sederhana

2.3K 94 0
                                    

Mereka bertiga sudah sampai di lanal TNI AL, sesampainya di gerbang batalyon tni al mereka pun menuju ke rumah dinas ayah zahra.

"Zahra kangen sama rumah biru inii." ucap zahra sambil melihat sekeliling rumah dinas yang tersusun rapi.

Fadya yang mendengar itu pun sontak langsung mengomentari omongan kakaknya.

"Elehh kek ga pernah tinggal disini aje." ucap fadya.

"Bukannya ga pernah, tapi mba uda lama tinggal di rumdin mba yang baru. jadi jarang ke sini." ucap zahra.

Ali terkekeh mendengar obrolan Zahra dan fadya "Bentar lagi kamu juga bakal pindah dek, nanti juga gak pasti kamu bakalan se batalyon sama mba Zahra." ucap Ali.

"Lohh kenapa gitu?." ucap fadya.

"Karna bulan depan Farhan naik pangkat, kalau sudah pengajuan biasanya dia bakal di tempatkan di tempat dinas barunya." ujar Ali.

Fadya merasa sedih karna dirinya harus siap untuk ditempatkan dinas bersama Farhan nanti. padahal impiannya dari dulu setelah mempunyai keluarga masing - masing tetap tak ingin jauh dari zahra.

"Udaa ahhh, dah nyampe rumah ayahh,, zahra mo keluar dluann." ujar zahra.

Zahra keluar dari mobil.

Saat fadya ingin turun juga mendadak Ali memanggilnya "Dek?." ucap Ali.

"Iya kak kena-?."

"Kamu sudah yakin mau nikah sama Farhan?." lagi - lagi Ali memotong ucapan fadya.

Fadya tak menjawabnya, melainkan dirinya langsung beranjak keluar dari mobil.

Ali hanya menggelengkan kepalanya dan merasa heran akan sifat fadya.

"AYAHHHH, BUNDAAAAA." ucap zahra sambil teriak memanggil orang tuanya.

Bunda alin pun keluar dari dapur dan menyambut anaknya datang "Hmmm anak bundaa, lain kali salam dulu ya sayangg." ujar bunda alin sambil mencium Zahra.

"Heheee iya bunnn, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Ali pun mengikuti zahra dan salim pada mertuanya, mereka pun duduk di kursi ruang tamu.

"Yahhh, Zahra kangen bangettt sama ayahhh." ujar zahra yang duduk di samping ayah Bagas.

Bagas mencium kening zahra akan rasa kasih sayang kepada anaknya.

"Mba Zahra ga kangen reza?." ujar reza yang baru keluar dari kamarnya.

"Duhhh rezaa, dahh gede aja kamuu." ucap zahra.

"Kayak ga pernah ketemu aja, btw junior nya yang di perut cewek apa cowok mba?." tanya reza pada zahra.

"Mba belum tau jugaa." ucap zahra.

Ayah Bagas yang tadinya hanya diam akhirnya dirinya membuka suara "Oh iya bentar lagi kan Ali satgas, zahra mau tinggal disini apa disana?." ucap Bagas.

"Kok ayah uda tau kalo mas ali mau satgas?." ucap zahra.

Bagas terkekeh mendengar ucapan zahra "Kamu lupa ya nak? ayah kan TNI juga." ucap Bagas.

"Ohh iya Zahra lupaa deng." ujar zahra sambil menggaruk tengkuknya.

Ali dan yang lainnya pun hanya ikut tersenyum "Ya gimana ya yah, saya sih pengennya zahra disini saja biar ada temannya, tapi kan juga sudah menjadi istri abdinegara yang ditinggal satgas harus bisa mandiri." ujar Ali.

Bagas merasa bangga dengan pola pikir Ali yang selalu positif dalam menjawab suatu pertanyaan apapun itu.

"Yaudah kalo begitu, tapii kalo ada apa - apa tinggal calling bunda atau rumah aja yaa sayang." ucap bunda Alin pada Zahra.

Aku Kamu Dan Negara [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang