Kiara Meiva Anjani
Gadis kelahiran Surabaya, 11 April 2003 yang membuat banyak kaum hawa iri karena dirinya mempunyai paras yang sangat cantik. Tidak hanya cantik, Kiara juga berasal dari keluarga mampu. Kedua orangtuanya adalah pebisnis yang sukses dan berhasil. Dengan apa yang ia punya, tentu Kiara bisa mendapatkan semua yang ia mau dengan mudah. Semua orang menilai jika hidup Kiara adalah definisi dari kata 'sempurna'. Tanpa mereka tau apa yang terjadi sebenarnya.
Faktanya, terlahir dengan wajah cantik dan hidup dalam gelimang harta tidak menjamin yang namanya kebahagiaan. Benar, Kiara tidak pernah mengalami kesulitan dalam hal finansial. Kiara juga tidak pernah kurang akan pujian, meskipun Kiara sendiri juga tidak berharap untuk hal itu. Orang-orang disekitarnya yang selalu memberinya pujian tanpa diminta. Sejak kecil Kiara selalu mendapatkan semuanya kecuali satu, kasih sayang. Orang tuanya yang seorang pebisnis, membuat mereka sibuk dengan pekerjaannya. Selalu pergi keluar kota dan pulang kerja saat sudah larut malam, waktu mereka habis hanya untuk bekerja. Tanpa mereka sadar bahwa putri semata wayangnya membutuhkan kasih sayang dan perhatian.
Awal SMP bukan hal yang baik untuk Kiara. Dirinya yang mengharapkan kasih sayang malah harus dihadapkan dengan perceraian kedua orangtuanya. Papanya yang berselingkuh dengan sekretarisnya membuat mamanya mengajukan gugatan cerai. Dan karena saat itu Kiara masih dibawah umur, maka hak asuh atas dirinya jatuh ke tangan mamanya. Kiara tinggal bersama mamanya di Bandung, dan papanya menetap di Surabaya.
Seumur hidup, Kiara selalu merasakan yang namanya kesepian, dan yang paling parah adalah pasca perceraian kedua orangtuanya. Karena setelah pindah ke Bandung, ia juga kehilangan sahabatnya. Di Bandung Kiara mendapatkan banyak teman, namun sayang tidak sebaik dan setulus sahabatnya saat di Surabaya. Dan hal itulah yang membuat Kiara tetap merasakan yang namanya kesepian.
Hingga akhirnya, saat duduk di bangku kelas 12 SMA Kiara bertemu dengan seorang laki-laki yang berhasil memikat hatinya. Untuk pertama kalinya, Kiara merasakan yang namanya jatuh cinta. Diantara banyak laki-laki yang mendekatinya, hanya dia yang berhasil mendapatkan hati Kiara. Cara bicaranya yang lembut dan perhatian tulus yang diberikan, berhasil membuat Kiara jatuh cinta. Hubungan keduanya pun terus berlanjut, berjalan dengan baik sampai keduanya lulus dan masuk ke dunia perkuliahan.
Masuk ke semester 2, Kiara dan kekasihnya melangkah lebih maju dalam hubungan mereka. Status pacar kini berubah menjadi tunangan. Tentu saja hal itu membuat Kiara sangat bahagia. Ditambah dengan kebahagiaan yang lainnya, mamanya kini juga lebih sering berada di rumah. Sungguh Kiara merasa bahagia dan sangat bersyukur, karena dirinya tidak akan lagi mengalami yang namanya kesepian. Tanpa Kiara sadari bahwa hal besar telah terjadi dibelakangnya. Tunangan yang sangat dicintainya telah berselingkuh dengan ibu kandungnya. Fakta menyakitkan telah menghunus hati Kiara. Kiara yang terlalu lugu menganggap bahwa keakraban diantara keduanya adalah arti dari restu sang mama. Kiara sama sekali tidak mengira jika dirinya akan mendapatkan kejutan sebesar ini. Sungguh ini lebih sakit daripada saat dia menghadapi perceraian kedua orangtuanya.
"Kiara! Mau kemana kamu?"
"Bukan urusan Anda."
"Mau ikut dengan bajingan itu?"
"Siapa yang Anda sebut bajingan? Jika yang Anda sebut bajingan adalah ayah saya, maka saya rasa Anda lebih bajingan daripada dia."
"Kiara! Mama yang sudah melahirkan kamu, apa pantas kamu berbicara seperti itu?"
"Bicara pantas, apa lo juga pantas nikah sama tunangan anak lo sendiri? DIMANA HATI NURANI LO BITCH!" Nafas Kiara tercekat, di dalam hatinya ia merasakan rasa perih yang amat sangat. Mati-matian Kiara berusaha menahan air matanya. Dalam seumur hidup, ini adalah kali pertama Kiara berbicara kasar kepada mamanya. Kiara tau ini salah, dan tidak seharusnya ia berbicara seperti itu. Namun apa daya, Kiara sungguh sakit hati dengan fakta yang menimpanya.
Plakk!
"Jaga mulut lo! Jangan ngomong kasar sama ibu lo!"
"Faktanya dia emang gak lebih baik dari seorang jalang!"
Plakk!!
Satu tamparan lagi kini mendarat di pipi Kiara yang lain, dan kali ini tamparannya terasa lebih keras.
Kiara berdecih, menyeka darah yang keluar dari ujung bibirnya. Saking kerasnya tamparan tunangannya- ah ralat mantan tunangannya. Saking kerasnya tamparan yang diberikan oleh mantan tunangannya, kini pipinya terasa ngilu dan juga perih. Tapi itu sama sekali tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan luka yang ada di hatinya.
Siapa yang tidak sakit hati saat mengetahui tunangannya berselingkuh dengan ibu kandungnya sendiri. 5 bulan umur pertunangan mereka, Kiara melihat sendiri tunangannya dan ibunya sedang berhubungan layaknya suami istri. Cihh! Sungguh menjijikan. Bahkan kini ibunya juga tengah mengandung anak dari mantan tunangannya.
Jika tunangannya itu bosan dan ingin selingkuh, mengapa harus dengan ibu kandungnya? Apa tidak ada wanita lain selain ibu kandungnya? Mengapa mereka juga sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Kiara, dan bagaimana sakit hatinya Kiara saat mengetahui hal ini. Sungguh Kiara tidak paham dengan jalan pikiran keduanya.
Hanya orang gila yang tega membunuh anaknya. Lalu sebutan apa yang pantas Kiara berikan untuk ibunya yang telah tega merebut tunangan anaknya sendiri?
Dengan rasa perih yang masih terasa di pipinya, Kiara mendongak untuk menatap laki-laki brengsek yang berdiri di hadapannya. Tatapan nanarnya menelisik objek yang ada di depannya. Kiara berharap ia bisa melihat raut wajah bersalah atau menyesal dari laki-laki yang amat dicintainya itu. Namun nihil, Kiara tidak menemukannya. Kiara sama sekali tidak melihat adanya raut bersalah atau menyesal, yang ia lihat hanya senyuman penuh kebahagiaan. Membuat dadanya kian nyeri bagai terhimpit batu besar. Kiara tertawa miris, menertawakan kebodohan dan juga nasibnya yang sangat menyedihkan.
Kiara berbalik badan, melangkah pergi meninggalkan rumah yang sudah ia tinggali selama lebih dari 6 tahun ini. Meski berat namun ia juga tidak bisa bertahan disini. Hatinya terlalu sakit jika harus melihat orang yang sangat dicintainya bermesraan dengan ibu kandungnya sendiri. Andai Kiara tahu jika akan seperti ini, saat itu ia akan lebih memilih untuk ikut bersama papanya. Tapi setelah kejadian ini Kiara juga tidak akan kembali kepada papanya. Kiara lebih memilih untuk hidup sendiri. Baginya hidup sendiri adalah yang terbaik. Kiara tidak akan takut kesepian karena itu sudah menjadi makanannya. Dan baginya, kesepian jauh lebih baik daripada rasa sakit hati karena dikhianati.
Kiara benci kesepian, tapi Kiara lebih benci penghianatan.
Halo! Kenalan dulu nih sama Kiara
Part selanjutnya mungkin bakal aku kenalin sama Yoga. Tapi sebelum itu jangan lupa voment ya! Mohon dukungannya karena sebenarnya aku juga agak takut nulis cerita ginian wkSee u in the next part!
Teubye!
KAMU SEDANG MEMBACA
Denial • Yoshi x Karina
ФанфикKiara always denies her own feelings, and Yoga always finds ways to make Kiara want to be honest with her feelings.