Chapter 3 : Diluar Ekspektasi

8 1 0
                                    

Yuriel menatap tumpukan koin emas itu dengan mata berbinar-binar, ia bisa membayangkan apa-apa saja yang bisa ia beli dengan uang itu. Ia bisa membeli banyak dress baru, aksesoris kesukaannya dan banyak lainnya.

"Semuanya.. untukku?"

"Benar.. tapi itu cuma uang muka, aku akan terus memberikannya untuk kedepannya.." ujar Yohan yang tersenyum senang melihat Yuriel menurunkan pertahanannya ketika melihat koin emas itu.

"Wa-walaupun anda menyogok saya pun.. sa-saya... tidak mau.." Yuriel diam-diam mengambil beberapa keping koin itu dan memasukinya kedalam saku dressnya. Yohan hanya tercengang dengan sikap tak tahu malunya itu.

"Begitu ya.. sepertinya Lady tidak mau.. mau bagaimana lagi?.. saya harus kembali membawa uang saya.." Yohan berdiri dan mengambil uang yang dimasukkan ke dalam sakunya. Yuriel langsung panik dan merengek.

"Tidaaak! Bagaimana bisa aku menolak uang ini... Uuuhh.. jangan ambil uangku..."
Yohan tertawa lepas melihat tingkahnya.

"Jadi Lady, apakah anda mau bertunangan dengan saya?" Tanya Yohan sambil mengulurkan tangannya. Yuriel tidak punya pilihan lain selain menerima tangan itu.

"Baiklah.. aku terima.." ucapnya berat. Tapi melihat sinar uang-uang emas itu benar-benar membuatnya buta. Yohan tersenyum lebar.

"Jahat.. merayuku dengan uang benar-benar adalah cara yang curang!! Aaah!! Aku benar-benar lemah dengan uang!!"

.
.
.

Siang itu Yuriel kembali ke kediamannya dengan wajah lesu, entah kenapa serasa energinya terkuras semua. Saat akan menaiki tangga rumahnya, Ia lalu bertemu dengan Michelle yang sudah menunggu kepulangannya.

"Anakku!! Kenapa kau baru pulang sekarang?! Kata pelayanmu kau menginap di istana karena mabuk, apa yang anakku pikirkan?!.." serunya khawatir.

"Ah.. maaf ibu.." Yuriel benar-benar lesu. Ia bahkan tak ingat apa yang ia lakukan malam itu, ia hanya tau bahwa dirinya telah merenggut keperjakaan seseorang dan sekarang ia meraup uangnya. Padahal Yohanes yang kehilangan banyak tapi Yuriel yang lebih tertekan.

"Mulai sekarang aku tidak akan minum-minum saat pesta! Tidak boleh!" Tekadnya dalam batin sambil membayangkan tawa Yohan sambil menunjukkan surat kontraknya.

Setelah selesai mandi dan mengganti baju, ia duduk di meja kamarnya dengan setumpuk surat dikirimkan padanya. Ia menatap malas, ternyata kehidupan bangsawan yang hanya menikmati kekayaan tidak semudah itu. Mengikut berbagai acara sosialita menguras banyak energi dari yang ia kira.

"Sepertinya aku akan menghadiri lebih sedikit undangan pesta, acara minum teh dan pameran.."

"Eh?! Kenapa?!! Bukankah Lady selalu menghadiri undangan itu sampai Lady tak punya banyak waktu di rumah?! Apalagi besok adalah pesta ulang tahun Lady Rachel! Dia kan sahabat Lady!" Yuriel mengendus kesal.

"Heh! Sahabat apanya.. perempuan yang langsung merubah sikapnya ketika aku putus dengan William bukanlah sahabatku. Ia hanya memanfaatkan kepopularitas Yuriel untuk menaikkan namanya. Bodohnya Yuriel selalu bergandengan dengan perempuan yang hanya manis di mulut saja.."

"Dari pada itu.. tolong siapkan gaun santai untuk keluar, aku ingin melihat-lihat kota dan belanja.."

"Ah.. tapi Lady kemarin juga habis belanja.. apa tidak apa-apa belanja lagi? Walau tuan Duke selalu memenuhi keinginan Lady tapi saya rasa anda harus berhemat.."

The Princes too Obsessed with meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang