Hey⊂((・▽・))⊃
Happy reading and enjoy
.
.
."Titik Pusat"
.
.
"Are you ready?" Tanya Sheanna pada salah satu pelayan nya yang ia suruh berdiri tegak untuk menjadi 'sasaran-nya'. Tentu pelayan yang menjadi 'sasaran-nya' menjawab dengan lantang. Bukan rahasia umum jika si bungsu keluarga Saskara ini 'cukup gila'.Takk
Saat bola golf itu mulai melayang ke udara siapapun yang ada di sana bisa melihat dengan jelas, bahwa pelayan itu menutup matanya. Raut wajah nya dengan jelas memancarkan ketakutan, dengan bibir yang tarkatup dengan meramalkan semua doa di dalam hati. Tapi saat bola golf yang dipukul Sheanna tepat mengenai buah apel yang ada di atas kepalanya raut wajah itu berubah menjadi lega seperti keluar dari jurang maut.
Detik berikutnya para pelayan lainnya bertepuk tangan, memangnya apa lagi tugas meraka di sini? Selain menjadi boneka yang bertepuk tangan dan mengikuti keinginan seorang Saskara.
Salah satu pelayan dengan cepat meletakkan bola golf lainnya dengan cepat.
"Kita lihat dengan ini. Good luck bunny." Tepat setelah mengatakan itu, bola lainnya melayang kearah pelayanan itu yang masih setia berdiri di tengah lapangan golf yang panas terik.
Tak
Kali ini tidak meleset menurut Sheanna. Bola golf nya mengenai dahi pelayanan yang dia sendiri tidak tau namanya. Pelayan lain yang melihat pelayan tadi tersungkur dan berdarah hanya diam; terlalu takut untuk melawan seorang Saskara.
"Ah ternyata hanya aku yang senang di sini. Tapi tidak apa apa, kita coba lain kali." Ucapan Sheanna membuat pelayan lain meringis. Apa meraka yang akan menjadi target selanjutnya?
Setelahnya Sheanna Rosella Saskara, bungsu dari keluarga Saskara melenggang pergi yang dihiasi dengan para pelayan yang membungkuk hormat.
Sheanna itu cantik. Jelas anak dari keluarga kaya raya yang tidak perlu pusing dengan ekonomi. Tapi sayang sikapnya yang arogan, dan tidak sopan entah ia dapat dari mana. Arka dan Simora jelas tidak pernah mengajarkan nya.
Semua orang tau apa yang Sheanna lakukan itu tidak benar tapi hanya segelintir yang berani menegurnya.
Sheanna jelas tau suara suara yang ada di belakangnya. Semua cibiran dan harapan orang orang yang berada di bahwa nya yang berharap menjadi dirinya. Tapi apa Sheanna harus peduli?
Apa gunanya uangmu? jika kau tidak mendapatkan pelayanan yang terbaik.
Itu benar bukan? Sheanna yang sudah dilayani sejak kecil hanya mengikuti alur yang ada, seperti saat ini.
Sheanna berendam di saat cuaca panas terik diluar tapi tidak di kediamannya yang selalu sejuk.
Lilin aroma terapi dan wangi dari sabun jelas membuat relax bagi siapapun.
"Karma itu ada! Shen."
"Semua uang yang lo bangain itu gak akan bisa ngobatin luka hasil karma yang lo tuai." Suara itu terdengar pilu namun tersirat emosi yang menggebu-gebu.
Sudah lama Sheanna selalu memikirkannya. Takut? Berat rasanya untuk menggakui bahwa ia takut, tapi kenyataannya ia juga was was.
"Huh C'mon Sheanna, keluarga Lo kaya, hidup Lo perfect. Sans okay?" Selalu. Setiap Sheanna kepikiran kejadian beberapa bulan lalu dia selalu mengingatkan dirinya untuk santai, keluarganya tidak akan tinggal diam bukan? Saat dia mengalami masalah.
"Lakuin aja apa yang Lo mau, okay. Anything. Everything." Monolog Sheanna sebelum menenggelamkan diri nya ke bath up seperti yang biasa ia lakukan saat sedang stress.Pikirannya seperti terbelah menjadi dua kubu yang saling bertengkar. Ini semua hanya karena kata kata dari sebuah putik abu di sekolahnya.
Sheanna tau dia hanya objek bagi sebagian orang di sekolahnya. Dia bak boneka yang selalu dinilai.
Bukan kah dia selalu menjadi primadona? Dia lah titik pusatnya, yang lain? Mereka hanya bak angin lalu.
"Remember! Gue disini yang jadi titik pusatnya. Jadi mau sebenci apapun kalian, tetap gue yang menentukan arahnya."
.
.
.Thank you
And Vote for next
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARS
Teen Fiction"Cinta adalah obat terbaik untuk luka." Tapi Sheanna selalu merasa kesakitan? Apa cinta yang ia terima kurang? Atau lukanya yang terlalu dalam? Kekerasan, dan pelecehan seksual adalah monster bagi manusia. Pria maupun wanita jika sudah mengalami pe...