chapter 1

100 5 3
                                    


Watanabe Haruto




Haruto merasa kehidupan yang di jalanin sekarang tak seindah drama yang di tayangkan, musik yang ia mainkan menambah suasana hatinya semakin buruk, ketukan demi ketukan irama yang di mainkan menambah rindunya terhadap masa lalu cinta, teman dan harapan masa depan di rengut oleh orang tuanya hanya alasan masa depan yang tak pasti. orang tuanya memasukkan ia kesekolah XX yang sangat terkenal di sana tidak ada yang di perbolehkan orang luar masuk selain siswa mereka dengan asramanya yang seperti penjara, Sejak ia melanjutkan sekolah SMA-nya dia mulai mendapatkan kesialan saat pertama masuk bertemu musuh Genk yang baru naik daun dan di sanalah kehidupannya berubah. Apakah be rubahan haruto temukan bisa mengembalikan harapnya.....









Seseorang remaja berusia hampir enam belas tahun mendengus pelan menatap langit yang mulai menampakkan warna kemerahan. Ia tahu, cepat atau lambat, harus pulang ke rumah yang dingin dan sepi, sama seperti keadaan sekarang ini.
Hidupnya sama saja. Hanya hitam dan putih setiap akhir sekolah. Hidupnya seperti bukan bagiannya, orang tuanya selalu menentang pilihan yang ia buat, dia tidak pernah mengalami kebebasan sekali ia mencoba selalu gagal. Rutinitasnya setiap hari membosankan. Pikirnya mencari sesuatu yang hilang dari hidupnya, namun ia tersesat dalam pikiran sendiri.

Dia ini tidak pernah mengecewakan orang tua. Ia juga memiliki otak yang brilian hingga selalu mendapat pujian dari guru-guru. Persentasi di bidang non-akademik pun dapat diacungi jempol. Tetapi lagi -lagi orang tuanya tak puas pada dirinya, apa lagi yang ia inginkan.

Kadang ia berpikir tentang hidupnya. Mungkin aja ketika terlahir kembali ke dunia, ia akan mengalami hal-hal yang berbeda. Sebuah kehidupan yang tidak harapkan sekarang. Jalan yang akan berubah-ubah seperti warna langit yang berubah setiap jamnya.

Keputusan orang tuanya tak bisa ia tolak, harapannya mereka sudah menjadi beban haruto sejak ia sekolah dasar karena ia anak tunggal di keluarganya yang tak sepadan dengan rumah besar kalau hanya di tempati tiga orang saja. Kini dunia orang tuanya ada di depannya harus tak mau terpaksa menjalaninya dan mengakhiri musiknya.

"Haruto dengarkan ayah! Ini demi masa depanmu jadi tolong dengarkan!" Seorang lelaki berusia lebih 40 tahun berdiri dihadapan haruto dengan tangan yang siap memukul kapan saja dari balik kaca mata elangnya.

Anak semata wayang itu hanya diam menghadap kearah luar tak mau mendengarkan kata-kata yang terlontar dari mulut orang tuanya.

"Kau harus melanjutkan studimu ke sekolah XX kau tak harus berdiam diri dengan harapan yang tak pasti itu lebih baik mengejar yang pasti ayah sudah siapkan masa depan mu kenapa kau begitu sulit sekali di atur sekarang!" sambungnya.

Haruto mendengar kata tak pasti itu menusuk hatinya segitukah orang tuanya membenci keinginannya.
Haruto pergi naik ke atas meninggalkan orang tuanya yang berteriak memanggil namanya. Dia tidak menginginkan hari itu tiba di dalam ia hanya bisa menunduk melihat layar memperlihatkan foto lawasnya dirinya dan temannya, dia ingin melanjutkan sekolah yang sama, sekolah yang memiliki ekstrakurikuler musik yang ia impikan bersama temannya.

Namun sekarang iya seperti penghianat meninggalkan grup bandnya, hingga ia menemukan foto bersama temannya saat ia pertama kali naik panggung bersama grupnya. Air mata mulai turun tidak mengharapkan hari esok tiba di mana ujian akhir SMP baginya itu adalah perpisahan ia dengan mereka.







Until here first, happy reading 📖💙
Please send comments and ⭐ so that the writer is excited to write it
#haruwan

KUTUB UTARA & KUTUB SELATAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang