Adakah yang mau ngasih testimoni untuk cerita ini? Kalau berkenan, langsung komen di sini ya, sekalian cantumin nama IG kalian, nanti aku tagged ples follow.
Tengkiu tomat!
Tiba di kediaman Jerome, Eila melompat kegirangan. Bukan karena sambutan hangat dari Jerome dan Audi, melainkan keberadaan Jovan di sana. "Kajoooo!" serunya, menghampiri sang paman."Oi!" sahut Jovan, mengedikkan dagu. Ia tangkap tubuh mungil Eila untuk dipangku dengan posisi menyamping, sementara Eila justru cekikikan. "Dari mane, Cil?"
"Meeting," jawab Eila, sok cool.
"Ceileh, gaya lu ngomongin meeting." Jovan sentil pucuk hidung Eila. "Emang lu tahu meeting apaan?" pancingnya.
Eila mengangguk mantap. "Iya dooong! Meeting itu diskusi."
"Trus diskusi apaan?" cecar Jovan, bikin Eila mikir keras.
"Mmm ... diskusi itu ... ngomong telus sama temen-temennya Papa, telus ada Tante Momi," jawab Eila, belibet. Atensinya dilempar ke sang ayah yang duduk di sebelah, sedang Audi dan Jerome duduk di sofa terpisah. "Papa, kentang goleng sama es kimnya buat Kajo satu ya?"
"Katanya buat Mama, Uti, Akung, Titi sama Yoyo?"
"Mmm ... Yoyo sama Titi, Akung sama Uti." Eila bergumam panjang, mencoba adil supaya semua orang mendapat jatah makanan enak, seperti yang kerap ibunya lakukan tiap kali gajian dan pulang membawa makanan enak. "Telus satunya buat Uje sama Odi."
Ikut disebut namanya, sontak Jerome dan Audi berjengit. Tapi binar di mata tak dapat mereka sembunyikan. Sudah lama mereka menantikan kehadiran buah hati, tapi Tuhan belum juga mempercayakan titipan. Dan diperlakukan dengan cara sesederhana ini oleh anak kecil, membuat keduanya kian merindukan kehadiran seorang anak.
"Odi sama Uje beneran dibagi kentang goreng sama es krimnya?" Meski sudah jelas ucapan Eila, tapi Audi sengaja memastikan, sekalian memancing sang keponakan agar bisa akrab juga dengannya dan suami.
Eila menoleh ke Audi lalu mengangguk membenarkan. "Iya. Kata Mama, Eya halus belbagi." Kembali pada Jovan, bibir mungilnya berceloteh lagi. "Kajo, nanti kita belenang ya? Tadi Eya beli kolam lenang sama Papa."
"Random amat ni bocah," kekeh Jovan. "Gue jadiin gantungan kunci juga lu."
Enggan menggubris, Eila berangsur turun, kemudian berlari keluar untuk mengambil dua kantong plastik berisi kentang goreng dan es krim. Dibantu ayahnya. Lantas ia berikan pada Jovan dan Audi.
"Terima kasih, Eila," ucap Audi. "Sini, peluk Odi dulu!"
"Sama-sama, Odi," balas Eila, memeluk singkat sepupu ipar ayahnya. Anak itu kembali duduk di pangkuan Jovan.
"Nempel banget ama si Jamet," celetuk Jerome, yang emang iseng manggil Jovan dengan sebutan Jamet.
"Cewek mana sih yang nggak nempel ama gue?" Jovan menaik-turunkan alis dengan gurat jenaka. Ditirukan Eila. "Lu ngapain ngikut-ngikut?!" semburnya, sok belagak judes. Tapi justru terdengar lucu di telinga Eila. Si bocah pun tertawa. "Dih, tawa lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Repair [TAMAT]
Romance#LOVESERIES WARNING! ⚠️ MENGANDUNG ADEGAN DEWASA ⚠️ BANYAK KATA-KATA KASAR ⚠️ DILARANG PLAGIAT ATAU MENYALIN KE PLATFORM LAIN ⚠️ CERITA INI HANYA ADA DI WATTPAD DAN KARYAKARSA [UNTUK BAGIAN FLASHBACK, ENDING, DAN EXTRA CHAPTER BISA DIBACA DI KARYAKA...