Pukul 4.30 pagi, gue bangun dari tidur. Otak gue mengingat ngingat kejadian semalam, percakapan semalam yang berujung terjalinnya sebuah hubungan.
Berkali kali gue menggelengkan kepala denial terhadap kesalahan yang semalam gue perbuat.
"Sialan! Anying Bisa bisanya gue sebego ini astaga."
Bisa-bisanya gue sebego ini dalam bertindak. Masalah satu belum kelar gue malah narik orang baru yang bakal jadi masalah besar.
Menghela nafas lelah, guna mencari ketenangan otak dan hati serta berusaha berfikir untuk jalan keluar terbaik.
"Gue harus gimana?" ucap gue lirih kepada sebuah dinding kamar bercat putih dan bantal guling yang masih bersedia gue bejek bejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle
Conto"Argh gue pengen keluar rumah, ka" "Nikah sama gue" "Boleh" "Tahun depan, siap?" Buset gue kira, itu cuma negosiasi bercanda seperti biasa. Siapa yang nyangka perkara negosiasi sialan itu kita terperangkap -hubungan- diluar nalar.