cepat bosan, Bi," ujar perempuan itu dengan nada kurang nyaman.

"Ga akan, aku akan sayang kamu esok, esok, dan esoknya, dan seterusnya—"]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketika Hati Patah Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang