24 Kesalahpahaman

884 63 10
                                        

"Rea... Bukankah kau hanya menginginkan ragaku saja?"


"Apa? Tunggu, apa maksudmu Arel. Ini bukan seperti-"

Arel tiba-tiba berdiri, dan kembali pada kompor.

"Sudahlah Re, ayo makan. Aku sudah memasakkan ini untukmu. Tolong jangan ajak aku berdebat hari ini, aku lelah."

Rea yang tak ingin membuat Arel semakin emosi memutuskan untuk menuruti perkataannya. Mereka pun kini makan dengan tenang, tanpa ada satupun yang membuka pembicaraan.

Setelah makan Rea membantu Arel memindahkan piring ke wastafel.

"Biar aku saja yang mencuci pir-"

"Tidak usah. Ini adalah bagian dari tugasku, sesuai apa yang tertulis di kontrak. Kau mandilah dan tidurlah terlebih dahulu. Aku ingin menonton TV." Arel tanpa menoleh sedikitpun tetap melanjutkan aktivitasnya.

Sedangkan Rea?

Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Kenapa Arel hari ini seperti menjauhinya? Apakah membawakan Aron masih belum cukup? Atau ia marah karena Rea lupa membawakan air untuk Aron?

Pikiran Rea berkecamuk.

"Ya sudah, kalau begitu aku ke kamar duluan." Rea segera saja meninggalkan tempat. Atmosfer ruangan yang tadinya terasa begitu menyesakkan sekarang berubah setelah kepergian Rea.

"Hah....." Arel menaruh piring sambil menghela nafas.

Maafkan aku Rea, kini sangat sulit bagiku untuk memercayai seseorang. Bahkan kembaran yang begitu ku percaya saja menghianatiku, lalu bagaimana denganmu seorang pembunuh bayaran yang mampu menghilangkan nyawa orang seperti membersihkan debu?






----




Laien kini tengah sibuk berkutat dengan komputer di depannya. Namun pikirannya terus dipenuhi dengan kabar Aron yang masih simpang siur.

"Lai!" teriak Garren yang terburu-buru memasuki ruangan.

"Ck, awas saja jika apa yang kau sampaikan tidak penting." lirik Laien sinis.

"Penting! Sungguh ini penting!"

"Ck, yasudah apa?" Laien kemudian memfokuskan perhatiannya kepada Garren.

"Mata-mata yang ada di rumah Wender menyampaikan kalau sebenernya kemarin dia ikut pergi bersama pengikutnya. Dan perkiraan jumlah pengikutnya kemarin sesuai, kalau tidak salah mereka keluar di malam hari sekitar pukul 9 malam membawa mobil yang sesuai dengan apa yang diinformasikan kemarin" Garren berhenti sesaat memperhatikan reaksi Laien.

"Dia juga sempat mendengar kalau sebenarnya ia mau menjemput jalang baru, aku kurang tau pastinya siapa jalang itu. Namun dari apa yang mata-mata kita selidiki, pertemuan Aron dengan Wender  kemarin bertujuan untuk menjual seseorang yang Aron kenal." Lanjutnya.

Laien terlihat berpikir keras saat Garren menjelaskan informasi tersebut.

Bukannya dia baru saja keluar dari rumah bordil? siapa yang hendak ia jual?

"hah.. yang ku butuhkan adalah informasi keberadaan Aron. apakah dia masih hidup atau dimanapun ia berada hanya itu yang ku butuhkan." Laien berbalik menghadap jendela kantorn8yang menampilkan gedung-gedung pencakar langit.

Garren terlihat menyesal karena tidak bisa menuntaskan kecemasan tuan nya.

"Saya akan segera menemukan tuan Aron, mohon maafkan kecerobohan ku Tuan." Garren membungkuk sekilas dan pergi meninggalkan Laien yang sedang berkecamuk pikiran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Gigolo So CuteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang