02. Waktu

60 5 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu 'alaikum Wr. Wb

Warning

Semua yang ada dalam cerita ini adalah fiksi. Apabila ada kesamaan itu semua murni ketidaksengajaan, bukan karena PLAGIAT.

"Tidak apa-apa mungkin kamu perlu berfikir sejenak, karena di dunia tidak ada
yang instan, seperti mie instan."

— Gala Bagaskara Abdurrahman —

— Gala Bagaskara Abdurrahman —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perumahan Royal Village

Di depan sebuah rumah dengan nuansa warna putih itu, ada seorang remaja sedang bersiap diri untuk masuk ke dalam. Mengatur nafas agar tidak tegang saat berhadapan dengan mereka.

"Permisi Den, mari saya antar ke dalam." Tutur Pak Anto.

"Iya Pak, makasih ya." Balas Gala.

"Sama-sama, sudah tugas saya Den mengantar masuk para tamu." Tambah Pak Anto. "Aden mau ngelamar Non Ica ya?"

"Haha, do'akan ya Pak semoga diterima kalau pun tidak juga tidak apa-apa." Balas Gala dengan penuh percaya diri.

"Kalau boleh tahu, kenapa Aden memilih Non Ica untuk menjadi pendamping hidup Aden selamanya?"

"Sebenarnya kami di jodohkan Pak, tetapi lebih dulu aku yang tahu. Mungkin Ica baru kemarin tahunya. Karena saya yakin bahwa pilihan orang tua itu yang terbaik."

"Oalah, perlu diingat bahwa menikah itu sekali seumur hidup."

"Iya Pak, Makasih atas nasihat dan pesan Bapak."

"Sama-sama, sejauh kita ngobrol kita belum tahu nama satu sama lain. Perkenalkan nama bapak 'Anto' panggil aja Pak Anto."

"Sampai asiknya ngobrol jadi lupa. Nama saya 'Gala Bagaskara Abdurrahman' panggil saya Gala ya Pak."

"Namamu bagus seperti orangnya."

"Bapak bisa saja."

Pembicara mereka diakhiri dengan kekehan kecil sebelum mereka sampai di depan pintu rumah tersebut.

Sangat asik mengobrol tidak terasa mereka berdua sudah sampai di depan pintu utama rumah bernuansa putih tersebut.

"Assalamualaikum." Ucap mereka berdua.

"Waalaikumsalam, masuk." Jawab mereka yang ada di sana kecuali Ica karena dirinya masih berada di kamar.

"Permisi Tuan dan Nyonya, ini ada tamu. Kalau gitu saya pamit keluar." Ujar Pak Anto.

"Iya, makasih Pak." Balas Ayah William.

"Sini silahkan duduk, nak." Pinta Bunda Maya.

"Iya Tante."

Love Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang