Suara bising pertengkaran manusia di pagi hari menyapa hidup ku, ke sekian kali nya hal ini ter-ulang dan pada akhirnya diriku sendiri yang akan menjadi sasaran terakhir.
"Dek Haedar, pintu nya tolong di buka." Pinta seorang wanita yang berada di balik pintu.
"Iyaa"
Pintu pun telah ku buka, terlihat sosok wanita ini membawa beberapa keresek berisi bungkus makanan yang beberapa menit yang lalu ku pesan.
"Aku ambil satu, satu lagi tolong kasi ke bunda aja bi. Papa udah pergi kan ?? dan satu lagi buat bibi aja"
"Buat bunda ya dek, ini beneran satu lagi buat bibi? ini mahal kan dek bibi gamau ahh" Tanya bibi.
"Gapapa bi, tolong ya kasi ke bunda dan gapapa bi buat bibi aja aku beli banyak ga bakal habis kalo aku yang makan sendiri"
"Gitu ya Dek Haedar, makasih makanan nya. Yaudah bibi pamit ke kamar bunda ya dek"
Tubuh Wanita itu perlahan menjauh dari depan kamar ku dan aku pun kembali memasuki kamar.
•••
Buku-buku berserakan di atas tempat tidur dan beberapa bungkus makanan berada di lantai, gorden yang belum ku buka sesekali tertiup angin, jendela yang retak serta jarum jam yang berdetak menemani hidup ku yang sangat hampa.
Bunda sang cahaya di dihidupku tidak dapat lagi menyinari diriku seperti dulu, kondisi nya yang hari demi hari semakin memburuk membuat hidupku sudah tak berguna lagi.
Jam menunjukan pukul 06:30 pagi, seragam sekolah yang sudah ku pakai dan kamar yang kali ini sudah rapih dan bersih siap ku tinggalkan. Sebelum pergi aku harus berpamitan terlebih dahulu pada Bunda.
•••
"Bunda masi tidur?" Tanya ku dari depan pintu.
"Adek masuk aja"Perintah nya.
Sosok wanita tak berdaya berbaring di sebuah ranjang, senyuman manis milik wanita tersebut sangat lah amat hangat, tubuh yang mulai mengecil dan dingin saat ku peluk ini sangat menyayat hati.
"Bunda, Haedar pamit dulu ya Bunda udah makan kan?? Bunda baik-baik aja kan?? ada yang sakit? atau bunda mau Haedar temenin disini? Bunda gapapa kan Haedar tinggal sekolah??"
Pertanyaan beruntun yang ku ucapkan hanya di balas pelukan hangat.
"Bunda gapapa dek, Bunda kuat dan sehat kamu ga perlu khawatir kalo ada apa apa masi ada bibi , lagian masa kamu ga percaya sama Bunda kamu iniii ishhh!? Bunda itu kuat sehat dan bahagia" Jelas Bunda.
"Bukan gitu Bunda, Haedar gamau bunda kenapa-kenapa terus Haedar ga ada di sisi Bunda."
"Gapapa sayang, udah gih berangkat sekolah takutnya telat."Pinta Bunda.
"Siap Bunda " Jawab ku sambil meraih tangan kanan Bunda dan mengecupnya.
•••
Gedung Sekolah Menengah Pertama yang selalu ku lihat kali ini memancarkan aura negatif.
"Curiga Jaeno jail lagi deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
17 | Lee Haechan
Short StoryTenang bukanlah lah semata yg sering manusia ucapkan namun itulah isi hati jiwa dan raga yg sangat ingin berhenti dari hiruk pikuk serta bising nya dunia. Mungkin beberapa dari kalian pernah membaca beberapa part cerita yg seperti ini di tiktok?? iy...