01. Kesalahan Awal

228 33 5
                                    

"Zefanya Claudia Jacob! Silahkan maju ke depan!"

Dari arah kerumunan murid, seorang anak perempuan berjalan menuju podium, diiringi oleh tepukan tangan dari siswa-siswi Mercy International High School.

Zefanya Claudia Jacob, atau yang akrab disapa Fanya, adalah siswa kelas tiga yang selalu menempati urutan pertama dalam bidang akademik, sejak ia bersekolah di Mercy International High School.

Kepintaran Fanya membuat banyak murid kagum padanya, terlebih lagi para laki-laki. Walau begitu Fanya tidak pernah memanfaatkan kepopulerannya dan tetap bersikap rendah hati. Fanya juga bukan tipe orang yang suka menarik perhatian, apalagi memanfaatkan kepintarannya untuk mendapatkan pacar dan teman.

Bagi Fanya, tidak ada yang lebih penting selain belajar lebih keras untuk menggapai mimpinya, dan tetap menjadi orang baik.

"Fanya?! Selamat ya!"

Fanya menoleh ke arah barisan para siswi, lalu tersenyum kepada seorang gadis yang baru saja mengucapkan selamat. "Makasih ya Ge."

Gadis yang dipanggil 'Ge' itu mengangguk sambil mengepalkan tangannya. "Fighting!"

Fanya balas mengangguk, kemudian melanjutkan langkahnya.

Setelah Fanya sampai di atas podium, kepala sekolah Mercy International High School, memberikan waktu dan kesempatan kepada Fanya untuk menyampaikan kata-kata motivasi pada para murid Mercy.

Ini kedua kalinya bagi Fanya, karena waktu ia masih menginjak kelas satu, ia juga mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian, dan harus memberikan kata-kata motivasi pada murid Mercy.

Karena ini kedua kalinya untuk Fanya, Fanya ingin meninggalkan kesan bagi para murid Mercy, sebelum nanti ia meninggalkan sekolah ini.

Sebelum berbicara, Fanya menyesuaikan posisi mic, lalu menghembuskan napasnya perlahan. "Pertama, terima kasih kepada Mercy International High School, yang sudah memberikan wa-"

Ceklek

Kata-kata Fanya terhenti, karena pintu auditorium yang tiba-tiba terbuka.

Dari arah pintu, dua anak laki-laki dan satu anak perempuan berjalan masuk dengan santai, tanpa peduli pada acara yang sedang berlangsung.

Walau jarak podium dan pintu masuk terbilang cukup jauh, tapi Fanya langsung bisa menebak, siapa dua orang murid Mercy yang berani datang terlambat, dan langsung masuk begitu saja tanpa takut dihukum.

Hanya ada dua orang laki-laki dengan wajah serupa, yang selalu bertindak seenak jidat mereka di Mercy International High School.

Yang kakak ialah Alvin Canavaro Pratama, sedangkan adik dari Alvin, ialah Alvon Fabriano Pratama. Kedua orang itu dapat dibedakan, hanya karena mereka memiliki gaya rambut yang berbeda.

Alvin memilih potongan rambut two block, yang membuat wajahnya terlihat seperti laki-laki ramah dan baik hati, tapi nyatanya Alvin adalah seorang playboy sejati. Berbeda dengan Alvon yang memotong rambutnya dengan gaya slicked back. Gaya rambut tersebut sangat cocok dengan pribadi Alvon yang sangat hemat bicara dan selalu memberikan kesan cool.

Fanya heran, mengapa dua laki-laki itu masih bisa bersekolah di Mercy International High School, dengan banyaknya rekor buruk yang mereka buat selama ini.

Mereka memang tidak pernah membully siswa lain, tapi kenakalan mereka melebihi dari itu.

Bolos, tawuran, menyontek, dan pernah tertangkap merokok di dalam WC pria. Fanya rasa dengan semua rekor buruk itu, mereka seharusnya dikeluarkan dari Mercy, karena mereka dapat mempengaruhi siswa lain untuk melakukan hal yang buruk.

That Should Be Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang