Yuk merapat.
••••
Dulu ada seseorang yang pernah mengatakan pada Athaya bahwa sosok Zaiko adalah manusia terbaik dari yang baik. Masih ingat bahwa yang mengatakan itu adalah sahabatnya sendiri. Mungkin bagi banyak orang pendapat sahabatnya benar. Mereka menyakini hal tersebut.
Zaiko adalah yang terbaik.
Zaiko tampan, juga ramah.
Itu hanya untuk orang-orang yang tidak pernah punya masalah dengannya saja. Berbeda dengan Athaya.
Zaiko si tampan yang ramah akan berubah menjadi iblis berhati batu. Keras dan menjengkelkan. Zaiko tidak akan pernah bersikap baik pada Athaya si gadis yang terkenal dengan followers Instagram terbanyak di kampus ini. Mereka adalah air dan minyak yang tidak bisa di satu kan, persis seperti teluk alaska yang mempunyai dua air dengan kandungan berbeda.
Tidak ada yang tahu apa permasalahan dari keduanya. Padahal mereka adalah satu tim. Athaya klub pemandu sorak dan Zaiko klub basket. Itu kombinasi yang baik untuk mereka.
Namun banyak orang telah menyadari bahwa mereka tidak akrab bahkan bermusuhan. Maksudnya jika tidak dekat setidaknya mereka tidak kenal satu sama lain, tapi banyak orang melihat mereka bertengkar sampai bercekcok karena suatu hal. Bukan kah itu sangat aneh?
"Sumpah, kenapa sih lo selalu kedapatan adu mulut sama Zaiko?" tanya Miranti heran.
Bukan hanya Miranti yang penasaran. Tiffany dan Pinky pun begitu. Mereka saling menatap, dan memfokuskan tatapan pada Athaya yang diam saja.
Sejak beberapa detik yang lalu tatapan Athaya tertuju pada sosok laki-laki yang sedang bermain basket di lapangan. Kebetulan kelas Athaya sudah berakhir setengah jam yang lalu membuatnya jadi bebas kemanapun.
Tetapi jika boleh memilih Athaya tidak mau pergi kelapangan jika bukan karena sahabat dan kegiatan klub pemandu sorak.
Ia malas melihat sosok itu lagi. Sosok Zaiko yang setiap hari selalu berada di lapangan ini.
"Heh oncom!" Miranti membuyarkan lamunan Athaya.
"Lo kenapa?" Kini giliran Tiffany yang bertanya. "Dendam banget sama Zaiko?"
"Gak usah bahas itu," balas Athaya.
"Btw Zaiko ngeliatin lo, Tha..." ucap Pink pelan sembari menyenggol lengan Athaya.
Athaya sontak berkedip. Bola mata almond miliknya bergulir melihat sosok Zaiko di tengah lapangan basket. Jelas sekali Zaiko tengah menatapnya walaupun dari kejauhan. Mata berbentuk monolid itu seperti tengah berbicara padanya. Mungkin jika bisa bersuara mata itu mengatakan kalimat seperti ini: ngapain lo di sini? Pergi!
Begitu kira-kira.
Tentu juga diiringi nada khas Zaiko ketika sedang mengoceh.
Oleh sebab itu Athaya menghela nafas pendek. "Gue balik duluan. Mommy nunggu di rumah."
"Yah... Gak mau nonton lebih lama nih? Belum selesai loh latihannya, keringet cogan belum keluar," kata Miranti kecewa.
"Cowok mulu di otak lo!" ketus Tiffany heran.
Miranti merengut kesal. "Bagus gue mikirin cowok. Dari pada enggak? Lesbi yang ada!" balasnya tak kalah ketus.
"Mulai-mulai..." sindir Pinky.
Sedangkan Athaya menghela nafas panjang. "Gue cabut, deh."
Athaya melangkah santai meninggalkan lapangan khusus basket. Gadis berusia 19 tahun itu tampak tak gentar berjalan sendirian di tengah ramainya koridor kampus. Meskipun predikat sebagai 'si angkuh' di kampus ini kian meluas Athaya tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Yours
Teen FictionPacaran sama tetangga sendiri??? Jangan pernah ngelakuin itu kalau gak mau senasib sama Athaya! Penasaran?? Langsung baca aja😾 •••• No COPY!! BISA JALUR HUKUM SOLUSINYA. ⚠️WARN 21+ ©ry.hime