Ia bisa merasakan angin malam menerpanya, membuat helaian rambut berwarna abu-abu kecoklatan nya tersibak angin.
Memasuki area kosan, hal pertama yang ia lihat adalah sang ibu kos yang berjalan menjauhi kamar sang adik.
"Malam Bu" sapa gadis itu ramah, saat sudah berada di dekat wanita itu.
Sang ibu kos menoleh saat mendengar suara sang gadis "eh malam juga Nala, baru pulang kerja kah?" Balas sang ibu kos.
Gadis itu atau yang sudah ketahui bernama Nala, tersenyum kepada sang wanita itu "iya nih buk... Oh iya tadi ibuk dari kamar Rena ya?" Tanya nya dengan nada yang masih sama
"Oh iya nih, tadi ibuk nagih uang kossan ke dia" ucap ibu kos.
Nala mengangguk mengerti, sebelum merogoh tas selempang nya mencari sesuatu "nih buk, saya bayar uang kos Rena sebulan dulu ya" ucapnya memberikan amplop yang berisi uang itu kepada sang ibu kos
Melihat itu membuat sang ibu kos segan untuk mengambil amplopnya "ambil saja buk, saya juga sudah melunasi uang kos saya kan?" Lanjut gadis itu saat melihat ekspresi sang ibu kos
Menghela nafas akhirnya sang ibu kos menerima amplop berisikan uang itu "yaudah terimakasih ya Nala" ucap ibu kos, mereka berbincang bincang dulu sebelum wanita paruh baya itu pergi.
"Rena ini kakak" panggil Nala mengetuk pintu kamar sang adik dengan pelan
Suara langkah kaki terdengar dari balik pintu "iya sebentar kakk" ucap gadis yang berada di dalam kamar, sebelum pintu nya terbuka pelan
Nala tersenyum saat melihat wajah sang adik yang menurutnya sangat lah manis, "kamu udah makan belum? Kakak bawain makanan nih" ucap Nala menunjukkan bungkusan yang ia tenteng sejak tadi
Nala berjalan masuk ke dalam kamar sang adik "wahh pas banget aku belum makan kakk" ucap Rena, berjalan mengikuti sang kakak setelah menutup pintu kamarnya.
Keduanya kini duduk secara lesehan di atas karpet, Nala membukan bungkusan itu memperlihatkan dua bungkus sate kacang yang tadi ia beli sebelum pulang
Nala memperhatikan wajah sang adik yang sedang mengunyah lontong "kamu gapapa?" Tanya nya kepada Rena
"Ah- uh..." Rena menatap segala arah kecuali sang kakak
Nala menghela nafas pelan "kenapa?" Tanyanya lagi
Rena menghembuskan nafas pasrah "aku dipecat" Rena berucap pelan dengan nada sedikit merengek
Nala tentu saja kaget mendengar itu "loh? Kok bisa?? Bukannya kamu kerjanya bagus ya?" Tanyanya bingung
Mendengar pertanyaan sang kakak, membuat Rena merengek "itu yang aku gak tau!" Ucap Rena dengan nada mengadu.
Malam itu dihabiskan dengan Rena yang misuh misuh tidak terima dan Nala yang mendengarkan semua protes sang adik, membuatnya menginap di kamar Rena
◈
◈
◈
◈
◈
◈
◈
◈
◈
◈
◈
◈
◈
Pagi telah datang dan kedua saudari itu masih tidur lelap, sebelum suara teriakan alarm Nala yang berisik bersuara membuat sang empu bangun.
YOU ARE READING
𝑯𝒚𝒑𝒆𝒓𝒕𝒉𝒚𝒎𝒆𝒔𝒊𝒂- kosan 95
Fanfiction𝙃𝙮𝙥𝙚𝙧𝙩𝙝𝙮𝙢𝙚𝙨𝙞𝙖 (n.) 𝐀𝐧 𝐚𝐛𝐢𝐥𝐢𝐭𝐲 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐚𝐥𝐥𝐨𝐰𝐬 𝐩𝐞𝐨𝐩𝐥𝐞 𝐭𝐨 𝐫𝐞𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐧𝐞𝐚𝐫𝐥𝐲 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲 𝐞𝐯𝐞𝐧𝐭 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞𝐢𝐫 𝐥𝐢𝐟𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐠𝐫𝐞𝐚𝐭 𝐩𝐫𝐞𝐜𝐢𝐬𝐢𝐨𝐧 kosan 95 x F!oc