Chapter 3

1K 26 2
                                    

Mark datang dengan pesonanya sebagai emak sekaligus dokter kece yang mengalihkan perhatian orang yang ada di sana. Bersama jas putih yang menjadi identitas dari pekerjaannya, ia melangkah membelah kerumunan orang yang menyaksikan aksi reog Zayyan. Orang-orag pun menyingkir memberikan jalan untuk Mark. Disaksikan oleh mata Mark, seorang Zayyan yang sedang dipegang oleh dua guru. Masing-masing guru memegang tangan dan kaki di bagian kanan dan kiri.

"Saha maneh?," kira-kira seperti itu dialog yang sesuai untuk adegan Zayyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saha maneh?," kira-kira seperti itu dialog yang sesuai untuk adegan Zayyan. Mark menghela napas panjang. Tangannya mengelus dada. Matanya menangkap salah satu guru menekan jempol kaki mungil itu. Dan perhatiannya terusik dengan teriakan Zayyan.

"Aku ingin subak! Aku ingin subak! Huaa!,"

Mark semakin tak mengerti apa yang sebenarnya ada di kepala anaknya. Ia menggeleng sebagai wujud rasa lelah, lesu, letih, lunglai dan lapar sudah siang itu dia dibuatnya. Segera ia menyelesaikan drama yang ada. Mark mengangkat tangannya dan mengarahkannya pada Zayyan. Tak sekalipun ia gentar dengan apa yang akan dilakukan oleh emaknya. Ia tetap berteriak dengan mata melotot.

"Aku ingin subak!,"

Hap!

Dengan mata tertutup, tangannya mendarat di wajah Zayyan. Meraba dan menemukan dua lubang hidung. Ia pun memasukkan dua jarinya ke dalam dua lubang itu. bersamaan dengan teriakan "Aku ingin subak!," terdengarkan suara sengau seperti Laora (lanang ora, wadon ora) alias bencong. Sontak semua orang yang ada di sana tertawa, begitupun si pemilik suara juga tertawa. Mark melepaskan tangannya dan siap menyeret anaknya. "Pulang!,"

"Mom, I'm sorry for

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mom, I'm sorry for..,"

"Ok,"

Mark masih dengan mode serius, menyetir mobilnya dan pandangannya lurus. Zayyan akan langsung meminta maaf jika dia menyadari apa yang dilakukannya adalah salah. Begitulah anak-anak, sepertinya memang dia tak sadar melakukannya.

"Sebenarnya apa tujuanmu, nak?,"

"Aku bosan menunggu mom datang. Aku harus duduk bersama Pak Satpam yang bercerita tentang anaknya di rumah. I don't care, mom. Tapi dia tak mengerti,"

SuPER  MATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang